Taksonomi Nama Lain Ekologi dan Penyebaran Morfologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.1 Taksonomi

Klasifikasi Hibiscus sabdariffa L. adalah sebagai berikut Jones dan Luchsinger, 1987 : Dunia : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Dilleniidae Bangsa : Malvales Suku : Malvaceae Marga : Hibiscus Jenis : Hibiscus sabdariffa L.

2.2.2 Nama Lain

Hibiscus sabdariffa di Indonesia dikenal dengan rosella, di Jawa dikenal dengan Gamet balonda Sunda, Mrambos Jawa Tengah dan Katsuri roriha Ternate. Berbagai negara tanaman ini juga dikenal dengan berbagai nama yaitu di Inggris tanaman ini dikenal dengan nama Rosella; di Perancis: I ’Oiselle; di Jamaica: Spanish; di Arab: karkade; dan di Wolof: bissap Syamsuhidayat dan Hutapea, 2000.

2.2.3 Ekologi dan Penyebaran

Hibiscus sabdariffa terdiri dari lebih dari 300 spesies yang terdistribusi di wilayah tropis dan substropis di dunia. Tanaman ini dapat hidup di iklim tropis dengan temperature hangat dan lembab, dan pada iklim substropis. Rosella dapat tumbuh dalam green house, tetapi secara normal tumbuh baik di bawah matahari langsung Yadong, Qi et al., 2005.

2.2.4 Morfologi

Rosella Hibiscus sabdariffa L. termasuk ke dalam suku Malvaceae dan merupakan tanaman yang cukup dikenal di Indonesia, India, Afrika Barat dan wilayah lainnya. Hibiscus sabdariffa merupakan herba atau semak 1 tahun, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki tinggi 0,5-3 m dan batang dengan duri temple atau tidak. Daun bertangkai 6-15 cm, berbentuk bulat telur, lingkaran atau oval, tangkai bunga panjang 1-2 cm, beruas. Kelopak bunga berbagi 5, taju bentuk lanset, berdaging tebal, merah tua atau kuning muda, dengan tulang daun merah. Tabung benang sari boleh dikatakan seluruhnya tertutup dengan kepala sari, ungu. Buah berbentuk telur, berambut jarang, membuka dengan 5 katup, diselubungi oleh kelopak yang jelas lebi panjang daripada buah. Biji 3-4 peruang Steenis, 1987.

2.2.5 Kandungan Kimia

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Ekstrak Kulit Manggis(Garcinia mangostana L.) Sebagai Anti-Aging Dalam Sediaan Krim

5 65 162

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107