2.3.2. Kontaminan Kimiawi
Pengukuran kadar bahan kimia dalam air untuk menentukan mutu air mencakup analisis keberadaan ion-ion spesifik seperti kalsium, magnesium, dan timbal atau
pengukuran bahan kimia secara agregat seperti alkalinitas, kesadahan, dan bahan organik.
2.3.2.1. Ion dalam Air
Air secara alami mengandung ion-ion terlarut. Berbagai jenis ion yang mungkin ada dalam air tanah atau air permukaan disajikan pada Tabel 2.1. Jenis ion yang banyak
ditemui dalam air tanah adalah bikarbonat, sulfat, klorida kalsium, magnesium, dan natrium. Ion-ion tersebut kebanyakan berasal dari kontak air dengan berbagai deposit
mineral di dalam tanah, tetapi beberapa jenis ion seperti amonium, karbonat, dan sulfida sering dihasilkan dari aktivitas bakteri dan mikroalga.
Tabel 2.1. Jenis ion utama dan ion lain dalam air Chapman dan Kimstach.1997 Ion Utama
Kation Anion
Kalsium Ca
2+
Magnesium Mg
2+
Natrium Na
+
Kalsium K
+
Bikarbonat HCO
3 -
Sulfat SO
4 2-
Klorida Cl
-
Nitrat NO
3 -
Ion Lain Kation
Anion Aluminium Al
3+
Amonium NH
4 +
Arsen As
+
Barium Ba
2+
Boron, sebagai borat BO
4 3-
Tembaga Cu
2+
Besi, fero Fe
2+
Besi, feri Fe
3+
Mangan Mn
2+
Bisulfat HCO
3 -
Bisulfit HSO
3 -
Karbonat CO
3 2-
Fluorida F
-
Hidroksida OH
-
Fosfat, mono- H
2
PO
4 -
Fosfat, di- HPO
4 2-
Fosfat, tri- PO
4 3-
Sulfida S
2-
Sulfit SO
3 2-
2.3.2.2. Jenis Non-ionik dalam Air
Mineral non-ionik yang sering terdapat di dalam permukaan air alami dan air tanah adalah silika SiO
2
. Konsenterasi silika dalam air dapat berkisar antara 1 sampai 120 mgL. Keberadaan silika dalam air dapat menyebabkan berbagai masalah, terutama
dalam aplikasi unuk industri karena silika menyebabkan pembentukan kerak scaling dalam boiler dan alar pemindah panas heat exchanger.
2.3.2.3. Gas Terlarut
Berbagai jenis gas seperti oksigen O
2
, nitrogen N
2
, karbondioksida CO
2
, asam sulfida H
2
S, nitrogen oksida NO
x
, ammonia NH
3
, asam sianida HCN, dan sulfur dioksida SO
2
dapat terlarut di dalam air.
2.3.2.4. Logam Berat
Berbagai jenis logam berat terlarut bersifat toksik, seperti arsem As, barium Ba, kadmium Cd, krom Cr, timbal Pb, merkuri Hg, selenium Se, dan perak Ag.
Logam-logam tersebut bersifat persisten, tidak dapat didegradasi secara biologis, serta bersifat bioakumulasi. Karakteristik ini menyebabkan tingkat toksisitas di dalam
makhluk hidup termasuk manusia meningkat dengan bertambahnya waktu.
Di antara logam-logam berat yang ada, logam Pb, Hg, As, Cd, Cu, dan Ni merupakan logam toksik bagi manusia dalam konsenterasi rendah. Logam Zn, Pb, Al,
B, Cr, dan Fe bersifat toksik terhadap tanaman. Tingkat toksisitas logam-logam tersebut berbeda-beda. Secara umum tingkat toksisitas mengikuti urutan : Hg Ag,
Cu, Zn, Cd, Pb Sn, Al, Ni, Fe, Cr, Co. Logam-logam tersebut dapat diakumulasi dalam ikan dan masuk ke dalam rantai makanan burung dan mamalia pemakan ikan.
2.3.3. Kontaminan Mikrobiologis