Art Studio “Forum For Music, Dance and Visual Art

(1)

ART STUDIO

“FORUM FOR MUSIC, DANCE AND VISUAL ART”

(ARSITEKTUR EKSPRESIONIS)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008 / 2009

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh

EVA DELA ROSA

040406048

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2009


(2)

   

ART STUDIO

“FORUM FOR MUSIC, DANCE AND VISUAL ART”

( ARSITEKTUR EKSPRESIONIS )

Oleh : EVA DELA ROSA

040406048

Medan, Juni 2009

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT Firman Eddy, ST. MT. 

Pembimbing I

Hilma Tamiami, F. ST. MSc.  Pembimbing II


(3)

NIP. 132 206 820

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Eva Dela Rosa

NIM : 040406048

Judul Proyek Tugas Akhir : Art Studio, “Forum for Music, Dance and Visual Art”

Tema : Arsitektur Ekspresionis

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Juni 2009

A B+ B

C+

C D E

Ketua Departemen Arsitektur, 

     

Koordinator TGA‐490,   

   


(4)

   

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena berkat ridho dan perkenan-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana arsitektur. Berbagai hambatan dan ujian penulis hadapi selama pengerjaan laoran, namun dengan usaha keras dan berpasrah diri kepada-Nya, akhirnya laporan dengan judul Art Studio “Forum For Music, Dance and Visual Art” dapat diselesaikan dengan semaksimal mungkin.

Laporan ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan, curahan perhatian, serta doa dari Kedua orang tua, Hasnan Hamzah dan Delila Baswel. Beliau berdua yang menjadikan motivasi untuk dapat segera menyelesaikan laporan dan perancangan dengan semaksimal mungkin.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Firman Eddy, ST. MT. selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar terus memberikan bimbingan, masukan, dan dukungan dalam pengerjaan laporan dan perancangan gambar.

2. Ibu Hilma Tamiami, ST. Msc. selaku dosen pembimbing II yang juga turut memberikan rangsangan kreativitas serta arahan dalam proses perancangan.

3. Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy loebis. M.phil, P.hD. dan Bapak Devin Defriza. ST, MT. selaku dosen penguji yang turut memberikan masukan serta kritik yang sangat berguna.

4. Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2008/2009.

5. Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

6. Saudara tercinta, Tommy , Jack dan Fadhly yang selalu memberikan semangat.Kak Kesy dan keponakanku Zhia atas doanya. Seluruh keluarga besar Hamzah, Kakek dan Nenek, Tante Eva dan Om Firman terima kasih atas doa dan semangat yang tak henti-hentinya. Spesial untuk Ula Halleysa Iswara, yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan masukan beserta keluarga.


(5)

7. Teman-teman yang selalu membantu tanpa pamrih. Aulia Putra, Deva Sandy, Annisa Medina Lubis, Dinda Musfirah, Richie Kurniawan, Ulinata, Devy dan Era atas segala bantuan yang telah diberikan.

8. Teman-teman Maya, Wiwik, Asrul, Ismat, Iir, Syukur, Nanda dan Wan. Teman-teman Kos, Kak Yolanda, Feby dan Devy. Teman-teman angkatan 2004, 2003, dan adik-adik 2005, dan 2007.

9. Teman-teman satu bimbingan, Andika dan Yenfenni, terimakasih untuk motivasi dan kebersamaannya selama studio.

Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan (karena yang sempurna hanya Allah S.W.T. semata). Namun demikian dari ketidaksepurnaan ini terbesit suatu harapan agar laporan ini bermanfaat – paling tidak – sebagai bahan informasi dalam dunia arsitektur.

Medan, Juni 2009

Penulis  

       


(6)

   

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

... i

DAFTAR ISI ...

iii

DAFTAR TABEL ……...……… viii

DAFTAR GAMBAR ……….. x

DAFTAR DIAGRAM ………

xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan dan Manfaat ... 4

1.2.1. Tujuan Proyek ... 4

1.2.2. Manfaat Proyek... 4

1.3. Perumusan Masalah ... 5

1.4. Lingkup dan Batasan masalah ... 5

1.5. Metode Pendekatan ... 5

1.5.1. Metoda Pengumpulan Data ... 5

1.6. Kerangka Berpikir ... 6


(7)

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK

2.1. Pengertian Judul ... 10

2.2. Tinjauan Umum ... 12

2.2.1. Tinjauan Terhadap Kesenian ... 12

2.2.1.1. Pengertian Kesenian ... 12

2.2.1.2. Jenis dan Bentuk Kesenian ... 13

2.2.2. Tinjauan Terhadap Performing Arts ... 14

2.3. Lokasi ... 15

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 15

2.3.2. Pemilihan Lokasi ... 18

2.3.3. Analisa dan Penetapan Pemilihan Lokasi ... 19

2.3.3.1. Analisa dan Penetapan Pemilihan Lokasi ... 19

2.3.3.2. Alternatif Lokasi Proyek ... 22

2.3.3.3. Penilaian Pemilihan Lokasi ... 23

2.3.4. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek ... 24

2.3.4.1. Lokasi Proyek ... 26


(8)

   

2.4.1. Deskripsi Pengguna, Karakter Kegiatan, dan Kelompok Kegiatan . 31

2.4.1.1. Pengguna ... 31

2.4.1.2. Karakter Kegiatan ... 32

2.4.1.3. Kelompok Kegiatan ... 32

2.4.1.4. Kelompok Kegiatan Pengelola ... 32

2.4.1.5. Kelompok Kegiatan Berdasarkan Jenis Kegiatan ... 32

2.4.2. Deskripsi Perilaku ... 33

2.4.2.1. Deskripsi Pemakai & Aktivitas ... 33

2.4.2.2. Deskripsi Kegiatan ... 33

2.3.2.3. Deskripsi Alur Kegiatan ... 54

2.4.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang .... ... 56

2.5. Studi Banding Proyek Sejenis ... 60

2.5.1. Proyek Sejenis ... 60

2.5.1.1. Wulan Dance Academy ... 60

2.5.1.2. 3rd Ward Studio ... 61

2.5.1.3.Esplanade, Singapura ... 62

2.5.1.4. Gelanggang Generasi Muda Bandung ... 66


(9)

BAB 3 ELABORASI TEMA

3.1. Alasan Pemilihan Tema ... 72

3.2. Tinjauan Umum ... 72

3.2.1. Pengertian Ekspresionisme ... 72

3.2.2. Ekspresionisme Secara Umum ... 73

3.2.3. Karakteristik Ekspresionisme ... 74

3.3. Interpretasi Tema ... 75

3.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 76

3.4.1. Einstein Tower by Eric Mendelson ... 76

3.4.2. Eero Saarinen, Twa Building, New York ... 77

3.4.3. Guggenheim Museum Bilbao, Spain ... 77

BAB 4 ANALISA

4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 78

4.1.1. Analisa Lokasi Tapak dalam Skala Kota ... 78

4.1.2. Analisa Tapak dalam Lingkungan Kawasan ... 79

4.1.3. Analisa Ukuran Tapak dan Batas Tapak ... 79

4.1.4. Analisa Jarak dan Waktu Tempuh ... 80


(10)

   

4.1.6. Analisa Pencapaian ... 81

4.1.7 Analisa Menju Tapak... 82

4.1.8. Analisa View dari Tapak ... 82

4.1.9. Analisa Garis Langit ... 83

4.1.10. Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 84

4.1.11. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki... 85

4.1.12. Analisa Pola Arsitektur Bangunan ... 86

4.1.13. Analisa Vegetasi ... 86

4.1.14. Analisa Matahari ... 87

4.1.15. Analisa Kebisingan ... 87

4.1.16. Analisa Utilitas... 88

4.1.17. Analisa Drainase ... 88

4.2. Analisa Fungsional... 89

4.2.1. Program dan Besaran Ruang ... 89

BAB 5 KONSEP

5.1. Konsep Ruang Luar ... 101

5.1.1. Entrance Tapak ... 101


(11)

5.1.3. Sirkulasi Kendaraan ... 102

5.2. Konsep Ruang Dalam ... 103

5.2.1. Zoning dan Sirkulasi ... 103

5.2.2. Pencahayaan ... 105

D A F T A R T A B E L

Halaman Tabel 1.1. Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan ... 3

Tabel 1.2. Pengeluaran rata-rata penduduk Medan untuk kegiatan seni ... . 3

Tabel 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... . 17

Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan ... 18

Tabel 2.3. Penilaian Pemilihan Lokasi ... 19

Tabel 2.4. Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan ... 29

Tabel 2.5. Pengeluaran Penduduk Kota Medan untuk Kegiatan Seni ... 30

Tabel 2.6. Tinggi Rata-rata Manusia ... 43

Tabel 2.7. Kebutuhan Ruang ... ... 56

Tabel 2.8. Program-program Kegiatan ... 67

Tabel 4.1. Program dan Besaran Ruang ... 89

Tabel 4.2. Program dan Besaran Ruang Studio Tari ... 91


(12)

   

Tabel 4.4. Program dan Besaran Ruang Studio Fotografi ... 93

Tabel 4.5. Program dan Besaran Ruang Ruang pameran ... 94

Tabel 4.6. Program dan Besaran Ruang Ruang Publik ... 94

Tabel 4.7. Program dan Besaran Ruang Auditorium ... 95

Tabel 4.8. Luasan Fasilitas Kantor Pengelola... 96

Tabel 4.9. Luasan Fasilitas Perpustakaan ... 96

Tabel 4.10. Luasan Ruang M.E. ………... 97

Tabel 4.11. Luasan Ruang Musholla ……… 96

Tabel 4.12. Luasan Fasilitas Penunjang Café ……….. 98

Tabel 4.13. Luasan Fasilitas Ruang Art Centre Shop ..……… 99


(13)

D A F T A R GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tari Kontemporer ... 3

Gambar 2.2. Peta Indonesia ... 16

Gambar 2.3. Peta Sumatera ... 16

Gambar 2.4. Peta Lokasi Medan ... 16

Gambar 2.5. Titik Sebaran Sanggar-sanggar Besar di Kota Medan ... 20

Gambar 2.6. Pengembangan Pembangunan Kota Medan ... 21

Gambar 2.7. Peta Lokasi Proyek ... 26

Gambar 2.8. Kondisi Batas-batas Eksisting Site ... 27

Gambar 2.9. Kondisi Batas-batas Eksisting Site ... 28

Gambar 2.9. Kelas Teori Gitar ... ... 33

Gambar 2.10. Studio Gitar ... ... 34

Gambar 2.11. Studio Bass ... ... 34

Gambar 2.12. Studio Drum ... ... 34

Gambar 2.13. Studio Keyboard ... ... 34

Gambar 2.14. Studio Biola ... ... 35

Gambar 2.15. Studio Vokal ... ... 35

Gambar 2.16. Studio Latihan ... ... 35


(14)

   

Gambar 2.18. Tari Tradisional ... ... 36

Gambar 2.19. Tari Kreasi dan Hip-hop ... ... 37

Gambar 2.20. Tari Salsa ... ... 37

Gambar 2.21. Tari Waltz ... ... 38

Gambar 2.22. Tari Latin ... ... 38

Gambar 2.23. Studio Tari ... 38

Gambar 2.24. Bentuk Studio Tari ... 39

Gambar 2.25. Suasana Kelas Teori Melukis ... 40

Gambar 2.26. Suasana Kelas Teori Melukis ... 40

Gambar 2.27. Suasana Ruang Gelap ... 41

Gambar 2.28. Suasana Ruang Pencetakan Foto Digital ... 41

Gambar 2.29. Suasana Kelas Teori Foto Digital ... 42

Gambar 2.30. Suasana Galery ... 43

Gambar 2.31. Jarak Pandang terhadap Lukisan ... 44

Gambar 2.32. Sudut Pandang Lukisan ... 44

Gambar 2.33. Kemampuan Gerak Anatomi Manusia ... 45

Gambar 2.34. Auditorium ... 49

Gambar 2.35. Sudut Pandang Penonton ... 49

Gambar 2.36. Posisi Kursi ... 51

Gambar 2.37. Posisi Kursi ... 51


(15)

Gambar 2.39. Music Shop ... 53

Gambar 2.40. Kegiatan di 3rd Ward Studio ... 61

Gambar 2.41. Esplanade pada Siang dan Malam Hari ... 62

Gambar 2.42. Peta Esplanade ... 63

Gambar 2.43. Penataan Kursi Pada Auditorium Concert Hall ... 64

Gambar 2.44. Shopping Mall dan Ruang Luar Esplanade ... 65

Gambar 3.1. Eksterior Einstein Tower ... 76

Gambar 3.2. Eksterior Eero Saarinen ... 77

Gambar 3.3. Eksterior Guggenheim Museum Bilbao ... 77

Gambar 4.1. Lokasi tapak dalam skala kota dan region ... 78

Gambar 4.2. Analisa Ukuran Tapak dan Batas-Batas Tapak ... 79

Gambar 4.4. Analisa Jarak dan Waktu Tempuh ... 80

Gambar 4.5. Analisa Zoning dan Tata Guna Lahan ... 80

Gambar 4.6. Analisa Pencapaian ... 81

Gambar 4.7. Analisa View Menuju Tapak ... 82

Gambar 4.8. Analisa View dari Tapak ... 82

Gambar 4.9. Analisa View dari Tapak ... 83

Gambar 4.10. Analisa Garis Langit ... 83

Gambar 4.11. Garis Langit ... 84

Gambar 4.12. Analisa Sirkulasi Kendaraan ... 84


(16)

   

Gambar 4.14. Tampak Bangunan yang ada di Sekitar Tapak ... 86

Gambar 4.15. Analisa Vegetasi ... 86

Gambar 4.16. Analisa Matahati ... 87

Gambar 4.17. Analisa Kebisingan ... 87

Gambar 4.18. Analisa Utilitas ... 88

Gambar 4.19. Analisa Drainase ... 88

Gambar 5.1. Konsep Entrance ... 101

Gambar 5.2. Konsep Zoning Tapak ... 102

Gambar 5.3. Konsep Sirkulasi Kendaraan ... 102

Gambar 5.4. Konsep Zoning dan Sirkulasi Ruang Dalam Lantai 1 ... 103

Gambar 5.5. Konsep Zoning dan Sirkulasi Ruang Dalam Lantai 1 ... 103

Gambar 5.6. Konsep Zoning dan Sirkulasi Ruang Dalam Lantai 1 ... 104

Gambar 5.7. Konsep Zoning dan Sirkulasi Ruang Dalam Lantai 4... 104

Gambar 5.8. Konsep Zoning dan Sirkulasi Ruang Dalam Basement ... 105

Gambar 5.9. Konsep Pencahayaan ... 105

Gambar 5.10. Konsep Awal Massa ... 106

Gambar 5.11. Konsep Bentuk Dasar Bangunan ... 107

Gambar 5.12. Konsep Bahan Bangunan ... 107

Gambar 5.13. Konsep Struktur ... ... 108

Gambar 6.1. Ground Plan ... ... 109


(17)

Gambar 6.3. Denah Lantai 2... ... 111

Gambar 6.4. Denah Lantai 3... ... 112

Gambar 6.5. Denah Lantai 4... ... 113

Gambar 6.6. Denah Basement ... ... 114

Gambar 6.7. Tampak Depan dan Belakang ... 115

Gambar 6.8. Tampak Samping Kiri dan Samping Kanan ... 116

Gambar 6.9. Potongan ... ... 117

Gambar 6.10. Rencana Pondasi ... 118

Gambar 6.11. Rencana Pembalokan Lantai 1 ... 119

Gambar 6.12. Rencana Pembalokan Lantai 2 ... 120

Gambar 6.13. Rencana Pembalokan Lantai 3 ... 121

Gambar 6.14. Rencana Pembalokan Lantai 4 ... 122

Gambar 6.15. Rencana Elektrikal ... ... 123

Gambar 6.16. Rencana Plumbing ... ... 124

Gambar 6.17. Rencana AC ... ... 125

Gambar 6.18. Rencana Kebakaran ... ... 126

Gambar 6.19. Detail ... ... 127

Gambar 6.20. Perspektif Eksterior 1 ... ... 128

Gambar 6.21. Perspektif Eksterior 2 ... ... 128

Gambar 6.22. Perspektif Eksterior 3 ... ... 129


(18)

   

Gambar 6.24. Perspektif Eksterior 5 ... ... 130

Gambar 6.25. Perspektif Eksterior 6 ... ... 130

Gambar 6.26. Perspektif Eksterior 7 ... ... 131

Gambar 6.27. Perspektif Eksterior 8 ... ... 131

Gambar 6.28. Perspektif Eksterior 9 ... ... 131

Gambar 6.29. Perspektif Eksterior 10 ... ... 132

Gambar 6.30. WiFi Area ... ... 132

Gambar 6.31. Interior Galeri ... ... 133

Gambar 6.32. Perspektif Cafe ... ... 133

Gambar 6.33. Perspektif Selasar Studio Fotografi ... 134

Gambar 6.34. Perspektif Interior Perpustakaan ... 134


(19)

D A F T A R DIAGRAM

Halaman

Diagram 1.1. Kerangka Berfikir ... 7

Diagram 2.1. Jumlah Sanggar ... 31

Diagram 2.2. Presentase Kesenian yang Sering Ditonton ... 31

Diagram 2.3. Alur Sirkulasi Anggota ... ... 54

Diagram 2.4. Alur Sirkulasi Staff Pengajar ... ... 55

Diagram 2.5. Alur Sirkulasi non Akademik ... ... 55

Diagram 2.6. Alur Sirkulasi Tamu ... ... 56


(20)

   

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Seni, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru, mengikuti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

Berkesenian adalah salah satu ekpresi proses kebudayaan manusia. kesenian adalah salah satu ciri utama suatu kebudayaan1. Bagi manusia kesenian memiliki dua dimensi, yaitu dimensi budaya (pemerdekaan diri) dan dimensi fungsional (kegunaan, efisiensi, teknis dan komersil). Manusia ingin menikmati dan membagikan pengalaman estetis dalam kehidupannya, sehingga berkesenian menjadi penting dalam hidup.

Dengan semakin tingginya apresiasi masyarakat khususnya remaja di bidang seni, terutama seni musik, seni tari dan seni komunikasi visual seperti seni lukis dan fotografi, tentunya diperlukan wadah yang bersifat menghibur dan mendidik (edu-tainment). Karena pada umumnya masa remaja merupakan masa-masa pencarian jati diri seseorang. Pada masa ini, lingkungan pergaulan memiliki peranan yang sangat besar dalam perkembangan emosi dan pikiran seseorang. Lingkungan pergaulan ini dapat berupa lingkungan alami maupun lingkungan binaan (bangunan/arsitektur). Remaja adalah generasi muda suatu komunitas, kelompok, dan bangsa yang sangat perlu dibina dan dikembangkan potensinya demi kelangsungan kelompok, komunitas, dan terutama bangsanya. Untuk itu perlu adanya sebuah wadah yang mampu menampung kreatifitas yang dimilikinya agar terarah ke hal-hal yang positif dan tidak terjerumus ke hal-hal negatif dari lingkungan sekitarnya. Kreatifitas yang dimiliki remaja pada umumnya tidak hanya terlihat pada segi kognitif seperti prestasi-prestasi dibidang ilmu pengetahuan alam dan terapan, tapi juga pada segi afektif yang sangat erat dengan optimalisasi penggunaan otak kanan, contohnya kegiatan-kegiatan seni. Karena itu dengan adanya suatu wadah yang memadai dengan fasilitas yang lengkap, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan bakat serta mendorong minat masyarakat terutama para remaja dalam bidang seni dan budaya.

      


(21)

Bagi masyarakat terutama remaja yang berminat pada seni dan seniman, kegemaran akan seni dapat dijadikan pegangan hidup apabila karya seni yang dihasilkan mempunyai nilai jual yang tinggi dan dapat diterima oleh masyarakat. Dengan tersedianya sarana dan prasarana serta pendidikan bagi calon seniman, akan semakin mendorong penciptaan iklim kreatif bagi para seniman.

Sejauh ini di Medan belum banyak ditemui tempat kursus atau pelatihan yang bukan hanya bersifat mendidik (edu) tapi juga bersifat menghibur (tainment) yang tidak memiliki fasilitas yang baik, bahkan amat minim karena terbentur oleh penyediaan peminat seni di kota Medan yang seringkali mendapatkan kesulitan untuk mencari tempat pendidikan seni yang baik dan memiliki fasilitas yang memadai. Sehingga banyak dari mereka yang berusaha berguru ke luar kota seperti Jakarta bahkan sampai ke Luar negri untuk mendapatkan wadah yang memiliki pengajar-pengajar yang berkualitas dan mempunyai fasilitas yang lengkap dengan lingkungan yang mendukung pengapresiasian karya seni yang bisa menampung kreatifitas dan mendalami bakat dan hobi yang dimilikinya.

Kurangnya sarana di tempat pendidikan non formal seperti studio musik dan sanggar-sanggar yang memadai, membuat saya berusaha membangun suatu wadah yaitu Art Studio “Forum for music, dance and visual art” yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam menyalurkan minat dan bakat di bidang seni,selain sebagai sarana hiburan tapi juga mendidik. Di tempat ini juga akan dipamerkan karya-karya seni lukis, fotografi, pagelaran musik dan pementasan tari bahkan juga memberikan informasi studi dan penjualan peralatan yang diperlukan.

Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan

Gol. Umur

Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan

Jumlah Seni Musik Seni Tari Seni Teater Seni Pahat Seni Lukis Seni Wayang Seni Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9


(22)

   

15-19 40.23 44.83 6.90 2.30 1.15 1.15 3.45 100%

20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 0.00 7.25 100%

25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 0.00 10.17 100%

30-64 60.12 17.34 6.36 0.00 0.58 6.94 8.67 100%

65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 100% Jumlah 51.96 31.30 5.22 0.43 0.43 3.04 7.31 100%

Pengeluaran Penduduk Kota Medan untuk Kegiatan Seni

Tabel 1.2 Pengeluaran rata-rata penduduk Medan untuk kegiatan seni

Gol. Rata-rata pengeluaran

rumah tangga/bln (Rp)

Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan

J U M L A H Seni M U S I K Seni T A R I Seni T E A T E R Seni P A H A T Seni L U K I S Seni W A Y A N G Seni L A I N N Y A

<30.000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100%

30.000-39.999 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 40.000-49.999 25.00 50.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 50.000-74.999 33.33 19.44 11.11 0.00 0.00 16.67 19.44 100%


(23)

75.000-99.999 41.88 22.22 4.27 1.71 0.00 19.66 10.26 100% 100.000-149.999 45.24 21.55 6.02 0.19 0.00 16.70 10.29 100%

150.000-199.999 57.06 17.15 6.72 1.27 0.14 10.43 8.23 100%

200.000-299.999 63.39 16.95 4.80 0.40 0.08 7.03 7.35 100% 300.000-399.999 55.24 24.37 6.04 1.78 0.18 4.26 7.64 100% 400.000-499.999 53.39 21.53 7.96 0.88 0.59 4.72 10.91 100%

>500.000 51.04 22.17 5.54 3.00 0.92 4.16 13.16 100%

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT 1. 2. 1 Tujuan Proyek

Tujuan perencanaan proyek Art Studio “Forum For Music, Dance and Visual Art” ini adalah:

 Memeberikan pertunjukan yang layak dan tempat menyalurkan talenta kesenian masyarakat Medan baik untuk kalangan domestik maupun mancanegara.

 Menyediakan tempat informasi seni, tempat rekreasi dan sebuah tempat pertunjukan seni yang berskala nasional,

1. 2. 2 Manfaat Proyek

Manfaat bagi para peminat seni:

 Menghadirkan sarana edukasi non-formal bagi para remaja pada umumnya.

 Sebagai sarana untuk mewujudkan kreativitas bagi para calon seniman dalam mensosialisasikan karya-karya terbaiknya.

 Mengakomodasi kegiatan rekreasi, apresiasi, eksplorasi dan elaborasi kreatif pecinta seni.

Manfaat untuk masyarakat umum:


(24)

   

Dengan tersedianya fasilitas pendidikan non-formal dan sekaligus tempat pertunjukan seni diharapkan masyaraka dapat mengenal seni lebih spesifik dan mendapatkan pertunjukan yang menarik dan menghibur.

Manfaat bagi pelaku bisnis :

 Mencari seniman dan artist dengan kemampuan dan keahlian yang tinggi sesuai dengan kebutuhan untuk bekerja di perusahaan mereka.

 Menjadi tempat untuk memamerkan dan memasarkan produk-produk mereka.

 Mendapatkan keuntungan dengan menyewa auditorium untuk mengadakan pementasan atau konser.

 Mendapatkan keuntungan dengan menyewa ruang pameran untuk mengadakan pameran tertentu.

1.3. PERUMUSAN MASALAH

Seni sebagai industri kreatif yang pada masa sekarang ini merupakan industri yang paling banyak dinikmati dan keberadaannyapun telah diperhitungkan oleh pemerintah dan mempunyai dana khusus. Tapi di Medan seni kurang dihargai dan diperhatikan keberadaannya. Oleh karena itu dengan adanya Art Studio “Forum For Music, Dance and Visual Art” keberadaan seni bisa lebih diperhatikan mengingat industri kreatif ini akan lebih berkembang dimasa datang. Dengan fasilitas pendidikan dan pertunjukan yang lengkap dan layak hingga menjadikan proyek ini layak dibangun. 1.4. LINGKUP DAN BATASAN MASALAH

Hal-hal yang dijadikan sebagai batasan dalam perancangan Art Studio ”Forum For Music, Dance and Visual Art” adalah pembahasan kepada hal-hal yang mendukung kegiatan , maka diutamakan pada penambahan fasilitas yang diperlukan pada Art Studio ”Forum For Music, Dance and Visual Art”. Fasilitas tersebut berupa rung teori dengan fasilitas yang lengkap, gedung pertunjukan, ruang pameran, café, perpustakaan, toko perlengkapan seni, dan lain sebagainya.

1.5. METODA PENDEKATAN 1. 5. 1 Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah : a. Studi perbandingan


(25)

Studi ini dilakukan untuk membandngkan dengan sistem pelatihan yang diajarkan di tempat kursus seni yaitu meliputi seni musik, tari, teater, lukis dan photography, besaran ruang, jenis-jenis ruang dan karakteristik ditempat kursus yang lain yang ada di Indonesia maupun luar negri dan metode pengajarannya.

b. Wawancara

Melakukan tanya jawab dengan beberapa seniman dan pihak lain yang bersangkutan tentang kemungkinan pembangunan sarana pendidikan non formal atau tempat kursus yang mempunyai fasilitas yang lebih baik di Medan. Juga untuk membantu memperlengkap data sehingga menunjang perencanaan dan perancangan.

c. Studi Literatur

Studi literatur merupakan suatu pendekatan masalah secara deskriptif dengan mempelajari pemahaman tentang arsitektur dan perkembangannya melalui studi dan tinjauan pustaka. Hal yang dilakukan selama studi literatur antara lain:

1. Mempelajari dan memahami kebutuhan dan persyaratan yang diperlukan

2. Mempelajari karakter bentuk, material, warna, bentuk, tekstur, dan skala yang dapat merangsang kreativitas,

3. Mempelajari karakter para pecinta seni pada umumnya,

4. Mempelajari dasar-dasar teoritis melalui studi pustaka dan asistensi sebagai panduan kelayakan program yang sesuai dengan judul perancangan.

d. Survey Lapangan

Pengamatan lapangan yang dilakukan berfungsi untuk:

1. Mendapatkan data-data mengenai kondisi, potensi, lokasi dan hal-hal yang dapat mempengaruhi proses perancangan.

2. Mempelajari kondisi dan karakter lokasi. 1.6. KERANGKA BERPIKIR

Adapun kerangka berpikir yang dilakukan dalam merancang proyek ini adalah seperti terlihat pada diagram 1.1. di bawah ini.


(26)

   

Judul Proyek dan Tema

Art Studio Arsitektur Ekspresionisme “F f M i D d Vi l A t”

Latar belakang proyek Latar belakang proyek

 Kurangnya fasilitas yang mendukung  perkembangan generasi muda dalam  menyalurkan bakat dibidang seni. 

 Kebutuhan akan fasilitas yang  mendukung kegiatan‐kegiatan para  pecinta seni yang selama ini tidak  tersedia. 

 Judul sebagai karya ekspresi dari seni. 

 Mendapatkan bentukan yang unik dan  mempengaruhi secara emosional  kepada pengguna dan para pengunjung. 

Manfaat Tujuan

 Sebagai wadah untuk pendidikan seni  non formal yang bersifat edu‐

taintmennt. 

 Sebagai wadah yang menampung  kreativitas pecinta seni dan remaja.. 

 Sebagai tempat informasi seni. 

 Menyediakan fasilitas‐fasilitas yang  selama ini kurang memadai. 

 Sebagai tempat mengakomodasikan  potensi remaja dalam berbagai bidang  ilmu seni. 

 Mengakomodasii kegiatan rekreasi,  apresiasi, eksplorasi dan elaborasi  kreativ pecinta seni. 

 Menciptakan arsitektur yang menarik  unuk merangsang kreativitas 

Perumusan Masalah  Bagaimana menerapkan tema dalam perancangan kasus. 

 Bagaimana membuat pendidikan yang bersifat edu‐tainment 

 Pengaturan sirkulasi dan kenyamanan manusia dalam menikmati pagelaran seni. 

 Penyesuaian sosial ekonomi masyarakat sekitar. 

Studi Banding PengumpulanData Studi Lapangan

 Kajian tema. 

 Bentuk  Bangunan. 

 Fasilitas‐ fasilitas. 

 Studi perbandingan. 

 Wawancara. 

 Studi Literatur. 

 Survey lapangan. 

 Data eksisting  site. 

 Kondisi sekitar  site. 

  Analisa

 Analisa tapak. 

 Analisa fungsional 

Konsep  Konsep  kondisi Tapak 

 Konsep Bangunan. 

DESIGNE  Diagram 1.1 Kerangka berfikir 

S b H il l h d t i


(27)

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN 1. Bab 1. Pendahuluan

Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya didirikan Art Studio”Forum For Music, Dance and Visual Art”, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan desain, serta lingkup, dan batasan proyek dan asumsi.

2. Bab 2. Deskripsi Proyek

Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses perencanaan/perancangan, posisi site, kondisinya, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang ada. Selain itu program kegiatan hingga melahirkan kebutuhan ruang berikut studi banding proyek yang sejenis.

3. Bab 3. Elaborasi Tema

Berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya, dan interpretasi tema kedalam kasus proyek yang akan direncanakan. ab ini juga berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan lingkungan tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.

4. Bab 4. Analisa Perancangan

Menjelaskan tentang analisa kondisi tapak, analisa zoning dan tata guna lahan, analisa pencapaian, analisa potensial dan analisa fungsional.

5. Bab 5. Konsep Perancangan

Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.

6. Bab 6. Hasil Perancangan

Merupakan hasil keluaran berupa gambar hasil perancangan arsitektur . 7. Daftar Pustaka, berisi daftar-daftar sumber kutipan 8. Lampiran


(28)

   

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. PENGERTIAN JUDUL

Adapun pengertian Judul dari Art Studio “Forum for Music, Dace an Visual Art” adalah: 1. Pengertian Art atau Seni:

- Kata 'seni' telah umum dipakai sebagai padanan kata Inggris art.2

- Memproduksi pengaturan bunyi, warna, bentuk, atau unsur-unsur lainnya yang serasi dipengaruhi oleh segi keindahan atau estetika.3

- seni adalah seorang yang kreatif.4. - Seni adalah ekspresi5.

- Definisi seni yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama)6.

2. Pengertian Studio:

- Studio adalah suatu tempat di mana seorang seniman bekerja.Kata ini berasal dari bahasa Latin studium, yang berarti amat menginginkan sesuatu7.

- Studio merupakan tempat yang digunakan seorang yang ahli dalam bidang tertentu atau ruang kerja seorang ahli tertentu8. Terjemahan bebasnya adalah suatu tempat yang digunakan sebagai runag kerja yang disesuaikan dengan bidangnya masing-masing

3. Pengertian Forum:       

2 

Halim, Andreas,2000, Kamus Inggris Indonesia, Surabaya : Fajar Mulya 

3 The American Heritage College Dictionary

4 http//www.baliaartis_Melacak Kata Seni Artikel baliartis_filsafat seni_Jacob Sumarjo.com.mht.diakses pada 12 Januari 2009

5 Artikel “Art vs Design” .Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

6 "Ensiklopedi Indonesia" PT. Ikhtiar Baru - Van Hoeve, Jakarta. Jilid V halaman 3080 dan 3081. 7www.wikipedia_ensiklopedia bebas.mht.com. diakses pada 9 Januari 2009


(29)

- Mimbar, wadah atau majelis.9

- Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi 4. Pengertian For:

- for dalam bahasa inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti untuk.10  Pengertian Music:

- Musik secara etimologi , kata musik berasal dari bahasa Yunani “mousikê” yang berarti sebagai segala jenis seni ataupun pengetahuan yang diatur oleh muses . Musik dalam bahasa latin “musica” pada abad ke V terbagi dalam tiga major , yaitu musica universalis (yang termasuk order dari dunia dimana Tuhan menciptakannya dalam “ukuran , angka , dan berat) ; musica humana (mendesain daripada proporsi tubuh manusia) ; dan musica instrumentalis (musik sebagai suara yang dihasilkan dalam keteraturan).11

- Musik , dalam buku kamus besar bahasa Indonesia , dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu , dan keharmonisan . Musik Merupakan sebuah seni dan pengetahuan terhadap suara yang terorganisasi . Hal ini memanifest didalam setiap kebudayaan.

5. Pengertian Dance:

- Dance is movements and steps in time to music12.

- Menurut Komala Dewi Chattopadhayaya, seorang ahli tari dari India Tari adalah gerakan-gerakan yang ritmis dan lama kelamaan mengarah kepada bentuk-bentuk tertentu.

Pengertian and: - Dan 13.

Pengertian Visual:

- Dapat dilihat dengan indera pengelihatan (mata) berdasarkan pengelihatan.14

      

9 Halim, Andreas,2000, Kamus Inggris Indonesia, Surabaya : Fajar Mulya 10 Halim, Andreas,2000, Kamus Inggris Indonesia, Surabaya : Fajar Mulya

11 Musik-wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.mht. Diakses pada 9 Januari 2009 12 Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Oxford, 1995

13 Halim, Andreas,2000, Kamus Inggris Indonesia, Surabaya : Fajar Mulya 14 Halim, Andreas,2000, Kamus Inggris Indonesia, Surabaya : Fajar Mulya


(30)

   

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Art Studio ” Forum for Music, Dance and Visual Art” adalah: ”suatu tempat atau wadah kegiatan yang menyediakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan seni, baik berupa fasilitas pelatihan, pertunjukan dan pameran”. 2.2. TINJAUAN UMUM

Tinjauan umum membahas tentang pusat kesenian secara keseluruhan dan secara umum. 2.2.1. Tinjauan Terhadap Kesenian

2.2.1.1. Pengertian Kesenian

Kesenian adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang diungkapkan secara sadar dan diwujudkan dalam bentuk nada, kata dan warna medium (media/alat) sehingga dapat menggugah rasa seseorang untuk melihat ataupun mendengar.

Kesenian adalah segala sesuatu mengenai seni yang merupakan ekspresi hasrat manusia akan rasa keindahan dan dilahirkan melalui perantara alat-alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pengelihatan atau dilahirkan melalui perantara gerak14.

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

2. 2.1.2. Jenis dan Bentuk Kesenian

Berdasarkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, jenis dan bentuk kesenian dibagi menjadi:


(31)

Berdasarkan Jenis: 1. Kesenian Tradisional

Yaitu suatu bentuk seni yang bersumber dan berakar, serta telah dirasakan sebagai milik oleh masyarakat di lingkungannya. Pengolahan didasarkan atas cita rasa masyarakat pendukung dan diterima sebagai tradisi.

2. Kesenian Modern

Yaitu merupakan seni yang penggarapannya didasarkan atas cita rasa masyarakat pendukungnya. Cita rasa baru umumnya merupakan pembaharuan atau penemuan sebagai akibat dari pengaruh luar15.

Berdasarkan Bentuk:

1. Seni Pertunjukan (Performance Arts)

Yaitu karya seni yang menggunakan perantara atau media ekspresi bunyi, gerak, dan irama. Karya seni yang dipertunjukan bergerak dan hidup. Adapun seni pertunjukan terdiri dari seni tari, seni musik, dan seni drama. Karya seni pertunjukan dapat juga disebut sebagai hasil seni yang bergerak (dinamis), hal ini karena digerakkan atau dilakonkan oleh manusia, jadi yang diciptakan adalah patokan-patokan, irama, komposisi dari gerak ataupun suara.

2. Seni Rupa (Visual Art)

Yaitu karya seni yang dapat dinikmati dengan indera mata melalui media ekspresi garis, warna, bahan dan wujud. Karya seni yang diperlihatkan tidak bergerak, contohnya seperti seni lukis, seni patung, seni kriya. Visual art bisa disebut juga sebagai karya seni diam (statis), penciptaan atau pengolahan benda mati oleh manusia, jadi yang tersaji tetap benda mati, walaupun wujudnya dapat berupa makhluk hidup16.

2.2.2. Tinjauan Terhadap Performing Arts

Dapat disimpulkan bahwa performing art adalah seni atau pengaturan bentuk, warna, suara dan elemen-elemen lain yang diperagakan dan dipertunjukan secara dramatis di hadapan sebuah penonton dimana mempengaruhi rasa keindahan.

      

15 Garis-garis Besar Estetika, PT Karya, Yogyakarta, 1979, hal 61.


(32)

   

Seni pertunjukan (Bahasa Inggris: performance art) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.

Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan' (performing art). Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih ke arah seni kontemporer.

Ruang Lingkup Performing Art

Dalam bahasa Indonesia, Performing Art adalah seni pertunjukan. Menurut A.Karim Achmat, Seni Pertunjukan dibagi menjadi 3, yaitu:17

 Seni Tari

Tari adalah gerak ritmis sebagian atau seluruh tubuh yang terdiri dari pola individual atau berkoelompok yang disertai ekspresi id tertentu. Media utama terletak pada       

17 Achmad, A Karim, Pendidikan Seni Teater, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, hal 3


(33)

gerak yang ditimbulkan oleh tubuh manusia yang diserasikan dengan ruang dan gerak dalam waktu. Jadi tari adalah seni sesaat dari ekspresi yang dipertunjukan dengan bentuk serta gaya tertentu lewat tubuh manusia yang bergerak dalam ruang.  Seni Musik

Musik adalah suatu bentuk seni yang merupakan cetusan ekspresi pikiran atau perasaan yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi.

2.3 Lokasi

2 .3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Tinjauan Pemilihan Kota Medan

Pemilihan lokasi kota Medan untuk Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art”:

Medan merupakan kota menuju metropolitan, kota terbesar ke-3 di Indonesia, dan ibukota Propinsi Sumatera Utara, sehingga menjadikannya pusat kegiatan di Sumatera Utara.

Adanya fasilitas bandara taraf internasional sehingga menyebabkan seiringnys dikunjungi wisatawan mancanegara.

Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Medan. Tingkat ekonomi dan sosial budaya yang cukup tinggi. Kondisi Lingkungan

Letak geografis kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara dan 98o35’-98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3oC-24.4oC dan suhu maksimum antara 30.7oC-33.2oC.


(34)

   

Kriteria-kriteria pemilihan lokasi ditetapkan dari hal-hal berikut ini Tabel 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Gambar.2.4. peta lokasi  Medan 

Gambar 2.3. peta Sumatera Sumber: Google earth diakses  pada 10 februari 2009  Gambar.2.2. peta Indonesia  Sumber: Google earth diakses  pada 10 februari 2009 


(35)

No KKriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota Kawasan Medan Johor merupakan kawasan yang termasuk dalam WPP D yang diperuntukkan sebagai CBD, Pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota dan pusat pendidikan.

( sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 )

2. Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi ( karena itu harus berada pada jalan besar atau jalan arteri Kota ).

( sumber : NAD dan TSS )

3. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi perkantoran pemerintahan, perumahan dan pendidikan.

( Sumber : RUTRK Kota Medan thn 2005 ) 4. Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi.

Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersil dan pendidikan akan dikembangkan di WPP D.

KDB bangunan 60 % KLB bangunan 3-4 lantai


(36)

   

Sumber : hasil olah data primer

2.3.2. Pemilihan lokasi

Untuk mencapai target yang diharapkan, maka acuan yang hendaknya dipakai dalam menentukan lokasi site adalah WPP yang terdapat dalam RUTRK pemerintah kota Medan. Berikut merupakan tabel Wilayah Pengembangan Pembangunan beserta peruntukan wilayahnya.

Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan

Wilayah Pembangunan

Cakupan Wilayah Adm Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Kegiatan Utama

WPP A Kec. Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan

Pusat Pengembangan : Belawan Pelabuhan, Industri, Terminal, Pergudangan, Orientasi Pelabuhan, Perumahan, Konservasi

WPP B Kec. Medan Deli Pusat

Pengembangan : Tanjung Mulia

Perumahan, Perdagangan, Perkebunan

WPP C Kec. Medan timur, Medan

Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas

Pusat Pengembangan : Aksara Perumahan, Industri, Terminal barang/pergudangan, Berorientasi ke konsumen

WPP D Kec. Medan Baru, Medan

Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor

Pusat

Pengembangan : di Inti Kota

Pusat bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan, Perumahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Pusat Komersil


(37)

WPP E Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang

Pusat

Pengembangan : Sei Sikambing

Perumahan,

Perkantoran, Komersil Konservasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota

Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RUTRK Kota Medan maka lokasi proyek Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” ini berada di wilayah WPP D yang peruntukan wilayahnya adalah sebagai pusat bisnis (CBD), pusa pemerintahan, perumahan, hutan kota, pusat pendidikan dan pusat komersil.

2.3.3. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek 2.3.3.1. Analisa dan Penetapan Lokasi Proyek

Pemilihan lokasi site didasarkan atas beberapa kriteria, seperti:

1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan (RUTRK) 2005. Lokasi site harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana peruntukan lahan.

2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis , lingkungan dengan imej yang bagus dan berbudaya dan sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.

3. Aksesibilitas lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site.

Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi bagi Art Studio ”Forum for Music, Dance, and Visual Art”:

Art Studio ”Forum for Music, Dance, and Visual Art” direncanakan sebagai fasilitas pelatihan yang lengkap dan bermutu yang mampu mengadakan pagelaran taraf nasional maupun internasional, sehingga ditempatkan di pusat kota.

 Seni musik, tari, lukis dan fotografi merupakan bagian dari seni yang diminati oleh semua kalangan usia terutama remaja, sehingga diutamakan terletak dengan fasilitas sekolah, pemukiman dan juga perkantoran.


(38)

   

 Pertimbangan lokasi yang memiliki lahan yang cukup luas yang dapat menampung seluruh kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.

Art Studio “Forum for Music, Dance and Visual Art” diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat akan seni sehingga diusahakan lokasi terletak di pusat kota.

 Mampu mewadahi kegiatan secara optimal, baik masa kini maupun masa datang.  Mudah dicapai :

- tersedia sarana angkutan umum - merupakan jalan utama kota

 Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara.  Kondisi lingkungan sehat dan segar.

 Tersedia sarana air bersih.  Tersedianya jaringan lstrik.  Terjangkau jaringan telepon.  Topografi jalan rata.

 Berada di zona pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah bagi kalangan pelajar untuk dapat mengakses fasilitas dan informasi.

 Area lokasi dapat memberikan ruang gerak yang leluasa.  Lokasi tapak tidak rawan bencana, bebas banjir dan sebagainya.  Tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku


(39)

Dari pemetaan beberapa sanggar seni yang telah dilakukan, maka di tetapkan beberapa alternatif lokasi perencanaan Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” yang berada jauh dari titik-titik letak sanggar yang ada pada saat ini. Seni merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh semua kalangan terutama remaja. Oleh sebab itu, tari direncanakan dekat dengan fasilitas pemukiman, fasilitas pendidikan, serta perkantoran. Sehingga mudah di jangkau dari mana saja. Serta harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, seperti ketentuan RUTRK kota Medan.

Alternatif tersebut antara lain:

Jl.Iskan Ista

 Gbr. 2.5. Titik Sebaran Sanggarsanggar Besar di Kota Medan  Sumber: Hasil olah data primer 


(40)

   

WPP D 

Pusat Bisnis(CBD),  pusat

WPP E 

Perumahan,  perkantoran,

WPP A 

Merupakan  Kawasan

WPP B 

Merupakan 

WPP C 

Merupakan 

PETA WILAYAH PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN KOTA

Gambar 2.6.  Peta pengembangan pembangunan kota  Medan

Alternatif 1 berada pada daerah WPP C Kecamatan Medan Alternatif 2 berada pada daerah WPP C Kecamatan Medan Alternatif 3 berada pada daerah WPP D Kecamatan Medan


(41)

2.3.3.2. Alternatif Lokasi Proyek Alternatif 1

Luas lahan : ± 2.15 Ha Lokasi : Persimpangan jalan

 Perintis Kemerdekaan  Sutomo Ujung (Depan Universitas Nomensen) Kecamatan : Medan Timur

Alternatif II Luas lahan : ± 1.72 Ha Lokasi : Persimpangan jalan

 Perintis Kemerdekaan  Gaharu

(Samping Universitas Nomensen) Kecamatan : Medan Timur

SITE

Jl. Perintis Kemerdekaan 

Jl. Gaharu

Jl. Perintis Jl. Sutomo Ujung

site 


(42)

   

Alternatif III Luas lahan : ± 3,00 Ha Lokasi : Persimpangan jalan

 Pangkalan Masyhur  Karya Budi

(Samping asrama haji Medan) Kecamatan : Medan Johor

2.3.3.3.Penilaian Pemilihan Lokasi

Penilaian lokasi proyek dari beberapa alternatif disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2.3. Penilaian pemilihan lokasi

Kriteria

Lokasi

Alternatif I Alternatif II Alternatif III

Luas lahan (5) 2.15 Ha

(4) 1.72 Ha

(5) 3,00 Ha Tingkatan Jalan (5)

Jalan Arteri Primer (5)

Jalan Arteri (5)

Jalan Arteri Primer

Jl. Pangkalan  Mansyhur Jl. Karya Budi 


(43)

Primer Pencapaian ke

Lokasi

(5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum (5) Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum (5)

Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum

Jangkauan terhadap Struktur kota

(4)

Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi (4) Berada dekat dengan pusat kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dan merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi (5)

Berada dekat dengan pusat kota dengan kepadatan penduduk sedang dan merupakan daerah pengembangan perdagangan, komersil dan rekreasi

Fungsi Pendukung sekitar lokasi (4) Perkantoran, hotel, dan sekolah (4) Perkantoran, hotel, dan sekolah (4)

Perumahan, asrama, dan perkantoran RUTRK (Pengembangan Perdagangan dan Rekreasi) (5) Sesuai (5) Sesuai (5) Sesuai


(44)

   

Restoran, ruko Lahan kosong Lahan kosong Kontur Realtif datar Realtif datar Relatif datar Pengenalan

Entrance

(4)

 Mudah

 Dekat dengan persimpangan 2 jalan

 Berada di depan Universitas

Nomensen dan Hotel Angkasa

(3)

 Cukupmudah  Dekat dengan

persimpangan 2 jalan

(4) - Mudah

- Dekat dengan persimpangan 2 jalan

- Berada di sebelah kanan Asrama Haji Medan

Total Nilai 36 35 38

Perinngkat 2 3 1

Keterangan :

5 : Baik sekali 3 : Cukup 1 : Kurang sekali

4 : Baik 2 : Kurang

Setelah membandingkan ketiga lokasi tersebut terhadap sejumlah faktor umum yang layak dipertimbangkan, maka ditetapkan lokasi yang paling tepat untuk Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” adalah lokasi yang berada di Jalan Pangkalan Mahsyur.

2.3.4. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:

Kasus Proyek : Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art”

Tema : Arsitektur Ekspresionisme


(45)

Status Proyek : fiktif

Fungsi : Sarana pendidikan non-formal, Ruang pameran dan Auditorium. Luas Lahan : 3,00 Ha

Pemilik Proyek : Pihak Swasta

Kedudukan administratif tapak perencanaan Wilayah Kota : Medan

Kecamatan : Medan Johor

Kelurahan : Pangkalan Masyhur

Lokasi Tapak Perencanaan:

Persimpangan Jalan Pangkalan Masyhur dengan Jalan Karya Budi, Medan Batas Tapak perencanaan

Utara : Jalan Pangkalan Masyhur

Selatan : Permukiman

Barat : Jalan Karya Budi

Timur : Lahan kosong dan Asrama Haji Medan Peraturan Pemerintah

Kontur : relatif datar

KDB : 60 %

KLB : 3-4 lantai

Luas Tapak : 3,00 Ha Bangunan eksisting : lahan kosong Potensi Lahan :


(46)

   

 Terletak dekat dengan pusat kota

 Berada pada kawasan komersil, pendidikan dan rekreasi  Transportasi lancar dan baik

 Luas site mendukung + 3,00 Ha  Memiliki jalur utilitas yang baik.

2.3.4.1. Lokasi Proyek

Lokasi : Persimpangan Jalan Pangkalan Masyhur dengan Jalan Karya Budi, Medan.

 Luas : ± 3 Ha

 Batas-batas : Utara : Jl. Pangkalan Mahsyur Selatan : Permukiman Barat : Jl. Karya Budi

Timur : Lahan Kosong dan Asrama Haji

 Kondisi Eksisiting Site

Kondisi kawasan saat ini didominasi oleh perumahan warga. Selain itu di jalur-jalur utama terdapat sejumlah kompleks pemerintahan seperti kantor pertanian, kantor perumahan dan permukiman, kantor ketahanan pangan, kantor perkerjaan umum, kantor pengadilan.


(47)

Terdapat pula fasilitas publik seperti asrama haji dan sejumlah pusat pendidikan seperti AMIK triguna Dharma, AMIK Binanika, perguruan tinggi Teladan dasn sejumlah sekolah seperti sekolah Primbana.

Sebagai kawasan komersial dan juga pendidikan, maka lokasi ini sangat potensial untuk bangunan yang bersifat edu-taintment, yang tidak hanya memberikan pendidikan tapi juga bersifat menghibur dan komersil dengan adanya auditorium dan ruang pameran yang yang dapat disewakan sehingga bangunan ini bisa menjadi sarana rekreasi sebagai wadah hiburan dan fasilitas umum bagi masyarakat kota Medan.

Gambar.27. 

Kondisi 

eksisting site 

Sumber: Data 

Foto site dilihat dari foto satelite 

  Foto eksisting lokasi proyek  Gambar 2.8. Kondisi batas‐batas eksisiting site 


(48)

   

Batas – batas site

A

B

G

C

F

D

E

U

Gambar 2.9. Kondisi batasbatas eksisiting site  Sumber: Data olah primer 

G  Restoran 

Lokasi proyek 

Warung‐warung 

SPBU 

Kantor PU 

D  Asrama Haji 

E  Perumahan penduduk 

F  Perumahan penduduk 

Keterangan 


(49)

 Potensi Site

Site proyek berada di zona WPP D yaitu kawasan yang diperuntukkan untuk zona pendidikan dan perumahan dalam RUTRK. Terdapat sejumlah keunggulan lain yang dapat diperoleh bila Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” didirikan di lokasi ini, diantaranya adalah :

 Cukup banyaknya fasilitas pendidikan di kawasan ini mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi sehingga tempat ini dapat menjadi daya tarik bagi pelajar untuk mempelajari seni dan menampung hobi serta talenta mereka.

 Rencana pengembangan kawasan CBD Polonia.

2.4. Tinjauan Fungsi

Masyarakat Medan yang saat ini diperkirakan berjumlah kurang lebih 2.036.185 jiwa. Tidak kurang 90% diantaranya adalah orang yang membutuhkan atau terlibat langsung dalam dunia seni. Dan 50% lainnya adalah orang-orang yang rela mengeluarkan uang lebih untuk melihat dan menikmati kegiatan seni. Medan memiliki masyarakat yang heterogen sehingga dapat menerima kesenian diseluruh tanah air.Karena kurangnya fasilitas merupakan salah satu faktor kurangnya promosi kesenian di Medan. Dibawah ini merupakan tabel minat masyarakat terhadap kesenian di Sumatera Utara khususnya kota Medan.

Presentase penduduk 10 tahun keatas yang menonton kesenian menurut golongan umurdan jenis kesenian yang paling sering ditonton.

Tabel 2.4 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan Gol.

Umur

Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Jlh Seni Musik Seni Tari Seni Teater Seni Pahat Seni Lukis Seni Wayang Seni Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10-14 37.98 53.62 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100%


(50)

   

20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 0.00 7.25 100%

25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 0.00 10.17 100%

30-64 60.12 17.34 6.36 0.00 0.58 6.94 8.67 100%

65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 33.33 100%

Jlh 51.96 31.30 5.22 0.43 0.43 3.04 7.31 100%

Presentase penduduk 10 tahun keatas yang menonton kesenian menurut golongan rata-rata pengeluaran rumah tangga sebulan dan jenis kesenian yang paling sering ditonton..

Tabel 2.5 Pengeluaran Penduduk Kota Medan untuk Kegiatan Seni

Gol. Rata-rata pengeluaran

rumah tangga/bln (Rp)

Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan

J U M L A H Seni M U S I K Seni T A R I Seni T E A T E R Seni P A H A T Seni L U K I S Seni W A Y A N G Seni L A I N N Y A

<30.000 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100%

30.000-39.999 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 40.000-49.999 25.00 50.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100% 50.000-74.999 33.33 19.44 11.11 0.00 0.00 16.67 19.44 100%

75.000-99.999 41.88 22.22 4.27 1.71 0.00 19.66 10.26 100%

Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF   


(51)

100.000-149.999 45.24 21.55 6.02 0.19 0.00 16.70 10.29 100% 150.000-199.999 57.06 17.15 6.72 1.27 0.14 10.43 8.23 100% 200.000-299.999 63.39 16.95 4.80 0.40 0.08 7.03 7.35 100% 300.000-399.999 55.24 24.37 6.04 1.78 0.18 4.26 7.64 100% 400.000-499.999 53.39 21.53 7.96 0.88 0.59 4.72 10.91 100%

>500.000 51.04 22.17 5.54 3.00 0.92 4.16 13.16 100% Sumber : Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF 

0 5 10 15 20

seni tari

seni teater

seni lainnya

Jumlah sanggar 

seni yang ada di 

kota Medan 

Diagram 2.1. jumlah sanggar Sumber: Hasil olah data primer seni

Presentase kesenian yang paling sering ditonton  di kota Medan

menonton

melakukan

Presentase kesenian yang paling  sering ditonton di kota Medan. 

Menonton‐ 84,1 

Melakukan‐13,1 

l k k

Diagram 2.2. presentase kesenian paling sering ditonton


(52)

   

2.4.1. Deskripsi Pengguna, Karakter Kegiatan, dan Kelompok Kegiatan 2.4.1.1. Pengguna

Pelaku Kegiatan yang megunjungi Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” :

o Peserta pendidikan o Para staff pengajar o Pengunjung o Pengelola

 Berdasarkan cara datang : o Perorangan

o kelompok

 Berdasarkan Klasifikasi Umur : o Anak-anak

o Remaja o Dewasa o Orang Tua 2.4.1.2. Karakter Kegiatan

Pendidikan non-formal  Edutainment

2.4.1.3. Kelompok Kegiatan  Kelompok Kegiatan Utama

o Kegiatan belajar mengajar o Berlatih/praktek individu o Praktek bersama indoor o Praktek bersama outdoor  Kelompok Kegiatan Tambahan

o Makan dan minum o Istirahat

o Melihat-lihat o Diskusi


(53)

 Kegiatan Management  Kegiatan mengajar  Kegiatan Administratif  Callender Event  Kegiatan Operasional  Kegiatan Keamanan

2.4.1.5. Kelompok Kegiatan berdasarkan jenis kegiatan  Kegiatan belajar teori (kelas).

 Kegiatan praktek (studio).  Kegiatan di ruangan terbuka. 2.4.2. Deskripsi Perilaku

2.4.2.1. Deskripsi Pemakai dan Aktivitas  Peserta

Peserta merupakan pihak yang melakukan aktifitas belajar seni.  Staff Pengajar

Para pengajar merupakan orang-orang yang profesional dibidangnya masing-masing.  Pengunjung

Pengunjung adalah masyarakat pada umumnya,baik dewasa, remaja, ataupun anak-anak, serta orang-orang yang mempunyai minat terhadap, seni musik, seni tari, lukis dan fotografi.  Pengelola

Pengelola adalah orang-orang yang bertanggung jawab dalam mengelola Art Studio”Forum For Music, Dance And Visual Art”. Orang-orang tersebut tentunya sudah paham akan fasilitas-fasilitas yang di kelolanya.

2.4.2.2. Deskripsi Kegiatan

Dalam Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” kegiatan atau aktifitas dibagi berdasarkan fasilitas-fasilitas yang ada :


(54)

   

Musik

Dalam bermain musik memerlukan ruangan pada tiap-tiap kelasnya:  Kelas teori gitar

Yaitu kelas untuk mengajarkan teori-teori dasar permainan gitar yang baik.

Studio latihan gitar

Yaitu studio yang dipakai hanya untuk Praktek permainan gitar saja.

Kelas teori bass

Yaitu kelas untuk mengajarkan teori-teori dasar permainan gitar yang baik.  Studio latihan bass

Studio yang dipakai hanya untuk praktek bermain bass saja.

Kelas teori drum

Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan drum.  Studio latihan drum

Gambar 2.9 Kelas teori gitar

S b h il l h d t i

Gambar 2.10. Studio gitar

Sumber : hasil olah data primer 

Gambar 2.11. Studio bass


(55)

Studio yang dipakai untuk latihan drum Saja.

Kelas teori keyboard

Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan keyboard.  Studio latihan keyboard

Studio yang dipakai untuk latihan Keyboard saja.

Kelas teori biola

Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan biola.  Studio latihan biola

Studio yang dipakai untuk latihan biola saja.

Kelas teori vokal

Yaitu kelas yang di pakai untuk mengajarkan cara permainan vokal.

Gambar 2.14. Studio biola

Sumber : 

httpwww_madcatsound_com_a u‐_images‐ mht. Diakses pada  10 februari 2009 

Gambar 2.12. Studio drum

Sumber : hasil olah data primer 

Gambar 2.13. Studio keyboard

Sumber : hasil olah data primer 

 


(56)

   

Studio latihan vokal

Studio yang dipakai untuk latihan vokal saja.

Studio Studio latihan

Tempat untuk membuat musik untuk kemudian akan direkam, yang berisi alat-alat musik yang biasanya di mainkan dalam pertunjukan band. Sudio rental ini juga disewakan untuk publik dengan biaya tertentu dengan durasi biasanya perjam atau per 60 menit.

Studio Rekaman

Tempat untuk merekam musik yang sudah dibuat yang kemudian siap dikemas dan kemudian akan dijual. Studio ini berisikan alat musik yang hanya di pakai untuk kegiatan rekaman dengan tambahan ruangan untuk operator (orang yang mengawasi selama kegiatan rekaman berlangsung).

Studio rekaman memerlukan penanganan akustik yang berbeda karena ruangan ini harus dapat mendukung tiap frekwensi suara yang bermacam-macam dari alat-alat musik yang terlibat dalam proses rekaman. Oleh karena itu studio rekaman ini dibagi menjadi dua area: Live area dan dead area. Live area adlah suatu daersh pada studio musik yang cukup memantulkan suara, sementara deaad area adalah aarea yang menyerap suara dan cenderung memperkuat suara bass dengan resonasi dindingnya. Untuk alat

Gambar  2.16.  Studio 

Latihan 

Sumber : hasil olah data 

Gambar  2.17.  Studio 

Rekaman 

Sumber : hasil olah data 

primer 

Gambar 2.15 Studio vokal 

Sumber : httpwww_madcatsound_com_au‐ _images‐ mht. Diakses pada 10 februari 2009 


(57)

musik melodis seperti terompet, gitar listrik, biola dan harmonika dimana artikulasi bunyi menjadi amat penting, sebuah ruangan yang memantulkan bunyi dapat menjadi sebuah nilai tambah.

Tari

Dalam bermain musik memerlukan ruangan khusus pada tiap-tiap kelasnya:  Tari Tradisional

Tari tradisional adalah tari yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia. Jenis tari ini sangat beraneka ragam, mengingat suku di Indonesia sangat banyak. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan semakin pesatnya perkembangan tari kontemporer, tari tradisional hampir terlupakan.Kelas ini akan membahas dan mempelajari kembali tarian tradisonal yang hampir terlupakan, karena tari tradisional merupakan budaya yang tidak boleh terlupakan.

Tari Kontemporer

Adalah tari yang menunjukkan kondisi kreatif dari masa terakhir. Tari kontemporer terdiri dari :  Modern dance

Kreasi Hip-hop

 Dll

Tari Luar (Dansa)

Adalah tari yang berasal dari daerah-daerah luar Indonesia. Tari luar terdiri dari:

Gambar 2.19. Tari kreasi dan hiphop

Sumber : www.google_imgres _tari_jpg.com 

Gambar 2.18. Tari tradisional  Sumber : www.google_imgres  _tari tradisional_jpg.com  Diakses pada 10 februari 2009 


(58)

   

Salsa

Salsa merupakan salah satu jenis tarian yang umumnya dilakukan berpasangan, memang sedang digandrungi oleh sebagian masyarakat Indonesia. Berasal dari bahasa Spanyol yang berarti saus, salsa bisa

disrtikan sebagai rasa atau gaya.

Waltz

Waltz adalah suatu jenis tarian ruangan dan tarian rakyat dalam ketukan ¾, yang dilakukan terutama dalam posisi tertutup. Gerakan dasar utama dari suatu waltz adalah suatu putaran penuh dengan dua tahap dengan tiga langkah setiap tahapnya.

Latin

Istilah tari latin terdapat dua pengertian, dalam konteks sosial dan tari ballroom. Yang pertama, tari ini berasal dari Amerika

Latin. Jenis-jenis tari ini antara lain cha cha, s amba, bolero dan juga mambo.

Sudio tari

Gambar 2.22. Tari Latin 

Sumber : www.google_imgres _tari_jpg.com 

Gambar 2.20.Tari salsa

Sumber : www.google_imgres _tari_jpg.com 

Gambar 2.21.Tari waltz


(59)

Tempat dimana para anggota akn melakukan praktek menarikan tarian sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Ada beberapa hal penting yang mempengaruhi perancangan studio tari, antara lain :

-

proporsi ruang

-

akomodasi peralatan pendukung untuk pertunjukan

-

ruang ganti yang fleksibel

-

permukaan lantai dan persyaratannya

-

ruang penyimpanan

-

kualitas estetika ruang

-

ruang yang terang

-

sistem akustik yang baik dan kedap suara

-

ventilasi

-

pencahayaan yang fleksibel, mudah dikontrol, dan bebas silau

Studio tari sebaiknya dirancang secara proporsional dengan pertimbangan area untuk menari yang proporsional adalah berbentuk persegi atau bujur sangkar dan bebas kolom, yang memungkinkan pergerakan ke segala arah di dalam ruangan. Ruang sisa di luar area utama dapat dimanfaatkan untuk pintu masuk, menyimpan peralatan, peralatan musikal, dan bahkan penonton.

Gambar 2.23. studio tari


(60)

   

Visual Art

Visual Art disni dibagi menjadi 2, yairtu: Seni Lukis

Kelas Teori

Digunakan untuk menjelaskan dasar-dasar, sejarah melukis dan jenis-jenis lukisan.

Gambar 2.24.  bentuk  studio tari

Sumber : www.google_imgres _studio tari_jpg.com 

Gambar 2.25. suasana kelas teori melukis


(61)

Studio Lukis

Digunakan untuk prektek melukis bersama dengan menggunakan model dan peraga.

Fotografi Kelas Teori

Digunakan untuk mempelajari dan mengabdikan bentuk-bentuk serta peristiwa yang alami maupun buatan dengan menggunakan elemen-elemen dasar dalam teknik fotografi. Elemen-elemn tersebut berupa bentuk, tekstur, garis, serta pola yang sangat mempengaruhi imaji yang diabadikan. Bila elemen tersebut dikombinasikan dengan unsur komposisi, bingkai, sudut bidik serta pencahayaan yang tepat tentunya akan menghasilkan foto yang lebih bermakna. Kelas teori terbagi atas 2, yaitu kelas teori fotografi konvensional dan kelas fotografi digital.

o Kelas teori fotografi Konvensional

Fotografi yang masih menggunakan kamera konvensional memerlukan film, kamar gelap dan aneka jenis bahan kimia untuk mencuci film.

Gambar 2.26. suasana kelas teori melukis 

Sumber : www.google_imgres _studio lukis_jpg.com 

Gambar 2.27.  suasana ruang gelap


(62)

   

o Kelas teori fotografi Digital

Berbeda dengan kamera konvensional, fotografi digital tidak lagi memerlukan film, kamar gelap dan aneka jenis bahan kimia untuk mencuci film. Sebagai pengganti film, di dalam kamera jenis ini dipakai alat berupa chip yang disebut charge couple device (CCD) untuk merekam gambar. fotografi digital telah tercipta melalui proses kreatif manusia dengan bantuan kamera. Hukum-hukum fotografi yang mencakup pencahayaan, bukaan diagfragma, kecepatan (speed), dan ruang tajam (depth of field), tidak mengalami

perubahan.

Studio Fotografi

Untuk pemotretan distudio banyak menggunakan jenis-jenis pencahayaan, sehingga para pemotret profesional menggunakan minimal 3 buah lampu studio. Hal ini membawa konsekuensi pemakaian listrik yang sangat tinggi. Oleh karena itu dalam perencanaan dibutuhkan generator khusus untuk memasok dan mengatur tegangan listriknya.

Jenis-jenis pencahayaan yang digunakan pada studio fotografi adalah : - Main Light ( pencahayaan utama )

- Fill in Light ( pencahayaan pengisi ) - Hair Light ( pencahayaan untuk rambut )

- Background Light ( pencahayaan sebagai latar belakang ) - Side Back Light ( pencahayaan samping )

- Back Light ( pencahayaan belakang )

Gambar 2.28. suasana ruang pencetakan 

foto digital 


(63)

Fasilitas Penunjang

Fasilitas Galeri/ruang pameran

Adalah suatu fasilitas berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual art atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik. Berdasarkan studi banding hal tersebut dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang.

Gambar  2.29.    suasana  kelas 

teori foto digital 


(64)

   

Faktor-faktor dalam mengkomunikasi karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan:

a. Tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.

Tinggi rata-rata Pandangan mata

Pria 165 cm 160 cm

Wanita 155 cm 150 cm

Anak-anak 115 cm 100 cm

Tabel 2.8. tinggi rata-rata manusia

Gambar 2.30. suasana galeri  


(65)

Gambar 2.31. Jarak pandang mata terhadap ukisan  Sumber : olah data primer

Gambar 2.32. Sudut pandang lukisan  Sumber : olah data primer


(66)

   

Kemampuan gerak anatomi leher pengujung manusia, yaitu sekitar 30º ke atas dan 40º ke bawah/ke samping sehingga dalam mengapresiasikan suatu karya selalu dalam posisi badan/leher yang nyaman.

b. Pencahayaan yang dapat membangkitka emosi pengunjung dan meningkatkan kualitas presentasi suatu karya visual arts yang diterima oleh pengunjung.

Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environtment control (kontrol terhadap lingkungan galeri) yaitu dengan kunci-kunci komponen environment control sebagai berikut.

a. Climate Control

Adalah meliputi pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan kontrol terhadap temperatur dan kelembapan ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang. Implementasi climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan

b. Temperature And Relative Humidity

Fluktuasi dalam temperatur dan kelembapan dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembapan. Perubahan kelembapan ruang/lingkungan dapat

Gambar 2.33. kemampuan gerak anatomi manusia Sumber : olah data primer


(67)

mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi ligkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan menjamur.

Standart temperatur dan kelembapan pada daerah tropis adalah sebagai berikut: Temperatur 21ºC ± 1ºC, kelembapan 55% ± 5%

c. Air Filtration

Udara yang tidak terfilter mengandung polusi, berupa gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adalah ketidaknyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara kotor ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dan standart efisiensi penyaringan tersebut 80 % sampai 98%.

d. Light

Pencahayaan adalah faktor paling penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam memapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lai melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung.

Cahaya buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.

 Karya dengan bahan kertas : 50 lux  Karya lukisan di atas kanvas 150-200 lux  Metal, keramik, glass dan batu : 300 lux

Tingkat intensitas cahaya diatas adalah berdasarkan survei galeri-galeri seni profesional di australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah dengan penggunaan cahaya alami dari atas (lighting from above) dan penggunaan cahaya alamidari samping (lateral lighting).

Dalam memamerkan karya-karya visual arts di Art Studio “Forum For usic, Dance And Visual Art”, yaitu:


(68)

   

a) Pameran Khusus

Pameran khusus adalah pameran yang penyelenggaranya dibiyai sepenuhnya oleh pengelola. Tema pameran dipilih berdasarkan pertimbangan dewan kurator. Koleksi yang dipamerkan adalah koleksi milik pengelola atau koleksi milik seniman atau kurator. Dalam satu tahun diprogramkan 2-3 kali pameran khusus.

Pameran khusus ini akan ditempatkan pada galeri tetap. b) Pameran Kerjasama

Pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerja sama antara pengelola dengan pihak lain seperti lembaga/organisasi. Pihak lain menyewa ruang pamer kontemporer yang tersedia di Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” sebagai sarana komesil.Biaya penyelengaraan ditanggung bersama pihak Penyelenggara .Penyewaan gedung dilakukan dengan cara pemohon mengajukan proposal kepada pengelola dan selanjutnya akan diberikan pertimbangan oleh dewan kurator. Posisi pihak pengelola hanya membantu menyediakan fasilitas pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan keamanan. Dalam sutu tahun dapat dilaksanakan sekitar 15 kali pameran berlangsung antara 1 minggu sampai 3 minggu. Pameran ini akan dilaksanakan pada ruang pameran temporer. Alasannya ruang pamer ini dipisahkan adalah agar tidak mengganggu kegiatan yang dilakukan oleh para siswa yang belajar yang merupakan kegiatan utama digedung ini. Hal ini juga membedakan antara ruang komersil dan bukan ruang komersil. Semua pameran yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu disetujui oleh kurator.

Adapun tugas kuratorial adalah untuk:

Mengamati dan meneliti perkembangan visual art Indonesia dan dunia  Memberikan pertimbangan dan menentukan arah, jenis dan kualitas pameran.

 Menentukan kebijakan dan kriteria pengadaan koleksi, siatem pendokumentasian dan perawatan koleksi.

Menentukan arah pengkajian, pendidikan pemahaman dan penyebaran apresiasi visual art. Dengan tim pengelola harian galeri bertugas melaksanakan pengelolaan program dan kegiatan serta administrasi berupa:


(69)

 Pameran-pameran yang telah disetujui kurator.  Inventarisasi dan dokumentasi karya-karya visual arts.

Perawatan kegiatan koleksi visual art berupa konservasi dan restorasi  Kegiatan-kegiatan pengkajian, pendidikan dan pengembangan apresiasi.  Perawatan gedung dan lingkungan

 Koordinasi keamanan

Dalam rangka memelihara dan merawat koleksi maka kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Penyimpanan

Koleksi disimpan di dalam sebuah fasilitas ruang penyimpanan disesuaikan semaksimal mungkin mengikuti persyaratan penyimpanan karya seni, anatara lain : AC, panel geser dan panel kayu, dan untuk pengamanan dibantu dengan alarm sistem.

b) Pendokumentasian

Disamping dicatat dan difoto, koleksi-koleksi tersebut juga didokumentasikan dalam bentuk katalog.

c) Konservasi dan Restorasi

Perawatan/konservasi yang dilaksanakan bersifat cepat/ringan yaitu pembersihan karya seni dari debu atau kotoran dengan peralatan sederhana sedangkan perbaikan yang dilaksanakan berupa perbaikan ringan yaitu perbaikan karya seni berupa penggantian pigura dan spanram lukisan. Kalau koleksi tersebut sudah tergolong tua maka diperlukan konservasi yang profesional oleh tenaga ahli konservator.

Fasilitas auditorium

Adalah suatu fasilitas untuk mengkomunikasikan segala jenis performing art. Komponen utama dari auditorium adalah:


(70)

   

 Ruang publik  Backstage

Dari ketiga komponen tersebut yang paling berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu performing arts adalah stage. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam auditorium/stage ini adalah:

a. Garis pandangan (sight lines)

Gambar 2.34. Auditorium

Sumber : www.Google_image_auditorium_jpg.com 

Gambar 2.35.  Sudut pandang penonton Sumber : olah data primer


(71)

Garis pandangan ini adalah untuk mendapatkan pemandangan penonoton yang jelas, bebas dari halangan dan terbuka

Keterangan :

P : titik pandang terendah dan berdekatan pada panggung yang dapat dilihat jelas oleh penonton. Jika panggung dapat dinaikan (600-1100 mm) dari lantai terendah auditorium maka P adalah setting line dari pertunjukan. Setting line pertunjukan tidak boleh lebih dari 600 mm dari lantai panggung. Jika terdapat orchestra pit maka P adalah kepala konduktor orkestra.

HD : jarak horizontal antar mata penonton tepat dibelakangnya, dimana berhubung dengan ruang antar baris kursi (760-1150).

EH : tinggi mata normal 1120 mm diatas lantai dibawahnya, titik mata ini akan tergantung pada dimensi kursi.

E : jarak antara pertengahan mata dengan kepala bagian atas, diambil 100 m. Untuk kepastian pemandangan yang jelas/ terbuka min 125 mm

D : jarak antara penonton di baris depan dengan P. Lebih dekatnya baris pertama dengan stage mengakibatkan rendahnya posisi lantai penonton.

b. Pengaturan kursi auditorium

Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan.

 Dimensi kursi

o Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm o Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm

o Tinggi kursi dan kemiringan : 430-450 mm dan sudut horizontal 7-9º

o Tinggi sandaran punggung dan kemiringan 800-850 mm dari lantai (dapat ditinggikan untuk alasan akustik) dan sudut belakang 15-20º


(72)

   

o Kedalaman kursi : 600-720 mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung, jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : 425-500 mm.

o Sandaran lengan: lebar min. 50mm, tingggi 600 mm diatas lantai.  Jumlah kursi dalam satu baris:

o Jika terdapat 2 gangways pada tiap sisi baris : 22 kursi.

o Jika hanya terdapat 1 gangways di dalam satu sisi baris : 11 kursi  Ruang antar baris kursi:

o Ruang lewat (clearway) : min 300-500 mm o Dimensi jarak antar baris : min 850 mm

o Lebar min 1100 mm

o Kemiringan 1:10 dan 1:12 jika digunakan oleh pemakai kursi roda.

Gambar 2.36.  Posisi kursi Sumber : olah data primer


(73)

o Landasan yang lebih miring harus memilki anak tangga biasa. c. Akustik

Hasil akustik suatu pertunjukan meliputi kualitas suara, baik berupa musik maupun dialog, yang didengarkan oleh penonton dan juga para pelaku pentas diatas panggung. Akustik tidak terlepas dari penggunaan bahan dan konstruksi penyerap bunyi yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang, diantaranya bahan berpori, penyerap panel/selaput, karpet dan kain. Selain itu dapat dibantu dengan penggunaan komputer atau alat seperti sound reflecting disk yang dapat mengatur waktu untuk merefleksikan suara berdasarkan jenis pertunjukan yang sedang berlangsung.

Fasilitas Pelengkap Perpustakaan Seni

Fasilitas perpustakaan pada Art Studio “Forum For Music, Dance And Visual Art” terbuka untuk umum, baik dewasa maupun anak-anak. Untuk meminjam koleksi buku-buku perpustakaan ini pengunjung harus terdaftar sebagai anggota terlebih dahulu. Koleksi buku pada perpustakaan ini hanya meliputi bidang seni namun mencakup segala umur pembaca dewasa, remaja dan anak-anak sehingga masyarakat luas dapat

merasakan manfaatnya.

Gambar 2.38. Perpustakaan Sumber : 

www.Google_image_perpus takaan_jpg.com 


(1)

   

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Medan, Medan Dalam Angka, 2007

Foley, Mark, Hand Book of Sport and Recreation Building.

Koentjaranigrat, Majalah Versus Vol 2, edisi Februari 2009

Lepper, Derek. Scotiabank Dance Centre. Archiseek. Diakses pada 29 Februari 2009.

<www.archiseek.com>

Laban Dance Centre, London. Architecture. Diakses pada 15 Januari 2009.

<www.architecture.com>

Neufert, Ernst, Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta,1997

Neufert, Ernst, Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, PT. Erlangga, Jakarta, 1997

Oxford Advanced Learner’s dictionary

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Nomor 63/PRT/1993.

Salsa. Wikipedia. Diakses pada 17 Januari 2009.

<www.wikipedia.com>

Schirmbeck, Egon. Calon Arsitek. Diakses pada 2 Februari 2009.

<www.calonarsitek.com>

(2005); Kamus Besar Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta

(2005); Kamus Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)