Definisi Tablet Hisap Lozenges Bahan Tambahan Tablet Hisap

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan Ansel, 1989.

2.6 Tablet Hisap

2.6.1 Definisi Tablet Hisap Lozenges

Tablet hisap adalah suatu sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat melarut atau hancur perlahan-lahan di dalam mulut Depkes RI, 1995. Tablet hisap adalah bentuk lain dari tablet untuk pemakaian dalam rongga mulut. Tablet ini digunakan dengan tujuan memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan yang umumnya diberikan sebagai pengobatan sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada influenza, atau dapat pula mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen dan antitusif. Jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di dalam rongga mulut tetapi melarut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang Lachman, 1994. Tablet hisap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambah rasa untuk dihisap dikulum dan didiamkan ditahan di dalam mulut atau faring Siregar, 2010. Berbeda dengan tablet biasa, pada tablet hisap tidak digunakan bahan penghancur, dan bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan-bahan yang larut air. Tablet hisap cenderung menggunakan banyak pemanis 50 atau lebih dari berat tablet keseluruhan seperti sukrosa, laktosa, manitol, sorbitol, dan sebagainya. Selain itu diameter tablet hisap umumnya lebih besar yaitu 18 mm. Tablet hisap yang baik memiliki kekerasan sebesar 10-20 kgcm 2 Gatiningsih, 2008; Lachman, 1994; Parrot, 1971.

2.6.2 Bahan Tambahan Tablet Hisap

Bahan tambahan atau bahan pembantu tabletasi dapat diartikan sebagai zat-zat yang memungkinkan suatu obat atau bahan obat yang memiliki beberapa sifat khusus untuk dibuat menjadi suatu sediaan yang cocok satu sama lain yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat memperbaiki sediaan obat, dengan mempertimbangkan efek obat, kinerja obat, organoleptis, sifat kimia obat, dan kemungkinan pengembangan jenis sediaan lain. Adapun bahan tambahan dalam sediaan tablet hisap meliputi : a. Bahan pengisi Lieberman, 1994 Bahan pengisi yaitu bahan tambahan yang diperlukan sebagai pemenuhan kecukupan massa tablet dan berfungsi untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran. Contohnya adalah laktosa, laktosa spray-dried, amilum, manitol, sorbitol, mikrokristalin selulosa, kalsium sulfat dihidrat, dan dekstrosa-maltosa. b. Bahan pengikat Bahan pengikat adalah bahan tambahan yang diperlukan untuk memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi dan memberikan sifat kohesif yang telah ada pada bahan pengisi sehingga dapat membentuk struktur tablet yang kompak setelah pencetakan dan meningkatkan daya tahan tablet, oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butiran granulat. Bahan pengikat dapat ditambahkan ke dalam bahan yang akan dicetak dalam bentuk kering, cairan, atau larutan, tergantung pada metode pembuatan tablet Depkes, 1995. Pengikat yang paling efektif untuk granulasi basah tablet hisap kempa adalah akasia gom arab, sirup jagung, sirup simpleks, gelatin, PVP, tragakan, dan metal selulosa. Bahan-bahan ini efektif dalam meningkatkan gaya intergranul serta membantu memperbaiki karakteristik demulsen penyejuk dan tekstur permukaan tablet hisap ketika melarut dalam rongga oral Siregar, 2010. c. Bahan pelincir Voight, 1994; Lachman, 1994 Bahan pelincir dapat memenuhi berbagai fungsi yang berbeda, sehingga banyak dikelompokkan menjadi bahan pengatur aliran glidant, bahan pelincir lubricant dan bahan pemisah hasil cetakan antiadherent. Bahan pengatur aliran atau glidant berfungsi untuk memperbaiki daya luncur dan daya gulir bahan yang akan dicetak, karena itu menjamin terjadinya keteraturan aliran dari corong pengisi ke dalam lubang cetakan. Glidan juga berfungsi untuk mengurangi penyimpangan massa, memperkecil gesekan sesama partikel, dan meningkatkan ketepatan takaran tablet. Contoh zat yang dapat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta digunakan sebagai glidan yaitu talk, kalsiummagnesium stearat, asam stearat, PEG, pati, dan aerosil. Bahan pelincir atau lubricant berfungsi untuk mengurangi gesekan logam stempel di dalam lubang ruang cetak dan gesekan tablet dengan logam, serta memudahkan pengeluaran tablet dari mesin pencetak. Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebihan harus dihindarkan. Contoh lubrikan antara lain talk, kalsium atau magnesium stearat, asam stearat, PEG, pati, dan paraffin. Bahan pemisah hasil cetakan antiadherent adalah bahan yang berfungsi untuk mencegah lekatnya bahan yang dikempa pada permukaan stempel atas. Contoh bahan ini adalah talk, amilum maydis, Cab-O-Sil, natrium lauril sulfat, kalsiummagnesium stearat. d. Zat warna Penggunaan zat warna dalam tablet memberikan keuntungan yaitu menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih menarik. Penyediaan warna-warna alami dari tumbuh- tumbuhan dibatasi karena warna-warna ini seringkali tidak stabil Lachman, 1994. Zat pewarna larut air dan pewarna lakolene dapat digunakan untuk mewarnai tablet hisap kempa. Zat pewarna larut air dapat ditambahkan pada campuran serbuk selama pembuatan pembawa granulasi basah sebelum dilakukan granulasi eksipien dan zat aktif. Selain itu, pewarna dapat dilarutkan dalam larutan penggranulasi dan ditambahkan pengikat Siregar, 2010. e. Pemberi Rasa Bahan pemberi rasa biasanya digunakan pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan larut dalam mulut. Pada umumnya zat pemberi rasa yang larut dalam air jarang dipakai dalam pembuatan tablet oleh karena stabilitasnya kurang baik Lachman, 1994. Untuk tablet hisap, waktu huni tablet yang lama dalam rongga mulut mensyaratkan agar formulator mengembangkan tidak saja produk dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penambah rasa yang menyenangkan, tetapi juga produk yang penambah rasanya dapat menutupi dasar pahit yang mungkin dimiliki formulasi Siregar, 2010.

2.6.3 Permasalahan dalam Pembuatan Tablet Hisap Siregar, 2010

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Ekstrak Kulit Manggis(Garcinia mangostana L.) Sebagai Anti-Aging Dalam Sediaan Krim

5 65 162

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107