Tempat dan Waktu Penelitian Formulasi Tablet Hisap Pembuatan Tablet Evaluasi Granul

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakognosi, Laboratorium Kimia Obat, Laboratorium Penelitian 1 dan Laboratorium Formulasi Sediaan Padat Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Januari 2013 sampai September 2013.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah gelas ukur, beaker glass, pipet volum, pipet tetes, penggiling blender, hot plate, kertas saring, lemari asam, lumpang dan alu, termometer, cawan penguap, kapas, alat pencetak tablet ERWEKA, pengayak, desikator, sieving analyzer FRITSCH, hardness tester ERWEKA, friabilator Electrolab, moisture analyzer WIGGEN Hauser, tapped density ERWEKA, tablet disintegration tester Electrolab, neraca analitik Precisa, jangka sorong, rotary evaporator EYELA, freeze drier, waterbath, erlenmeyer, cawan porselen, corong, krus platina, statif, spatula, batang pengaduk, oven, tanur, labu ukur, serta peralatan lainnya yang lazim digunakan di laboratorium.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan –bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis Garcinia mangostana L., kelopak bunga rosella Hibiscus sabdariffa L., aquadest, kloroform, HCl, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, larutan FeCl 3, NaOH, H 2 SO 4 , pereaksi Liebermann –Burchard, gelatin, talkum, Mg stearat, mannitol, sukrosa, aerosil, dan Avicel PH 102. 20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengambilan Sampel

Buah manggis diperoleh dari Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Rosella yang masih segar diperoleh dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.

3.3.2 Determinasi Sampel

Sampel dideterminasi di Herbarium Bogoriense LIPI Cibinong – Bogor.

3.3.3 Pembuatan Serbuk Simplisia

1. Kulit Buah Manggis Kulit bagian dalam dari buah manggis dikerok kemudian dikering- anginkan di dalam ruangan hingga menjadi kering tanpa terkena sinar matahari secara langsung. Setelah itu dihancurkan menjadi serbuk menggunakan blender. 2. Kelopak Bunga Rosella Kelopak bunga rosella yang masih segar dikeluarkan bijinya kemudian dikering-anginkan di dalam ruangan tanpa terkena sinar matahari secara langsung hingga kering. Setelah kering kemudian diserbuk menggunakan blender.

3.3.4 Pembuatan Ekstrak Air Kulit Buah Manggis

Sejumlah 250 g serbuk kering kulit Garcinia mangostana L. dimaserasi kinetik dengan aquadest pada suhu 40ºC, hasilnya disaring dan dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40ºC, hingga didapatkan ekstrak kental kemudian dilakukan pengeringan menggunakan waterbath pada suhu 40°C.

3.3.5 Pembuatan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella

Sejumlah 500 g serbuk kering Hibiscus sabdariffa L. dimaserasi kinetik dengan aquadest pada suhu 40ºC, hasilnya disaring. Filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40ºC hingga mendapat ekstrak kental, kemudian dilakukan freeze drying. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6 Freeze Drying

Prosedur pemakaian alat freeze drier adalah sebagai berikut. Sampel dimasukkan ke dalam labu freeze drier dan sampel dibekukan di dalam freezer sebelum dipasang ke alat freeze drier. Pompa Induction Motor dipastikan terhubung dengan alat freeze drier. Pompa Induction Motor dihubungkan dengan sumber tenaga. Pada alat freeze drier, tombol ON ditekan ke atas. Tombol RUN STOP ditekan agak lama sampai tombolnya nyala. Tombol VAC PUMP ditekan agak lama sampai tombolnya nyala. Alat dibiarkan menyala hingga pada layar Trap Temp menunjukkan angka -50°C. Labu freeze drier yang telah berisi sampel beku dipasang ke dalam mulut penyangga. Knob Vac dan Vent diputar 180° hingga Vent berada di bawah dan Vac berada di atas. Alat dibiarkan bekerja hingga sampel beku yang ada di dalam labu freeze drier kering dan tidak ada lagi sisa es yang berada di luar labu freeze drier.

3.3.7 Uji Penapisan Fitokimia Tiwari, 2011

a. Deteksi Alkaloid Ekstrak dilarutkan secara individual dalam HCl encer dan disaring.  Mayer’s Test : Filtrat ditetesi pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan warna putih menunjukkan adanya alkaloid.  Dragendroff’s Test : Filtrat ditetesi dengan pereaksi Dragendroff. Terbentuknya endapan merah menunjukkan adanya alkaloid. b. Deteksi Flavonoid Alkaline Reagent Test : Ekstrak ditetesi dengan beberapa tetes larutan NaOH. Terbentuknya warna kuning yang intens, yang menjadi tidak berwarna dengan penambahan asam encer, menunjukkan adanya flavonoid. c. Deteksi Saponin Foam Test : 500 mg ekstrak dikocok dengan 2 mL air. Jika terbentuk busa yang konsisten selama 10 menit, maka menunjukkan adanya saponin. d. Deteksi Fitosterol  Salkowski’s Test : Ekstrak dicampur dengan kloroform dan disaring. Filtrat ditetesi dengan beberapa tetes H 2 SO 4 , dikocok dan didiamkan. Terbentuknya warna kuning keemasan menunjukkan adanya triterpen. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Libermann Burchard’s Test : Ekstrak dicampur dengan kloroform dan disaring. Filtrate ditetesi dengan beberapa tetes asetat anhidrat, direbus dan didinginkan. Ditambahkan H 2 SO 4 . Terbentuknya cincin coklat di persimpangan menunjukkan adanya fitosterol. e. Deteksi Fenol Ferric Chloride Test : Ekstrak ditetesi dengan 3-4 tetes larutan FeCl 3 . Terbentuknya warna hitam kebiruan menunjukkan adanya fenol.

3.3.8 Pengujian Parameter Spesifik Depkes RI, 2000

a. Parameter Identitas Ekstrak 1 Deskripsi tata nama yaitu nama ekstrak generik, dagang, paten, nama latin tumbuhan sistematika botani, bagian tumbuhan yang digunakan. 2 Ekstrak dapat mempunyai senyawa identitas, artinya senyawa tertentu yang menjadi petunjuk spesifik dengan metode tertentu. b. Parameter Organoleptik Ekstrak Penggunaan panca indera mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa.

3.3.9 Pengujian Parameter Non Spesifik

a Kadar abu Depkes RI, 2000 Sebanyak 2 g ekstrak yang telah digerus dan ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara. Ekstrak diratakan kemudian dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, didinginkan, dan ditimbang. Jika arang tidak dapat hilang, ditambahkan air panas, disaring dengan menggunakan kertas saring bebas abu. Sisa abu dan kertas saring lalu dipijarkan dalam krus yang sama. Filtrat dimasukkan ke dalam krus, diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap, ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara. b Pengujian Kadar Air Pengujian kadar air dilakukan menggunakan alat moisture analyzer. Alat dikalibrasi terlebih dahulu. Plat aluminium ditara dan ditimbang, kemudian sampel diratakan pada plat sebanyak 3 g kemudian alat diset dengan suhu 105°C UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 4 menit atau sampai bobot tetap. Nilai kadar air secara otomatis akan muncul dalam bentuk persentase. c Susut Pengeringan Depkes RI, 2000 Sejumlah 1 g ekstrak dimasukkan dan ditimbang seksama dalam wadah yang telah ditara. Ekstrak dikeringkan pada suhu 105 o C selama 30 menit dan ditimbang. Sebelum ditimbang, ekstrak diratakan dalam botol timbang, dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm. Kemudian dimasukan ke dalam oven, dibuka tutupnya, dikeringkan pada suhu105ºC hingga bobot tetap. Botol dalam keadaan tertutup dibiarkan dalam desikator hingga suhu kamar. Susut Pengeringan x 100

3.3.10 Pengeringan Ekstrak Menggunakan Filler

a. Pengeringan Ekstrak Air Kulit Buah Manggis Pengeringan ekstrak dilakukan dengan mencampurkan aerosil sebagai adsorben, dengan perbandingan aerosil terhadap ekstrak air kulit buah manggis 3:20. Ekstrak air kulit buah manggis dan aerosil ditimbang kemudian dicampurkan di dalam lumpang hingga menjadi serbuk. b. Pengeringan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella Pengeringan ekstrak dilakukan dengan mencampurkan avicel PH 102 sebagai filler dengan perbandingan avicel PH 102 terhadap ekstrak air kelopak bunga rosella 1:1. Ekstrak air kelopak bunga rosella dan avicel ditimbang, dicampurkan di dalam lumpang, kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 40°C. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4 Formulasi Tablet Hisap

Tabel 3.1. Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis dan Ekstrak Air Rosella Bahan Fungsi Bahan Formula 1 2 3 4 Ekstrak air kulit buah manggis Zat Aktif 200 mg 200 mg 200 mg 200 mg Ekstrak air kelopak bunga rosella Zat Aktif 200 mg 200 mg 200 mg 200 mg Gelatin Pengikat 500 mg 750 mg 1000 mg 1250 mg Sukrosa Pengisi qs qs qs qs Mannitol Pemanis 200 mg 200 mg 200 mg 200 mg Mg Stearat Lubrikan 20 mg 20 mg 20 mg 20 mg Talk Anti Adheren, Lubrikan 80 mg 80 mg 80 mg 80 mg Bobot tablet yang diinginkan = 2000 mg Dengan penambahan Avicel PH 102 sebanyak 200 mg sebagai adsorben untuk mengeringkan ekstrak air kelopak bunga rosella dan aerosil sebanyak 30 mg sebagai adsorben untuk mengeringkan ekstrak air kulit buah manggis.

3.5 Pembuatan Tablet

Semua bahan-bahan yang digunakan ditimbang. Sukrosa, manitol, serbuk ekstrak air kulit buah manggis dan serbuk ekstrak air kelopak bunga rosella dicampurkan M 1 . Membuat larutan pengikat gelatin. Pengikat yang telah dibuat dimasukkan ke dalam M 1 sampai terbentuk massa yang dapat dikepal yang kemudian diayak dengan ayakan no mesh 16 sehingga didapat granul yang selanjutnya dikeringkan dalam oven suhu 40 o C. Granul yang telah kering dievaluasi. Setelah dilakukan evaluasi, granul diayak kembali dengan ayakan no mesh 18. Granul tersebut di tambahkan dengan talk dan Mg stearat kemudian dikempa sehingga terbentuk tablet dan dilakukan evaluasi tablet.

3.6 Evaluasi Granul

a. Uji Kadar air Voight, 1994 Sebanyak 1 g granul dimasukkan ke dalam alat moisture analyzer. Granul diratakan dan kemudian alat dijalankan, selanjutnya diperoleh data kadar air yang terkandung dalam granul. Syarat : 2 – 5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Perbandingan Hausner dan Uji Kompresibilitas Depkes RI, 1995 Granul ditimbang sebanyak 100 g m kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL dan dicatat volumenya V 1 . Granul tersebut kemudian diketuk-ketukkan sebanyak 300x dan dicatat kembali volume setelah pengetukan V 2 . Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus : Indeks kompresibilitas = – BJ bulk = mV 1 BJ mampat = mV 2 Hausner Ratio = Tabel 3.2. Indeks Kompresibilitas, Rasio Hausner dan Kategorinya Depkes RI, 1995 Indeks Kompresibilitas Rasio Hausner Kategori 10 1,00 – 1,11 Istimewa 11 – 15 1,12 – 1,18 Baik 16 – 20 1,19 – 1,25 Cukup Baik 21 – 25 1,26 – 1,34 Agak Baik 26 – 31 1,35 – 1,45 Buruk 32 – 37 1,46 – 1,59 Sangat Buruk 38 1,6 Sangat Buruk Sekali c. Uji Distribusi Ukuran Partikel Voight, 1994 Masing-masing ayakan pada sieving analyzer disusun berturut-turut mulai dari yang teratas adalah mesh 12, 14, 16, 18, 20 dan 20. Kemudian granul dimasukkan ke dalam alat sieving analyzer. Alat dihidupkan, kemudian granul yang didapat pada masing-masing ayakan ditimbang lalu dihitung persen bobot granul pada masing-masing ayakan dan dibuat kurva antara persen bobot granul sumbu y dengan ukuran ayakan sumbu x. d. Uji Laju alir Lachman, 1994; Aulton, 1988 Sebanyak 25 g granul ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam corong yang tertutup dan diratakan. Kemudian penutup corong dibuka dan dicatat waktu yang diperlukan seluruh granul habis melewati corong. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 3.3. Laju Alir dan Sifat Alirannya Laju Alir gdetik Sifat Aliran 10 Bebas mengalir 4 – 10 Mudah mengalir 1,6 – 4 Kohesif 1,6 Sangat kohesif e. Sudut henti Voight, 1970 Dihitung diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk pada gundukan granul pada uji laju alir, kemudian dicari besar sudut henti dengan rumus: α = ach tan dimana : α = sudut henti sudut istirahat h = tinggi serbuk r = jari-jari serbuk Tabel 3.4. Nilai Sudut Henti dan Sifat Alirannya Sudut Henti º Sifat Aliran 25 Istimewa 25 – 30 Baik 30 – 40 Cukup 40 Sangat Buruk

3.7 Evaluasi Tablet

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Ekstrak Kulit Manggis(Garcinia mangostana L.) Sebagai Anti-Aging Dalam Sediaan Krim

5 65 162

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107