4.1.2.3.1. Penentuan Kandungan Aluminium dalam Air Minum dalam mgL
Dari data pengukuran absorbansi aluminium untuk sampel air PDAM dari cabang sei agul diperoleh absorbansi sebagai berikut :
A1 = 0,08412 A2 = 0,08302
Dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi ke persamaan garis regresi Y = Y = 0,076063X + 0,007992 maka diperoleh :
Dengan derajat pengenceran = 50, volume labu takar = 50mL dan volume contoh = 50mL maka diperoleh konsenterasi Al total yaitu :
� = ��
� ����� × ������
���� ����� 1000
× 1000 × ��
������ �����ℎ
X1 = 50,04 X2 = 49,315
�� = ∑ ��
� = 49,6775
X1 − X�
2
= 50,04 − 49,6775
2
= 0,13140625 X2
− X�
2
= 49,315 − 49,6775
2
= 0,13140625 ��� − ��
2
= 0,2628125
maka S = � ∑Xi − X�
2
n − 1
= �
4,6421 2
− 1 = 0,51265
didapat S
x
= S
√n =
0,51265 √2
= 0,3624
Dari data hasil distribusi t student untuk n = 2 , dengan derajat kebebasan dk = n-1 = 1 untuk derajat kepercayaan 95 p – 0,05, t = 4,30 maka :
� = ��0,05 � � − 1��
�
� = 4,30 0,05 � 10,3624 = 0,077916
Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan aluminium dalam air PDAM cabang Sei Agul sebesar :
49,6775 ± 0,077916 mgL
Hasil perhitungan untung kandungan aluminium pada air PDAM cabang Medan Labuhan dan Sunggal terlampir pada lampiran 6.
4.2. Pembahasan
Besi Fe dan Aluminium Al merupakan mineral mikro essensial,yaitu logam dalam satuan miligram atau mikrogram per kilogram berat badan yang peranannya sudah
jelas dan sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan akan logam besi Fe dan aluminium Al dalam tubuh dapat terpenuhi melalui asupan makanan
sehari – hari. Namun asupan yang mengakibatkan kelebihan kadar logam besi Fe dan aluminium dalam tubuh justru akan bersifat toksik terhadap tubuh.
Aluminium dibebaskan ke lingkungan melalui sumber anthropogenik seperti pelelehan dan penambangan, namun sebagai unsur ketiga yang paling banyak unsur
ini menyusun 8 dari kerak bumi. Oleh karena itu, proses alami lebih berpotensial melebihi kontribusi dari sumber anthropogenik dengan mempertimbangkan
penyebarannya ke lingkungan secara keseluruhan.