Framework Agreement on the ASEAN Investment Area ASEAN FA-AIA

36 disampaikan kepada rapat Menteri Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Ministers AEM.Sedangkan sengketa antara investor dengan negara tempat investasi harus diselesaikan melalui secara damai, konsiliasi, atau arbitrasi. ASEAN IGA diperbaiki dalam Protokol tahun 1996 yang mewajibkan Negara untuk menyerdahanakan prodedur dan mengamati transparansi dalam informasi investasi dan proses perizinan untuk memfasilitasi arus investasi; menjamin penyediaan informasi yang up-todate pada semua ketentuan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan investasi asing di wilayahnya; dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin bahwa informasi dibuat secara transparan, mudah diakses publik dan secepat mungkin. 43

2. Framework Agreement on the ASEAN Investment Area ASEAN FA-AIA

1998 The Framework on the ASEAN Investment Area AIA 44 yang ditandatangani pada 7 Oktober 1998 merupakan inisiatif investasi yang bertujuan mewujudkan ASEAN sebagai kawasan investasi yang menarik, kompetitif, terbuka dan bebas dalam rangka menarik dan meningkatkan arus PMA baik dari luar maupun dalam kawasan secara berkesinambungan. Perjanjian ini mengikat negara anggota untuk secara progresif mengurangi atau menghapus peraturan, kebijakan dan kondisi yang dapat menghambat arus investasi masuk dan memastikan pelaksanaan proyek penanaman modal asing di ASEAN dicapai dalam kurun waktu yang telah disepakati.Dengan 43 Protocol to Amend the ASEAN Investment Guarantee Agreement 1996, Pasal 2 dan 3. 44 Perjanjian ini telah diratifikasi dan diundangkan dengan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1999 LNRI Nomor 40 Tahun 1999 Universitas Sumatera Utara 37 demikian kawasan ASEAN menjadi tujuan investasi yang menarik sekaligus mencegah terjadinya perang insentif antarnegara anggota.Dalam perjanjian ini, cakupan investasi adalah semua investasi di luar investasi portofolio. Untuk mencapai tujuan tersebut, AIA menjabarkan langkah-langkah sebagai berikut: 45 a. Mengoordinasikan penerapan kerja sama investasi ASEAN dan program- program fasilitasi. b. Mengimplementasikan program promosi terpadu dan kegiatan-kegiatan kepedulian investasi investment awareness. c. Membuka semua bidang industri manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan dan quarriying serta jasa yang terkait dengan kelima sektor tersebut untuk investasi, dengan beberapa pengecualian yang dinyatakan dalam Temporary Exclusion List TEL dan Sensitive List SL untuk investor ASEAN pada 2010 dan semua investor pada 2020. TEL harus secara bertahap dihapuskan dalam jangka waktu yang disepakati, sedangkan SL meskipun tidak mempunyai jangka waktu penghapusan, harus di-review secara berkala. d. Menjamin national treatment perlakuan nasional atau perlakuan yang sama antara investor domestik dan investor lokal. e. Mengikutsertakan sektor swasta secara aktif dalam proses pengembangan AIA. f. Mendorong aliran modal yang lebih bebas, tenaga kerja terampil, tenaga ahli yang professional dan teknologi di antara para anggota. 45 Framework Agreement on the ASEAN Investment Area FA-AIA 1998, Pasal 3-4. Universitas Sumatera Utara 38 g. Keterbukaan transparancy dalam kebijakan, peraturan prosedur dan administrative investasi di antara para anggota. h. Perampingan dan penyederhanaan proses investasi. i. Menghapuskan hambatan investasi dan meliberalisasi kebijakan dan peraturan investasi di sektor-sektor yang tercakup dalam perjanjian pada 2003 untuk seluruh anggota ASEAN, kecuali Kamboja, Laos, Vietnam pada 2010. Dengan AIA, investor didorong untuk berpikir secara kawasan dalam melakukan strategis investasi dan kegiatan produksinya. Hal ini akan mengakibatkan pembagian tenaga kerja dan aktivitas industri dengan ruas lingkup yang lebih besar di dalam suatu kawasan, sehingga meningkatkan efesiensi industry dan tingkat daya saing biaya produksi. Selain itu, investor akan memiliki berbagai keuntungan dari AIA, yaitu: akses investasi yang lebih besar terhadap sektor-sektor industri dan ekonomi, memperoleh perlakuan nasional, memperoleh peluang investasi yang lebih besar dengan adanya keterbukaan, informasi dan program kepedulain investasi, rezim investasi yang lebih kompetitif dan bebas serta biaya transaksi yang lebih rendah untuk beroperasi di seluruh kawasan. Universitas Sumatera Utara 39

3. ASEAN Comprehensive Investment Agreement ACIA

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

Asean Economic Community (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW)

1 51 87

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 1 21

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 6

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 7

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 1

From AFTA Towards AEC and Beyond

0 0 23