2.4.1.2. Besi
Besi dapat diperoleh dari garam sulfat Fe
2
SO4
3
.H
2
O atau garam klorida FeCl
3
.
X
H
2
O yang tersedia dalam bentuk padatan atau larutan. Reaksi FeCl
3
dalam air yang mengandung alkalinitas adalah:
FeCl
3
+ 3 HCO
3 -
FeOH
3s
+ 3 CO
2
+ 3 Cl
-
Dan reaksinya dalam air yang tidak mengandung alkalinitas adalah:
FeCl
3
+ 3 H
2
O FeOH
3s
+ 3 HCl
2.4.2. Flokulasi
Flokulasi merupakan pembentukan flok-flok dari partikel-partikel kecil yang telah mengalami koagulasi. Untuk menghasilkan flokulasi yang lebih baik, biasanya
dibantu dengan penambahan bahan-bahan pembantu koagulan atau disebut juga flokulan.
Ada empat jenis flokulan yang biasa digunakan, yaitu pengatu pH, silika aktif, clay, dan polimer. Asam dan basa digunakan untuk mengatur pH air, sehingga kisaran
pH optimal koagulasi tercapai. Asam yang biasa digunakan adalah H
2
SO
4
. Kapur [CaOH
2
] atau soda abu Na
2
CO
3
digunakan untuk meningkatkan nilai pH.
Silika aktif dan clay memiliki muatan listrik sedikit negatif dan dapat bergabung dengan muatan listrik positif dari flok-flok alum atau besi. Dengan
demikian, hal tersebut akan menghasilkan flok yang lebih besar yang akan mengendap lebih cepat.
Polimer memiliki bagian aktif active side yang akan bergabung dengan flok dan menghasilkan flok yang lebih besar, sehingga flok-flok tersebut akan mengendap
lebih baik. Polimer yang umum digunakan sebagai flokulan adalah poliakrilamida, polivinilpirimidin, polietilena imina, dan natrium poliakrilat.
Efisiensi koagulasi dan flokulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsenterasi dan jenis zat tersuspensi, pH, konsenterasi dan jenis flokulan, waktu dan
kecepatan pengadukan, serta adanya beberapa macam ion terlarut tertentu seperti fosfat, sulfat, dan sebagainya.
Dua faktor penting dalam penambahan koagulan adalah pH dan dosis koagulan. Dosis dan pH optimum ditentukan dari percobaan laboratorium
menggunakan jar test. Kisaran pH optimum untuk alum adalah 5,5-6,5, koagulasi mungkin juga terjadi antara pH 5 dan 8. Garam feri memiliki kisaran pH untuk
koagulasi efektif yang lebih besar daripada alum, yaitu pH 4-9.
Koagulasi dan flokulasi terdiri atas tiga tahap berikut. a.
Pelarutan pereaksi reagen melalui pengadukan cepat misalnya 1 menit, 100 rpm, bila perlu pembubuhan bahan kimia sesaat untuk menyesuaikan pH.
b. Pengadukan lambat untuk membentuk flok-flok misalnya 15 menit, 20-40
rpm. Pengadukan terlalu cepat dapat merusak kembali flok yang telah terbentuk.
c. Pengendapan sedimentasi flok-flok yang terbentuk misalnya 15 menit atau
30 menit, 0 rpm.Suprihatin.2013
2.5. Aluminium
Di perairan, aluminium Al biasanya terserap ke dalam sedimen atau mengalami presipitasi. Aluminium dan bentuk oksida aluminium bersifat tidak larut. Akan tetapi,
garam-garam aluminium sangat mudah larut. Sumber utama aluminium adalah mineral aluminosilicate yang terdapat pada batuan dan tanah secara melimpah. Pada
proses pelapukan batuan, aluminium berada dalam bentuk residu yang tidak larut, misalnya bauxite. Aluminium banyak digunakan di pabrik kertas, dyes, penyamakan,
dan percetakan. Aluminium yang berupa alum [Al
2
SO
4 3
.4H
2
O] digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah.