Alasan Dilakukannya Pemisahan Perseroan

Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemisahan perseroan yang menjadi objek dari tindakan korporasi tersebut adalah pemisahan usahanya. Sebuah perseroan ada yang memiliki satu usaha saja dan ada yang memiliki berbagai macam usaha. Usaha perseroan dapat dipisahkan atau dijual kepada perseroan lain. Dengan adanya pemisahan itu maka harta perseroan tersebut berpindah kepemilikannya . Setiap tindakan yang dilakukan di negara hukum haruslah mempunyai dasar hukumnya. Apalagi tindakan hukum berupa pemisahan perseroan yang begitu penting kedudukannya dalam bidang hukum perseroan tersebut. Secara yuridis, yang merupakan dasar hukum bagi tindakan pemisahan tersebut adalah sebagai berikut: 69 1. Dasar Hukum UUPT 2. Dasar Hukum Kontraktual. 3. Dasar Hukum Status Perseroan Pasar Modal, PMA, BUMN. 4. Dasar Hukum Konsekuensi Pemisahan. 5. Dasar Hukum Pembidangan Usaha.

B. Alasan Dilakukannya Pemisahan Perseroan

Persaingan yang semakin keras dan semakin tajam di dunia bisnis, perseroan besar berupaya mencari jalan untuk meningkatkan efisiensinya dan jika mungkin meningkatkan kinerjanya. Melakukan pengurangan biaya yang tidak sampai mengakibatkan penurunan pendapatan merupakan salah satu alternatif 69 Bahari Adib, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas , Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010, hal. 24. Universitas Sumatera Utara yang harus ditempuh oleh perseroan. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kuat dan tajam tersebut, cara tradisional seperti tersebut diatas masih dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk memperoleh dan meningkatkan keuntungan perseroan. Kekurangan dari cara tradisional tersebut adalah cara tersebut dianggap belumkurang tepat untuk mengembangkan perseroan secara lebih cepat. Oleh sebab itu perseroan mulai mencari alternatif lain, yaitu dengan melakukan restrukturisasi yang salah satunya adalah pemisahan perseroan. Pemisahan perseroan merupakan bagian daripada restrukturisasi perseroan agar kehidupan perseroan dapat berjalan normal kembali. Hal ini sebenarnya bermula akibat terjadinya krisis ekonomi atau ketidakpastian ekonomi global sehingga berimbas pada ketidakmampuan membayar bunga hutangnya bahkan hanya untuk membayar bunga bank saja tidak cukup. Kemudian berkembang bahwa restrukturisasi juga bertujuan agar usaha yang dijalankan perseroan lebih efisien dan tentunya dapat memberi nilai positif bagi neraca laporan keuangan perseroan. Adapun menurut Bramantyo Djohanputro, pada intinya bahwa restrukturisasi dapat dikategorikan ke dalam 3 tiga jenis sebagai berikut: 70 1. Restrukturisasi aset portofolio Merupakan kegiatan penyusunan portofolio perseroan supaya kinerja perseroan menjadi semakin baik. Yang termasuk dalam 70 Djohanputro Bramantyo, Restrukturisasi Perseroan Di Indonesia , Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2003, hal. 78. Universitas Sumatera Utara portofolio perseroan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU strategic business unit, maupun anak perseroan. 2. Restrukturisasi keuangan modal Merupakan penyusunan ulang komposisi modal perseroan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan keuangan yang tediri dari neracca, laporan labarugi, laporan arus kas, dan posisi modal perseroan. Berdasarkan data dalam laporan keuangan tersebut, analisis dapat diukur berdasarkan rasio kesehatan, yang antara lain tingkat efisien efficiency theory, tingkat efektivitas effectiveness ratio, profitabilitas profitability ratio, dan rasio pasar market ratio. Selain rasio-rasio diatas, tingkat kesehatan juga dapat diukur berdasarkan profil risiko tingkat pengembalian risk return profile. 3. Restrukturisasi manajemenorganisasi Merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah manajerial keorganisasian. Tujuannya sama dengan kedua jenis restrukturisasi diatas, yaitu supaya kinerja perseroan membaik. Dalam hal restrukturisasi manajemanorganisasi, perbaikan kinerja diperoleh melalui beberapa cara antara lain dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yan glebih baik sehingga Universitas Sumatera Utara keputusan tidak berbeli-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab permasalah di setiap unit kerja. Dalam menjalankan suatu proses pemisahan ada beberapa karakteristik yang biasanya mendasarinya, yaitu: 1. Adanya kebutuhan aksi dana baru New Fonds yang akan dipergunakan untuk modal kerja dan rehabilitasi properti. 2. Haruslah diketemukan dan diminimalkan sebab-sebab kegagalan manajerial dari perusahaan yang diadakan pemisahan. 3. Adanya kegagalan dari perusahaan tersebut baik karena ketidakmampuan menunaikan kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo ataupun karena jumlah kewajiban finansial melebihi aset-asetnya. Perseroan Terbatas adalah sebuah entitas hukum yang berorientasi bisnis yang terus memikirkan bagaimana caranya menghasilkan keuntungan yang sebesarnya. Tentu untuk mencapai keuntungan ini tidak selalu berjalan mulus. Ada saja hambatan yang mungkin ditemui dalam perjalanan usaha perseroan tersebut. Walaupun tidak semua perseroan yang menurun kinerja bisnisnya berakhir dengan kebangkrutan, namun apabila tidak diadakan tindakan korektif yang tepat tidak jarang mereka terpaksa menutup usahanya. Kecuali disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang akut seperti bencana alam atau krisis ekonomi, krisis kinerja bisnis perseroan tidak pernah mendadak. Krisis kinerja bisnis yang dialami perseroan ditandai dengan menurunnya Universitas Sumatera Utara likuiditas keuangan, solvabilitas dan profitabilitas merupakan satu proses. Hal ini berkembang sedikit demi sedikit dari tahun ke tahun dan akan menjadu semakin parah bilamana tidak cepat ditangani secara profesional. Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya pemisahan perseroan adalah adanya rencana perubahan holding company induk perusahaan dari bentuk opera ting holding menjadi non operating holding dengan alasan agar lebih fokus dalam pengelolaan sinergi korporasi antara sesama perseroan yang kelak menjadi anak perseroan. Penerapan prinsip-prinsip Good Coorporate Governance dalam proses pemisahan perseroan oleh induk perseroan terhadap anak perseroan kelak membuat penggabungan dan sentralisasi perseroan akan menghasilkan mekanisme pengendalian, fungsi-fungsi organisasi dan kebijakan yang bersifat strategis dan dinamis. Penurunan kinerja bisnis, termasuk penurunan kondisi keuangan timbul karena berbagai macam faktor intern dan ekstern perseroan. Hal inilah yang kemudian mendorong perseroan untuk melakukan pemisahan. Beberapa diantara faktor-faktor penyebab tersebut adalah: 71 1. Menurunnya jumlah penjualan produk dari tahun ke tahun. 2. Jumlah piutang dagang meningkat secara tidak proporsional dibandingkan dengan peningkatan jumlah penjualan. 3. Menumpuknya jumlah persediaan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. 71 Johanes Ibrahim dan Lindawati Sewu, Hukum Bisnis Dalam Perspektif Manusia Modern , Bandung : Refika Aditama, 2007, hal. 39. Universitas Sumatera Utara 4. Struktur pendanaan operasi bisnis yang kurang sehat. Jumlah utang terlalu besar dibandingkan dengan jumlah dana modal sendiri meningkatnya debt equity ratio. 5. Meningkatnya jumlah biaya operasional. 6. Manajemen atau karyawan menyalahgunakan harta perseroan untuk kebutuhan pribadi. 7. Krisis ekonomi nasional, regional, danatau internasional. 8. Kehidupan politik nasional danatau internasional yang tidak stabil. 9. Bencana alam Pemisahan sebagai bagian dari restrukturisasi perseroan merupakan salah satu pilihan yang ideal. Menurut pasal 135 UUPT, pemisahan terbagi atas pemisahan murni dan pemisahan tidak murni. Baik pemisahan murni maupun pemisahan tidak murni, keduanya sama-sama bertujuan untuk mengembangkan perseroan dengan usaha perseroan yang lebih efektif dan efisien. Pada umumnya perseroan melakukan pemisahan murni karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain: 72 1. Usaha kurang menguntungkan Usaha yang kurang mendatangkan keuntungan menjadi latar belakang perseroan untuk menjual usaha tersebut. Biasanya hal ini dialami oleh perseroan yang mempunyai hanya satu usaha. Sudah 72 Bahari Adib, Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas , Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010, hal. 66 Universitas Sumatera Utara diatasi dengan berbagai cara yang dilakukan tetapi tetap saja tidak dapat menghasilkan keuntungan. Sebuah perseroan tidak mungkin akan mempertahankan usaha yang terus merugi dan tidak seimbang dengan besarnya pengeluaran biaya operasi. Jika usaha ini permodalannya dibiayai oleh pihak ketiga kemudian menjadi macet pengembaliannya, dapat berakibat akan kepailitan apabila mempunyai utang yang lebih dari satu kreditur. 2. Kurang mampu mengelola usaha Hal lain yang menjadikan perseroan melakukan pemisahan murni adalah karena kurang mampu mengelola usahanya. Perseroan tidak memiliki manajemen yang baik, tidak mempunyai tenaga kerja yang cerdas, cekatan, dan terampil untuk mengurus usaha. Pada akhirnya usaha ini menjadi tidak terurus secara profesional sehingga mengakibatkan usaha tidak dapat berjalan dengan lancar dan kurang menghasilkan keuntungan. Dengan usaha yang tidak menguntungkan lebih baik dialihkan daripada dipertahankan karena akan mengakibatkan keuntungan perseroan menjadi tidak sehat. 3. Perseroan sudah hampir berakhir Jika sebuah perseroan sudah mendekati akhir dan keputusan RUPS tidak akan memperpanjang jangka waktu pendirian perseroan sedangkan usaha masih berjalan dengan keuntungan yang biasa- biasa saja, dengan pertimbangan daripada nantinya perseroan bubar karena jangka waktunya habis dan harus menempuh proses Universitas Sumatera Utara likuidasi, lebih baik perseroan melakukan pemisahan usaha saja. Dengan pemisahan tersebut berakibat perseroan berakhir lebih cepat dari waktunya dan tanpa perlu melakukan likuidasi karena kewajiban terhadap pihak ketiga menjadi tanggung dan perseroan yang menerima pemisahan usaha. Hal yang biasanya menjadi alasan perseroan melakukan pemisahan tidak murni antara lain karena perseroan melihat bahwa usaha perseroan yang dijalanlankan kurang menguntungkan atau karena perseroan kurang fokus atau kurang mampu mengelola unit usaha tersebut. Dengan pertimbangan daripada usaha tersebut ditutup lebih baik dialihkan kepada perseroan lain. Dengan demikian perseroan yang melakukan pemisahan dapat lebih fokus kepada usaha yang dipertahankan yang dianggap lebih mnguntungkan dan usaha yang kurang menguntungkan tadi kini akan diurus secara lebih fokus oleh direksi pada perseroan yang baru sehingga pengambilan keputusan terhadap usaha tersebut dapat lebih cepat dan efisien.

C. Pelaksanaan Pemisahan Perseroan