14 a. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas; b. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerse;
c. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk
negara-negara CMLV Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam; dan d. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
dengan elemen perndekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global. Dari keempat pilar
tersebut, saat ini pilar pertama yang masih menjadi perhatian utama ASEAN.
10
2. Hukum Perjanjian Internasional
J.G. Starke mengatakan bahwaTraktat adalah suatu perjanjian di mana dua negara atau lebih mengadakan atau bermaksud mengadakan suatu hubungan
diantara mereka yang diatur dalam hukum internasional.Sepanjang perjanjian antar negara-negara terwujud, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu bukan hal
yang diatur oleh hukum nasional.
11
10
Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community 2015, http:ditjenkpi.kemendag.go.idwebsite_kpiUmumSetditjenBuku20Menuju20ASEAN20E
CONOMIC20COMMUNITY2015.pdf, diakses pada tanggal 21 Januari 2015.
11
J. G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 55.
Universitas Sumatera Utara
15 Mochtar
Kusumaatmadjamengatakan bahwaPerjanjian
Internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan
bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu.
12
Konvensi Wina 1969 Pasal 2 ayat 1a menyatakanPerjanjian Internasional berarti suatu persetujuan internasional yang ditanda tangani antar negara dalam
bentuk tertulis dan diatur oleh hukum internasional, apakah dibuat dalam bentuk satu instrumen tunggal atau dalam dua instrumen yang saling berhubungan atau
lebih dan apapun yang menjadi penandaan khususnya. Konvensi Wina 1986 Pasal 2 ayat 1amenyatakanPerjanjian Internasional
berarti suatu persetujuan internasional yang diatur dengan hukum internasional dan ditanda tangani dalam bentuk tertulis:
- antar satu negara atau lebih dan antara satu organisasi internasional atau lebih, atau antar organisasi internasional.
UU Nomor 37 Tahun l999 tentang Hubungan Luar Negeri Pasal 1 ayat 3dituliskanPerjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan
apapun, yg diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi
internasional atau subyek hukum internasonal lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik.
Perjanjian internasional memainkan peranan penting dalam mengatur hidup dan hubungan antar Negara dalam masyarakat internasional. Dalam dunia
yang ditandai saling ketergantungan pada era global ini, tidak ada satu negarapun yang tidak mempunyai perjanjian dengan negara lain dan tidak diatur dalam
12
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Alumni, 2010, hlm. 72.
Universitas Sumatera Utara
16 perjanjian internasional. Hal tersebut didorong oleh perkembangan pergaulan
internasional, baik yang bersifat bilateral maupun global. Perkembangan tersebut antara lain disebabkan oleh karena semakin meningkatnya teknologi komunikasi
dan informasi yang berdampak pada percepatan arus globalisasi masyarakat dunia.
Perbuatan perjanjian internasional treaty yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik secara khusus maupun umum merupakan salah satu sarana yang
efektif dan efisien dalam mengatasi persoalan yang timbul sekaligus guna menjamin kesejahteraan dan kedamaian untuk manusia. Sampai tahun 1969, pembuatan perjanjian
– perjanjian internasional hanya diatur dalam hukum kebiasaan. Selanjutnya diatur dalam
Vienna Convention on the Law of Treattes yang ditandatangani 23 Mei 1969 , dan mulai berlaku sejak tanggal 27 Januari 1980. Konvensi ini telah menjadi hukum internasional
positif.
3. Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct Investment FDI