87
BAB IV AKIBAT HUKUM PEMISAHAN PERSEROAN TERHADAP
KREDITUR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS
A. Kedudukan Kreditur dalam Perseroan Terbatas
Kreditur adalah pihak perorangan, organisasi, perusahaan, atau pemerintah yang memiliki tagihan kepada pihak lain pihak kedua atas properti
atau layanan jasa yang diberikannya biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian
dimana diperjanjikan
bahwa kedua
pihak tersebut
akan mengembalikan properti atau jasa yang nilainya sama.
77
Hubungan yang tercipata antara kreditur dan perseroan adalah berdasarkan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Kedua belah pihak sama -
sama sepakat untuk saling mengikatkan diri untuk kepentingan masing-masing. Adapun pengertian perjanjian menurut pasal 1313 KUHPerdata adalah “suatu
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Dari definisi tersebut jelaslah terdapat hubungan timbal
balik yang menimbulkan kewajiban di satu pihak dan pihak lainnya memperoleh hak untuk menuntut pemenuhan kewajiban pihak lainnya. Hubungan hukum
tersebut haruslah merupakan suatu persetujuan para pihak untuk mengikatkan dirinya ke dalam perjanjian tersebut.
77
www.wikipedia.orgwikiKreditur, diakses pada tanggal 9 Juli 2015 pukul 01.54 WIB
Universitas Sumatera Utara
Hubungan yang tercipta antara kreditur dan perseroan yang didasarkan ada perjanjian, maka memberikan konsekuensi bahwa kedua belah pihak harus tunduk
pada asas-asas yang berlaku umum dalam perjanjian. Asas-asas umum tersebut antara lain:
78
1. Asas konsesualitas Asas ini dapat ditemukan dalam pasal 1320 KUHPerdata yang mensyaratkan
adanya kesepakatan sebagai syarat sahnya suatu perjanjian. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa terhadap asas konsesualitas terdapat pengecualian, yaitu
dalam perjanjian riil dan perjanjian formil yang mensyaratkan adanya penyerahan atau memenuhi bentuk tertentu yang disyaratkan oleh undang-undang.
2. Asas kekuatan mengikat Asas ini juga dikenal dalam adagium pacta sunt servanda . Masing-masing
pihak harus menghormati dan melaksanakan apa yang telah mereka perjanjikan dan tidak boleh melakukan perbuatan yang menyimpang atau bertentangan dari
perjanjian tersebut. Asas kekuatan mengikat dapat ditemukan dalam pasal 1328 KUHPerdata.
3. Asas kebebasan berkontrak Asas kebebasan berkontrak berarti setiap orang menurut kehendak bebasnya
dapat membuat perjanjian dan mengikatkan diri dengan siapapun yang ia kehendaki. Namun kebebasan berkontrak tersebut tidak boleh bertentangan
78
www.jurnalhukum.comasas-asas-perjanjian diakses pada tanggal 5 Juli 2015 pukul 07.40 WIB
Universitas Sumatera Utara
dengan peraturan perundang-undangan yang bersifat memaksa, ketertiban umum, dan kesusilaan.
UUPT tidak memberikan definisi yang pasti mengenai kreditur. Jika ditilik secara penggunaan kata, kreditur berasal dari kata kredit. Secara etimologis istilah
kredit berasal dari bahasa latin credere yang berarti kepercayaan. Misalkan, seorang nasabah debitur yang memperoleh kredit dari bank adalah tentu seseorang
yang mendapat kepercayaan dari bank. Hal ini menunjukan bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada nasabah debitur adalah kepercayaan.
79
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang oleh bank atau badan lain.
Secara umum terdapat dua pembagian kreditur, yaitu: 1. Kreditur utang
Yaitu kreditur yang secara langsung meminjamkan uang kepada debitur perseroan. Pendanaan oleh kreditur ini biasanya diberikan melalui media
pinjaman atau melalui pemberian efek atau obligasi, dimana kreditur memiliki surat pengakuan utang perseroan. Pemberi utang meliputi bank, institusi pemberi
pinjaman, institusi keuangan dan non keuangan. 2. Kreditur operasi
Yaitu kreditur yang meminjamkan uang kepada debitur perseroan sebagai bagian dari operasionalnya. Kreditur operasi dapat meliputi pemasok, karyawan,
pemerintah dan pihak lainnya meminjamkan uang kepada perseroan.
79
Hermansyah,
Hukum Per bankan Nasional Indonesia,
Jakarta: Prenanta Media, 2005, hlm 55.
Universitas Sumatera Utara
Kreditur sebagai pihak ketiga dalam perseroan memiliki kedudukan yang berbeda-beda. Kedudukan ini yang kemudian menjadi rujukan bagi pada saat
pembagian harta perseroan ketika perseroan dilikuidasi. Kedudukan ini didasarkan pada jenis piutang masing-masing yang diberikan kreditur terhadap debitur yang
ditandai dengan ada atau tidaknya benda jaminan yang diberikan perseroan sebagai jaminan dari utang yang diberikan oleh kreditur. UUPT memang tidak ada
mengatur mengenai pembedaan golongan kreditur, tetapi secara umum ada dikenal 3 tiga golongan kreditur, yaitu:
80
1. Kreditur Separatis
Kreditur yang dapat menjual sendiri benda jaminan kapan saja jika perseroan mengalami likuidasi. Para kreditur separatis ini dapat menjalankan hak-hak
eksekusinya meskipun apapun yang terjadi dalam proses likuidasi dari perseroan. Tergolong dalam kreditur separatis ini adalah kreditur pemegang hak gadai,
jaminan fidusia, hak tanggungan, atau hak agunan atas benda lainnya. Dari hasil penjualan benda-benda jaminan tersebut kreditur akan memperoleh pelunasan atas
piutangnya. 2.
Kreditur Preferen Golongan kreditur yang piutangnya mempunyai kedudukan istimewa, artinya
kreditur ini mempunyi hak untuk mendapat pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan harta saat terjadi likuidasi. Kreditur jenis ini mendapat tingkatan yang
80
Sunarmi,
Hukum Kepailitan
, Jakarta:Penerbit PT. Sofmedia, 2010, hlm. 169
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi dari kreditur lainnya semata-mata berdasarkan sifat piutang seperti yang diatur dalam pasal 1133, 1134, 1139, dan 1149 KUHPerdata.
3. Kreditur Konkuren
Kreditur yang tidak termasuk golongan kreditur separatis atau golongan preferen. Pelunasan piutang mereka dicukupkan dari sisa hasil penjualan
pelelangan harta perseroan yang dilikuidasi, itupun harus dikurangi dengan bagian dari kreditur separatis dan kreditur preferan. Sisa hasil penjualan harta debitur
yang dilikuidasi tersebut dibagi menurut imbangan besar kecilnya piutang para kreditur konkuren pasal 1132 KUHPerdata.
Kreditur merupakan pihak ketiga yang berada diluar struktur organisasi dari perseroan eksternal. Kreditur tidak dapat terlibat langsung dalam
pengambilan kebijakan didalam perseroan. Kreditur hanya dapat menilai dari luar apakah kebijakan tersebut pada akhirnya akan menguntungkan perseroan, yang
pada akhirnya akan menguntungkan kreditur juga, atau malah sebaliknya justru kebijakan itu tidak menguntungkan perseroan yang pada akhirnya bias berimbas
negatif pada kreditur perseroan. Pihak ketiga merupakan pihak yang tersangkut dengan perseroan tetapi
mempunyai kedudukan yang lemah secara lokalisasi. Maksudnya, pihak tersebut berada jauh dari perseroan atau bahkan orang luar perseroan itu sendiri tetapi
mempunyai hubungan penting dengan perseroan. Hubungan dengan perseroan tersebut dapat berupa:
81
81
Sunaryati Hartono,
Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia
, Bandung:Bina Cipta, 1998, hal 112.
Universitas Sumatera Utara
1. Hubungan kotraktual, yaitu antara ktreditur dengan perseroan yang
bersangkutan. 2.
Hubungan non kontraktual, misalnya dengan si tersaing secara tidak fair. Hubungan yang tercipta antara kreditur dengan perseroan adalah hubungan
kontraktual, dimana kreditur mengikatkan dirinya pada perseroan didasarkan pada perjanjian-perjanjian yang saling menguntungkan bagi keduanya. Perseroan
memperjanjikan keuntungan bagi kreditur, begitu juga sebaliknya kreditur juga membantu perseroan untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan dalam
kegiatan operasional perseroan. Oleh karena itu maka kedudukan kreditur merupakan hal yang sangat
penting dalam menunjang kegiatan operasional perseroan di masa kini maupun di masa yang akan datang. Kreditur hadir sebagai pihak yang berperan sebagai
sumber pembiayaan perseroan diluar para pemegang saham. Dalam kehidupan ekonomi kehadiran kreditur merupakan keniscayaan bagi perseroan yang memberi
kontribusi positif bagi perolehan dana dan mendukung operasional perseroan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka kreditur merupakan salah satu da ngerous pa rty
yang mesti selalu waspada, jika suatu perseroan melakukan pemisahan. Bagi kreditur dari suatu perseroan publik tentu lebih aman karena
adanya kewajiban melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK dan mengumumkan kepada publik terhadap transaksi-transaksi khusus seperti
pemisahan perseroan ini.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kondisi demikian diatas maka sudah seharusnya antara perseroan dan kreditur saling mendukung untuk mencapai apa yang diinginkan masing-
masing. Hubungan keduanya haruslah didasarkan pada itikad baik sesuai dengan hal pokok yang harus ada dalam suatu hubungan kontraktual.
B. Akibat Hukum Pemisahan Perseroan Terhadap Kreditur