UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penderita hipertensi. Akar rosella dapat digunakan untuk aperitif dan tonik Wantana, R. dan Arunporn, I., 2007.
2.3 Simplisia Depkes RI, 1979
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikanmineral.
a. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari
selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dengan dari tanamannya.
b. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
c. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
2.4 Ekstrak dan Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung
Depkes RI, 2000. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Depkes RI, 1995.
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet Depkes
RI, 1995.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Biasanya
operasi ini menggunakan pelarut untuk mengekstraksi Depkes RI, 2000.
2.4.1 Metode Ekstraksi
a. Cara Dingin
Maserasi Maserasi adalah pengekstrakan simplisia menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengadukan pada suhu kamar. Prinsip dasarnya pencapaian konsentrasi pada keseimbangan yang secara teknologi termasuk ekstraksi Depkes
RI, 2000. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada
temperatur ruangan Depkes RI, 2000. b.
Cara Panas Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan
adanya pendinginan baik Depkes RI, 2000. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah
pelarut relatif konstan dengan pendingin balik Depkes RI, 2000. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-50 C Depkes RI, 2000.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
bejana infus tercelup dalan penangas air mendidih, temperatur terukur 96
o
-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes RI, 2000.
Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan
temperatur sampai titik didih air.
2.5 Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan Depkes RI, 1979. Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung
satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan
disintegrasi, dan sifat antilekat dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet Siregar, 2010.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk tablet berkualitas baik adalah sebagai berikut :
a. Kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik
selama fabrikasipengemasan dan pengangkutan hingga sampai pada konsumen.
b. Dapat melepaskan bahan obatnya sampai pada ketersediaan hayatinya.
c. Memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan obatnya.
d. Mempunyai penampilan yang menarik, baik pada bentuk, warna, maupun
rasanya. Untuk mendapatkan tablet yang baik tersebut, maka bahan yang akan
dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: a.
Mudah mengalir, artinya jumlah bahan yang akan mengalir dalam corong alir ke dalam ruang cetakan selalu sama setiap saat, dengan demikian bobot tablet
tidak akan memiliki variasi yang besar.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Kompatibel, artinya bahan mudah kompak jika dikempa, sehingga dihasilkan
tablet yang keras. c.
Mudah lepas dari cetakan, hal ini dimaksudkan agar tablet yang dihasilkan mudah lepas dan tak ada bagian yang melekat pada cetakan, sehingga
permukaan tablet halus dan licin Sheth dkk, 1980. Metode pembuatan tablet ada tiga cara yaitu : metode kempa langsung
granulasi basah dan granulasi kering.
2.5.1 Metode Pembuatan Tablet
Pembuatan tablet hisap dapat dilakukan seperti pada pembuatan tablet pada umumnya ada tiga yaitu :
1. Metode Kempa Langsung
Istilah kempa langsung berlaku untuk proses umum pada pembuatan- pembuatan tablet yang dikompresi ketika tidak ada perlakuan pendahuluan atau
hanya perlakuan kecil yang dibutuhkan sebelum memasukkan bahan ke dalam mesin tablet. Beberapa bahan mempunyai karakteristik pengikatan yang penting.
2. Metode Granulasi Basah
Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam
pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut : menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah. Menyaring granul
basah, menjadi butiran yang lebih halus, pengeringan, pengayakan granul kering, pencampuran bahan pelikan dan bahan penghancur, pembuatan tablet dengan
kompresi Ansel, 1989. 3.
Metode Granulasi Kering Metode granulasi kering dibentuk oleh pelembaban atau penambahan
bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa dalam jumlah yang besar dari campuran serbuk dan setelah itu
memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam massa granul yang kecil.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan Ansel, 1989.
2.6 Tablet Hisap
2.6.1 Definisi Tablet Hisap Lozenges
Tablet hisap adalah suatu sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat
melarut atau hancur perlahan-lahan di dalam mulut Depkes RI, 1995. Tablet hisap adalah bentuk lain dari tablet untuk pemakaian dalam rongga
mulut. Tablet ini digunakan dengan tujuan memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan yang umumnya diberikan sebagai pengobatan sakit tenggorokan
atau untuk mengurangi batuk pada influenza, atau dapat pula mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astringen dan
antitusif. Jenis tablet ini dirancang agar tidak hancur di dalam rongga mulut tetapi melarut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang
Lachman, 1994. Tablet hisap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambah rasa
untuk dihisap dikulum dan didiamkan ditahan di dalam mulut atau faring Siregar, 2010.
Berbeda dengan tablet biasa, pada tablet hisap tidak digunakan bahan penghancur, dan bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan-bahan yang
larut air. Tablet hisap cenderung menggunakan banyak pemanis 50 atau lebih dari berat tablet keseluruhan seperti sukrosa, laktosa, manitol, sorbitol, dan
sebagainya. Selain itu diameter tablet hisap umumnya lebih besar yaitu 18 mm. Tablet hisap yang baik memiliki kekerasan sebesar 10-20 kgcm
2
Gatiningsih, 2008; Lachman, 1994; Parrot, 1971.
2.6.2 Bahan Tambahan Tablet Hisap
Bahan tambahan atau bahan pembantu tabletasi dapat diartikan sebagai zat-zat yang memungkinkan suatu obat atau bahan obat yang memiliki beberapa
sifat khusus untuk dibuat menjadi suatu sediaan yang cocok satu sama lain yang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat memperbaiki sediaan obat, dengan mempertimbangkan efek obat, kinerja obat, organoleptis, sifat kimia obat, dan kemungkinan pengembangan jenis
sediaan lain. Adapun bahan tambahan dalam sediaan tablet hisap meliputi : a.
Bahan pengisi Lieberman, 1994 Bahan pengisi yaitu bahan tambahan yang diperlukan sebagai pemenuhan
kecukupan massa tablet dan berfungsi untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran. Contohnya adalah laktosa,
laktosa spray-dried, amilum, manitol, sorbitol, mikrokristalin selulosa, kalsium sulfat dihidrat, dan dekstrosa-maltosa.
b. Bahan pengikat
Bahan pengikat adalah bahan tambahan yang diperlukan untuk memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi dan memberikan
sifat kohesif yang telah ada pada bahan pengisi sehingga dapat membentuk struktur tablet yang kompak setelah pencetakan dan meningkatkan daya tahan
tablet, oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butiran granulat. Bahan pengikat dapat ditambahkan ke
dalam bahan yang akan dicetak dalam bentuk kering, cairan, atau larutan, tergantung pada metode pembuatan tablet Depkes, 1995.
Pengikat yang paling efektif untuk granulasi basah tablet hisap kempa adalah akasia gom arab, sirup jagung, sirup simpleks, gelatin, PVP, tragakan,
dan metal selulosa. Bahan-bahan ini efektif dalam meningkatkan gaya intergranul serta membantu memperbaiki karakteristik demulsen penyejuk dan tekstur
permukaan tablet hisap ketika melarut dalam rongga oral Siregar, 2010. c.
Bahan pelincir Voight, 1994; Lachman, 1994 Bahan pelincir dapat memenuhi berbagai fungsi yang berbeda, sehingga
banyak dikelompokkan menjadi bahan pengatur aliran glidant, bahan pelincir lubricant dan bahan pemisah hasil cetakan antiadherent.
Bahan pengatur aliran atau glidant berfungsi untuk memperbaiki daya luncur dan daya gulir bahan yang akan dicetak, karena itu menjamin terjadinya
keteraturan aliran dari corong pengisi ke dalam lubang cetakan. Glidan juga berfungsi untuk mengurangi penyimpangan massa, memperkecil gesekan sesama
partikel, dan meningkatkan ketepatan takaran tablet. Contoh zat yang dapat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
digunakan sebagai glidan yaitu talk, kalsiummagnesium stearat, asam stearat, PEG, pati, dan aerosil.
Bahan pelincir atau lubricant berfungsi untuk mengurangi gesekan logam stempel di dalam lubang ruang cetak dan gesekan tablet dengan logam, serta
memudahkan pengeluaran tablet dari mesin pencetak. Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan
disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebihan harus dihindarkan. Contoh lubrikan antara lain talk, kalsium atau magnesium stearat, asam stearat,
PEG, pati, dan paraffin. Bahan pemisah hasil cetakan antiadherent adalah bahan yang berfungsi
untuk mencegah lekatnya bahan yang dikempa pada permukaan stempel atas. Contoh bahan ini adalah talk, amilum maydis, Cab-O-Sil, natrium lauril sulfat,
kalsiummagnesium stearat. d.
Zat warna Penggunaan zat warna dalam tablet memberikan keuntungan yaitu
menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih menarik. Penyediaan warna-warna alami dari tumbuh-
tumbuhan dibatasi karena warna-warna ini seringkali tidak stabil Lachman, 1994.
Zat pewarna larut air dan pewarna lakolene dapat digunakan untuk mewarnai tablet hisap kempa. Zat pewarna larut air dapat ditambahkan pada
campuran serbuk selama pembuatan pembawa granulasi basah sebelum dilakukan granulasi eksipien dan zat aktif. Selain itu, pewarna dapat dilarutkan dalam larutan
penggranulasi dan ditambahkan pengikat Siregar, 2010. e.
Pemberi Rasa Bahan pemberi rasa biasanya digunakan pada tablet kunyah atau tablet
lainnya yang ditujukan larut dalam mulut. Pada umumnya zat pemberi rasa yang larut dalam air jarang dipakai dalam pembuatan tablet oleh karena stabilitasnya
kurang baik Lachman, 1994. Untuk tablet hisap, waktu huni tablet yang lama dalam rongga mulut
mensyaratkan agar formulator mengembangkan tidak saja produk dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penambah rasa yang menyenangkan, tetapi juga produk yang penambah rasanya dapat menutupi dasar pahit yang mungkin dimiliki formulasi Siregar, 2010.
2.6.3 Permasalahan dalam Pembuatan Tablet Hisap Siregar, 2010
Masalah-masalah yang terjadi dalam pembuatan tablet hisap dapat
disebabkan oleh beberapa hal berikut : 1.
Kekerasan Tablet Pada pembuatan formulasi granulasi basah, penambahan jumlah pengikat
yang tidak cukup akan menghasilkan granul yang kekurangan gaya intragranul atau intergranul. Pada pengempaan, tablet yang dihasilkan akan mengandung
granul yang tidak terikat dalam area tekanan tinggi. 2.
Lembab Tiap granul tablet yang memiliki rentang kandungan lembab kritis tertentu
yang membantu membentuk granul yang memiliki gaya kohesif optimum. Jika kandungan lembab berada dalam rentang 0,75
– 2, granul yang terbentuk biasanya merupakan granul yang baik.
3. Penjeratan Udara
Penjeratan udara merupakan sumber masalah yang biasa menyebabkan kaping pada tablet berbobot tinggi. Hal yang menyebabkan laminasi tablet ini
biasanya diperbaiki dengan memadatkan granul, yaitu dengan menambahkan jumlah pengikat dalam produk granulasi basah.
4. Tekanan Berlebihan Selama Pengempaan
Penggunaan tekanan pengempaan granul yang melebihi tekanan pengikatan
optimum partikel-partikel
mengakibatkan kerusakan
ikatan intergranul. Sebagai penyebab kaping, laminasi, pengaruh tekanan dapat
ditentukan dengan mengurangi tekanan pengempaan secara bertahap sampai terbentuk tablet yang dapat diterima atau sampai terbentuk tablet yang terlalu
lunak untuk dikempa. 5.
Kegagalan Lubrikan Kesulitan pengeluaran tablet akibat kegagalan lubrikan biasanya
ditunjukkan oleh keberadaan garis-garis yang tidak beraturan di pinggir tablet.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7 Gelatin
Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Gelatin yang berasal dari prekursor
yang diasamkan dikenal dengan Tipe A dan yang berasal dari prekursor yang dibasakan dikenal sebagai Tipe B Depkes RI, 1995. Gelatin pada pembuatan
tablet mempunyai konsentrasi tertentu yang berbeda-beda antara lain 2-10 Bandelin, 1989. Pemerian : lembaran, kepingan atau potongan, atau serbuk kasar
sampai halus; kuning lemah atau coklat terang; warna bervariasi tergantung ukuran partikel. Larutannya berbau lemah seperti kaldu. Jika kering stabil di
udara, tetapi mudah terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam bentuk larutan Depkes RI, 1995.
2.8 Monografi Bahan Tambahan Tablet Hisap Rowe
et al., 2009 dan Depkes, 1995
a. Avicel PH 102
Sinonim : Microcel PH 102, microcristalin cellulose
Fungsi : Pengisi
Pemerian : Berbentuk serbuk halus, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Konsentrasi : Adsorben = 20-90
Antiadheren = 5-20
Disintegran Tablet = 5-15
PengikatPengisi Tablet = 20-90
b. Talkum