No. 1 Tahun 1995, yang modalnya seluruh atau sebagian merupakan milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
B. Kedudukan Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum yang Mandiri
Dalam ilmu hukum, subjek hukum terdiri atas dua macam, yaitu orang pribadi natural persoon atau naturlijk persoon dan badan hukum artificial
persoon a tau recht persoon . Mengenai pemahaman atas artificia l person, Justice
Buckley L. mengilustrasikan bahwa artificial persoon ialah korporasi yang tidak memiliki keberadaan fisik. Keberadaannya hanya dalam kontempelasi hukum,
korporasi yang tidak memiliki bagian tubuh maupun hasrat. Korporasi tidak menggunakan senjata maupun ikut dalam perang, korporasi tidak dapat dikatakan
loyal atau tidak loyal, maupun melakukan pengkhianatan, korporasi tidak dapat menjadi teman maupun musu. Terlepas dari kepengurusannya, korporasi tidak
memiliki pemikiran, harapan maupun niat. Untuk itu korporasi tidak memiliki pemikiran selain pikiran dari pengurusnya.
22
Adapun subjek hukum adalah sesuatu yang dapat atau cakap melakukan perbuatan hukum atau melakukan tindakan hukum atau melakukan perikatan.
Dengan kata lain batasan suatu perseroan terbatas sebagai badan hukum bahwa perseroan merupakan subjek hukum yang dapat melakukan perbuatan atau
tindakan hukum atau membuat perikatan, dan terbatas pada hal-hal yang diatur secara tegas dalam anggaran dasar suatu perseroan.
22
Teddy Anggoro,
Hukum Perseroan Terbatas: Kewajiban Pemberitahuan Direksi,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hal. 16
Universitas Sumatera Utara
Mengenai pengertian badan hukum, akan digunakan beberapa pendapat sarjana yang mencoba menjelaskan mengenai pengertian badan hukum. Meijers
menyatakan badan hukum meliputi sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajiban. Ia juga menambahkan bahwa badan hukum itu merupakan suatu
realitas konkret walaupun tidak dapat diraba dan ini merupakan suatu kenyataaan yuridis.
23
Logeman menyatakan bahwa badan hukum sebagai suatu personifikasi atau perwujudan hak dan kewajiban. Sementara itu menurut E. Utrecht,
menyatakan bahwa badan hukum adalah badan yang menurut hukum berkuasa menjadi pendukung hak. R. Subekti berpendapat bahwa badan hukum pada
pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan dapat melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan
manusia dan dapat digugat.
24
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal-usul badan hukum, teori-teori tersebut antara lain :
25
1. Teori Konsesi Concession Theory
Teori ini menjelaskan bahwa kekuatan hukum legal power badan hukum diperoleh dari negara. Teori ini muncul karena diperlukan respon negara
terhadap masalah bagaimana menjaga kekuatan dari badan hukum tersebut. Untuk itu badan hukum hanya akan mendapat pengakuan dan akseptasi melalui
23
Mulhadi,
Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia
Bogor : Ghalia Indonesia, 2010 hal. 43
24
Ibid
25
Hasbullah F. Sjawie,
Direksi Perseroan Terbatas Serta Pertanggun jawbaan Pidana Korporasi
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2013 hal. 63
Universitas Sumatera Utara
proses validasi dari negara melalui pendaftaran dengan sistem yang ditentukan negara.
2. Teori Perjanjian Contract Theory
Teori perjanjian memandang badan hukum sebagai asosiasi yang dibentuk berdasarkan perjanjian oleh para pendirinya. Corporate Structure dari badan
hukum secara substansi merupakan hasil dari perjanjian antara pendiri dan pengelolanya. Teori ini mempermasalahkan mengapa diperlukan persetujuan
dari negara untuk bisa mendirikan badan hukum. Demikian juga halnya dengan badan hukum, bahwa suatu badan hukum
bisa membuat suatu perikatan atau melakukan suatu tindakan hukum atau hubungan hukum seperti halnya manusia. Badan hukum bisa memiliki harta dan
juga memiliki piutang maupun utang seperti halnya manusia. Bila seseorang sebagai subjek hukum hendak melakukan suatu tindakan hukum atau perikatan,
maka ia harus memenuhi suatu syarat yang disebut “kecakapan”. Dengan kata lain bahwa subjek hukum harus “cakap”. Salah satu ciri khas yag membedakan subjek
hukum pribadi dengan subjek hukum berupa badan hukum adalah saat lahirnya subjek hukum tersebut, yang pada akhirnya akan menentukan saat lahirnya hak-
hak dan kewajiban-kewajiban bagi masing-masing subjek hukum tersebut. Dalam pengetahuan tentang badan hukum, dikenal beberapa teori yang
menjadi landasan teoritis mengenai eksistensi dari badan hukum itu sendiri, antara lain:
26
26
Kurniawan, “Tanggung Jawab Direksi dalam Kepailitan Perseroan Terbatas
Berdasarkan Undang- Undang Perseroan Terbatas”, Jurnal Mimbar hukum, Vol. 24, No. 2, 2012,
hlm. 216
Universitas Sumatera Utara
1. Teori Fiksi fictie theorie
Teori ini berasal dari Von Savigny yang berpendapat bahwa badan hukum itu semata-mata buatan negara saja. Sebetulnya menurut alam hanya manusia saja
sebagai subjek hukum, badan hukum itu hanyalah suatu fiksi, yaitu sesuatu yang sesungguhnya tidak ada tetapi orang menciptakannya dalam bayangannya
suatu pelaku badan hukum sebagai subjek hukum diperhitungkan sama seperti manusia. Menurut teori ini, badan hukum adalah ciptaan atau rekayasa
manusia, merupakan suatu hasil fiksi manusia. Kapasitas badan hukum ini didasarkan pada hukum positif. Oleh karena personalitas badan hukum ini
didasarkan pada hukum positif, negara mengakui badan hukum tersebut dengan segala hak dan kewajiban yang dimilikinya, diperlakukan sama dengan
manusia. Konsep “legal personality” juga dikenal di negara-negara yang
menganut sistem common la w. 2.
Teori harta kekayaan bersama bertujuan doel vermogens theorie Dikemukakan oleh Brinz, menurutnya hanya manusia saja yang dapat menjadi
subjek hukum. Tetapi juga tidak dapat dibantah adanya hak-hak atas suatu kekayaan, sedangkan tiada manusia pun menjadi pendukung hak-hak itu. Apa
yang dinamakan hak-hak dari suatu badan hukum sebenarnya hak-hak yang tidak ada yang mempunyainya dan sebagai penggantinya adalah suatu harta
kekayaan yang terikat oleh suatu tujuan. 3.
Teori Organ orgaan theorie Berasal dari Otto von Gierke. Badan hukum itu adalah suatu realitas
sesungguhnya sama seperti sifat kepribadian alam manusia ada di dalam
Universitas Sumatera Utara
pergaulan hukum. Badan hukum disini tidak hanya merupakan pribadi yang sesungguhnya, tetapi juga mempunyai kehendak atau kemauan sendiri yang
dibentuk melalui alat-alat kelengkapan atau organ-organnya pengurus, anggota-anggotanya, dan apa yang mereka putuskan adalah kehendak atau
kemauan dari badan hukum. Teori ini menggambarkan badan hukum sebagai suatu yang tidak berbeda dengan manusia.
4. Teori kekayaan bersama
Disamping hak milik pribadi, hak milik itu merupakan harta kekayaan bersama propriete collective theorie; gezamenlijke vermogens theorie menurut Planiol
dan Molengraff. Menurut teori ini, hak dan kewajiban badan hukum itu pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban anggota bersama kekayaan bersama.
Anggota-anggota badan hukum tidak hanya dapat memiliki masing-masing untuk bagian yang tidak dapat dibagi, tetapi juga sebagai pemilik bersama-
sama untuk keseluruhan, sehingga mereka secara pribadi tidak bersama-sama semuanya menjadi pemilik. Orang-orang yang berhimpun itu semuanya
merupakan suatu kesatuan dan membentuk suatu pribadi, yang dinamakan badan hukum. Atas dasar ini, maka badan hukum itu tidak lain adalah suatu
konstruksi yuridis belaka. Perlu dikemukakan juga bahwa suatu badan dapat diklasifikasikan menjadi
2 dua golongan, yaitu badan yang berbentuk bukan badan hukum dan badan yang berbentuk badan hukum.
Universitas Sumatera Utara
Termasuk badam yang berbentuk bukan badan hukum adalah sebagai berikut:
27
1. Persekutuan Perdata Maatschaap yang diatur dalam pasal 1618 sd 12
KUHPerdata Burgerlijk Wetboek. 2.
Firma, yang diatur dalam pasal 16 sd 18 dan 22 sd 35 KUHDagang Wetboek va n Koopha ndel
. 3.
Persekutuan Komanditer Comanditare Venootschap, yang diatur dalam pasal 19 sd 21 KUHDagang.
Perlu dikemukakan bahwa hukum perdata dalam pengertian sempit adalah KUHPerdata saja, tetapi dalam pengertian yang lebih luas termasuk juga
KUHDagang. Dengan demikian, terdapat ketentuan yang secara umum terdapat pada KUHPerdata tetapi secara khusus diatur dalam KUHDagang. Dalam
berbagai kasus, kedua undang-undang tersebut saling mengisi. Berkaitan dengan keberadaan badan yang termasuk “bukan badan hukum”
ini, ketentuan yang melandasi operasionalnya sudah sangat ketinggalan zaman. Oleh karena itu, terdapat dorongan untuk membuat suatu undang-undang
tersendiri dan berlaku terhadap seluruh badan yang berbentuk bukan badan hukum, tetapi sampai saat ini hal tersebut belum diatur.
Adapun badan yang merupakan badan hukum, antara lain sebagai berikut:
28
1. Badan Hukum Publik, seperti negaraPemda.
27
Try Widiyono,
Direksi Perseroan Terbatas: Keberadaan, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab,
Bogor: Ghalia Indonesia, 2008
28
Ibid.
, Hal. 3
Universitas Sumatera Utara
2. Perseroan Terbatas, yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas, termasuk perseroan terbatas terbuka Tbk. yang diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
3. Badan Usaha Milik Negara BUMN, yang diatur dapam Undang-Undang No.
19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Termasuk dalam BUMN adalah berikut ini:
a Perusahaan Persero, diatur juga dalam Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun
1998, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2001.
b Perusahaan Umum, diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1998
tentang Perusahaan Jawatan. c
Perusahaan Jawatan, yang harus diubah pada tanggal 19 Juni 2005 harus telah diubah menjadi Perusahaan Persero atau Perusahaan Umum.
4. Koperasi, diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. 5.
Yayasan, diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Yayasan. 6.
Badan Hukum Milik Negara BHMN, yang antara lain diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 152 Tahun 2000 untuk Universitas Indonesia dan
akan berkembang sesuai dengan perubahan perguruan tinggi yang berubah statusnya menjadi BHMN.
7. Dana Pensiun, diatur dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang
Dana Pensiun.
Universitas Sumatera Utara
8. Badan Usaha Milik Daerah, diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam hal ini, agar diperhatikan juga Undang-Undang No. Tahun 192 tentang Perusahaan Daerah.
9. Perkumpulan Umum, diatur dalam pasal 1653 sd 1665 KUHPerdata.
10. Organisasi Politik, yang diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik. Perseroan Terbatas merupakan badan hukum Indonesia yang didirikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan memenuhi persyaratan tertentu seperti yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas setidaknya memberikan lima hal pokok yang diberikan dari batasan pengertian
Perseroan Terbatas, yaitu : 1.
Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum; 2.
Didirikan berdasarkan perjanjian; 3.
Menjalankan usaha tertentu; 4.
Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham; 5.
Memenuhi persyaratan undang-undang. Undang-Undang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa Perseroan
Terbatas merupakan badan hukum yang tercipta karena undang-undang. Aturan ini sejalan dengan dengan konsep common law, di mana Lord Shaw of
Dunfermline’s pada perkara Daimler Co. Ltd. V. Continental Tire Rubber Co. G.B. Ltd dinyatakan badan usaha mandiri dengan tanggung jawab terbatas
Universitas Sumatera Utara
sebagai “It is a creation of law convenient for the purposes of management, of
holding of property, of the association of individuals in business transaction …”
29
Perseroan terbatas sejatinya adalah badan hukum yang terbentuk berdasarkan undang-undang, tepatnya apa yang telah diatur dalam Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada dasarnya ada 3 landasan bahwa suatu lembaga dianggap sebagai badan hukum. Dasar demikian
dapat ditemui di berbagau teori hukum, yaitu berdasarkan diktrin hukum, berdasarkan undang-undang dan berdasarkan yurisprudensi.
1. Berdasarkan doktrin hukum
Doktrin hukum mengemukakan adanya 4 empat unsur suatu badan dianggap sebagai badan hukum :
a. harus ada harta kekayaan yang terpisah, lepas dari kekayaan
anggotanya. b.
mempunyai tujuan tertentu. c.
adanya kepentingan yang diakui dan dilindungi oleh hukum. d.
adanya organisasi yang teratur. Hal yang agak sulit dalam penerapan doktrin hukum ini adalah butir 1 yang
menyatakan harus
ada kekayaan
yang terpisah
karena dalam
perkembangannya, pengertian terpisah tersebut dapat diartikan dengan berbagai interpretasi yang berbeda. Apakah misalnya arisan di rukun tetangga
yang uangnya dikelola oleh pengurus, termasuk badan hukum karena secara hakikat uang anggota arisan yang terpisah dari harta pengurus? Jika arisan
29
Teddy,
Loc. Cit.
Universitas Sumatera Utara
dianggap sebagai badan hukum, kesulitan dalam praktik di lapangan adalah identifikasi nasabah jika pengurus arisan membuka rekening terkait dengan
know your customers principa ls .
2. Berdasarkan undang-undang
Berdsasarkan undang-undang pengertiannya adalah bahwa suatu badan dinyatakan sebagai badan hukum oleh undang-undang, tetapi tidak berarti
harus ada dalam undang-undang itu sendiri. Suatu badan ditunjuk sebagai badan hukum oleh undang-undang, antara lain sebagai berikut:
a. dinyatakan dengan tegas dalam undang-undang, misalnya undang-
undang telah menunjuk berbagai lembaga sebagai badan hukum. Ini dapat dilihat dan dinyatakan dala ketentuan itu sendiri bahwa lembaga itu
sebagai badan hukum. Unsur-unsur yang harus dipenuhi juga telah terdapat dalam undang-undang itu sendiri, contoh yang konkret untuk
masalah ini adalah Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan Terbatas.
b. melakukan penafsiran, isalnya dengan menarik suatu kesimpulan dari
suatu ketentuan bahwa badan itu telah memenuhi syarat berdasarkan ketentuan yabg berlaku dan oleh karena itu dapat dikatakan sebagai
badan hukum. 3.
Berdasarkan yurisprudensi dan kebiasaan Terdapat hubungan yang erat sekali antara teori hukum dan hukum positif
dogmatik hukum, sebab teori hukum mengembangkan dirinya yang nantinya dapat diimplementasikan dalam dogmatif hukum. Dengan demikian, tidak
Universitas Sumatera Utara
dapat dikatakan bahwa badan hukum itu hanya yang terdapat dalam ketentuan undang-undang saja karena teori hukum akan dapat menggali lebih banyak
badan hukum lain diluar yang telah diatur dalam perundang-undangan, termasuk didalamnya adanya yurisprudensi, contohnya seperti yayasan
stichting. Yayasan, baik berdasarkan yurisprudensi, kebiasaan, maupun berdasarkan doktrin telah memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai badan
hukum, jauh sebelum berlakunya Undang-Undang No. 17 Tahun 2001, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang
Yayasan. Sejalan dengan hal tersebut, Yahya Harahap menyebutkan bahwa
perseroan terbatas sebagai badan hukum adalah makhluk hukum a creature of la w
.
30
Hal ini berbeda dengan KUHD Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang tidak secara tegas menyebutkan suatu perseroan merupakan badan hukum.
Suatu perseroan terbatas sebagai badan hukum menurut Ridwan Syahrani mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
31
1. Adanya harta kekayaan yang terpisah
Yaitu bahwa perseroan mempunyai harta kekayaan yang terpisah dari harta pemegang sahamnya dan didapat dari pemasukan pemegang saham yang
berupa modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor. 2.
Mempunyai tujuan tertentu
30
M. Yahya Harahap,
Separate Entity, Limited Liability, dan Piercing the Corporate Veil,
Jurnal Hukum Bisnis Volume 26, No. 3, Tahun 2007, hal. 44
31
Teddy,
Op. Cit.
, hal. 14
Universitas Sumatera Utara
Yaitu tujuan tertentu dari suatu perseroan dapat diketahui dalam anggaran dasarnya sebagaimana dalam pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Perseroan
Terbatas yang menyebutkan bahwa anggaran dasar memuat sekurang- kurangnya maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.
Mempunyai kepentingan sendiri Yaitu hak-hak subjektif sebagai akibat dari peristiwa hukum yang dialami yang
merupakan kepentingan yang dilindungi hukum dan dapat menuntut serta mempertahankan kepentingannya terhadap pihak ketiga.
4. Ada organisasi yang teratur
Yaitu badan hukum mempunyai organisasi yang teratur; demikian pua dengan perseroan yang mempunyai anggaran dasar yang terdapat dalam akta
pendiriannya yang menandakan adanya organisasi yang teratur. Dilain pihak, Ray Widjaja menyebutkan bahwa ciri dan sifat yang
membedakan Perseroan terbatas dengan badan hukum lainnya adalah sebagai berikut:
32
1. saham:
2. Bertanggung jawab hanya pada apa yang disetorkan atau tanggung jawab
Perseroan Terbatas adalah asosiasi modal. 3.
Kekayaan dan utang Perseroan Terbatas adalah terpisah dari kekayaan dan utang pemegang saham.
a. Pemegang terbatas limited liability;
32
I. G. Ray Widjaja,
Hukum Korporasi
, Jakarta: Kaisant Blanc, 2000, hal. 132
Universitas Sumatera Utara
b. Tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham
yang telah diambil; c.
Tidak bertanggung jawab secara pribadi pada perikatan yang dibuat atas nama perseroan.
4. Adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi.
5. Memiliki komisaris yang berfungsi sebagai pengawas.
6. Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Namun demikian, secara lebih komprehensif, Bainbridge menjelaskan ciri- ciri suatu Limited Liability Company yang dalam sistem hukum Indonesia
dipadankan dengan Perseroan Terbatas, terdiri atas:
33
1. Associates
Pendirian Limited Liability Company, didasarkan pada berkumpulnya subjek hukum dan berkumpulnya modal.
2. A business purpose
Pendirian dari Limited Liability Company, harus ditujukan untuk kepentingan mencari keuntungan.
3. Continuity of life
Hidupnya Limited Liability Company terpisah dari hidupnya para pengurus manajemen, pergantian manajemen tidak mengakibatkan
kematian dari Limited Liability Company. 4.
Centralization of management
33
Teddy,
Op. Cit.,
hal. 15
Universitas Sumatera Utara
Pendiri Limited Liability Company terpisah dari Limited Liability Compa ny
sebagai Legal Entity, dalam penyelengaraan kegiatan Limited Lia bility Compa ny,
pendiri tidak dapat mencampuri manajemen dari perseroan.
5. Limited liability
Limited Lia bility Compa ny sebagai legal entity, memiliki kekayaan
sendiri yang terpisah dari kekayaan pendirinya dan bersifat mandiri, oleh karena itu pendiri sebagai pemegang saham terbatas tanggung
jawabnya pada saham yang dimiliki 6.
Free trasferability of ownership Kepemilikan atas saham suatu Limited Liability Company adalah tidak
diam, tetapi dapat diperdagangkan dan dialihkan kepada pihak lain sehingga kepemilikannya atas saham suatu Limited Liability Company
tidak selalu dimiliki oleh pendiri. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan ciri pokok dari
perseroan terbatas yaitu mempunyai kekayaan sendiri, ada para pemegang saham yang bertindak sebagai pemasok modal, tanggung jawabnya tidak melebihi modal
yang disetor, harus ada pengurus yang teroganisir guna meakili perseroan dalam menjalankan aktivitasnya dalam lalu lintas hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan serta tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan-perikatan yang dibuat oleh perseroan terbatas.
Menurut Henry Hansmann dan Reiner Kraakman, hal yang sangat sentral dalam mendefinisikan korporasi dan membedakan dengan bentuk organisasi yang
Universitas Sumatera Utara
lain prinsip separate legal personality dan limited liability.
34
Terhitung sejak memperoleh status badan hukum, maka sejak saat itu hukum memperlakukan
pemilik atau pemegang saham dan pengurus atau direksi, terpisah dari korporasi itu sendiri, yaitu sebagai subjek hukum yang mandiri. Menurut Ross Grantham,
konsekuensi dari corporate personality tersebut adalah diakuinya korporasi untuk tujuan hukum, korporasi sebagai pengemban hak dan kewajiban yang berbeda
dengan hak dan kewajiban yang dimiliki individu untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis korporasi tersebut.
35
Konsep legal personality ini pertama kali berasal dari perkara Salomon v. A Salomon Co. Ltd, yang menyebutkan bahwa entitas hukum bukan manusia
telah ada sejak jaman romawi. Kaitannya dengan limited liability, menurut Pettet, pemegang saham tidak bertanggungjawab untuk berkontribusi terhadap aset
korporasi melebihi saham yang mereka miliki. Bahkan hukum Inggris melalui Section 74 The Insolvency Act 1986
menyebut prinsip limited liability ini sebagai kekebalan pemegang saham dari hutang korporasi. Oleh karena itu, disimpulkan
oleh Ross Grantham bahwa prinsip limited liability adalah “speaks expressly to
sha reholders ”sedangkan prinsip separate legal personality adalah memberikan
secara tidak langsung perlindungan bagi direksi dan juga perlindungan atas investasi dari pemegang saham dalam bisnis korporasi.
36
34
Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
35
Teddy,
Op. Cit.,
hal. 18
36
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian meskipun orang yang menjalankan perseroan silih berganti, perseroan tetap memiliki identitas yang mandiri. Demikian juga dengan
alur kepentingan korporasi yang terus berputar, atau diulang kembali setiap kali terjadi perubahan pemegang saham, direksi, maupun komisaris.
Dalam pelaksanaan di Indonesia, doktrin separate legal personality ini memiliki pengecualian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas bahwa setelah perseroan memperoleh status badan hukum, pemegang saham hanya tinggal satu orang saja. Dalam
jangka waktu enam bulan terhitung sejak berkurangnya pemegang saham tersebut, maka pemegang saham terisisa wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada
pihak lain atau mengeluarkan saham baru kepada pihak lain. Jika dalam waktu enam bulan tersebut pemegang saham tetap kurang dari dua atau tidak
dilaksanakan ketentuan tersebut, maka doktrin separate legal personality tersebut menjadi terabaikan, sehingga pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi
atas segala macam perikatan atau kerugian perseroan.
C. Organ-Organ dalam Perseroan Terbatas