ASEAN Investment Guarantee Agreement ASEAN IGA 1987 dan

34 ekonomi dan keuangan global, regional, dan nasional, dan dengan demikian dapat mendeteksi tanda-tanda kerentanan yang muncul dalam sistem ekonomi dan keuangan ASEAN. 36 Meskipun langkah-langkah regional tersebut dilakukan selama krisis keuangan Asia, pengaturan kerjasama ekonomi yang longgar ini menimbulkan tantangan hukum yang signifikan terhadap kualitas pengikatan dari kebijakan-kebijakan diatas semua negara ASEAN.

1. ASEAN Investment Guarantee Agreement ASEAN IGA 1987 dan

Protokol Perubahan 1996 Sebelum Krisis keuangan Asia melanda kawasan Asia Tenggara pada tahun 1997-1998, instrument perjanjian pokok yang mengatur investasi internasional di ASEAN adalah Agreement among the Government of Brunei Darussalam, the Republic of Indonesia, Malaysia, the Republic of the Philippines, the Republic of Singapore, and the Kingdom of Thailand for the Promotion and Protection of Investment 1987, atau yang dikenal dengan ASEAN Investment Guarantee Agreement ASEAN IGA. 37 ASEAN IGA 38 secara terbatas diterapkan han ya untuk “investasi yang dibawa, berasal dari atau yang langsung terhubung dengan investasi kedalam suatu wilayah pihak yang melakukan perjanjian oleh warga negara atau perusahaan para negara 36 ASEAN Secretariat, ASEAN Response to the Financial Crisis, http:www.aseansec.org7660.htm , diakses tanggal 05 Februari 2015. 37 Diane Alferez Desierto, Investment Teaty Regulation Under the New ASEAN Charter Regime, http:www.researchgate.netpublication228263711_Investment_Treaty_Regulation_Under_th e_New_ASEAN_Charter_Regime, diakses tanggal 10 Februari 2015. 38 ASEAN IGA telah diratifikasi oleh indonesia dan diundangkan dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1988 LNRI Nomor 15 tahun 1988 dan Protokol Perubahan diundangkan dengan Keputusan Presiden Nomor 167 Tahun 1999 LNRI Nomor 216 Tahun 1999. Universitas Sumatera Utara 35 anggota, dan secara khusus disetujui secara tertulis dan terdaftar di host Country atau negara tuan rumah, dengan kata lain hanya terbatas pada investasi langsung. 39 ASEAN IGA mewajibkan negara yang berkontrak untuk mematuhi perlakuan adil dan setara serta perlindungan pernuh terhadap investasi sebagaimana yang diatur dalam ASEAN IGA. 40 Investor yang menderita kerugian yang timbul dari keadaan darurat nasional berhak untuk mendapatkan perlakuan Most Favoured Nation MFN dalam hal kompensasi dan restitusi. 41 Sebagai suatu instrument hukum investasi, jaminan yang diberikan oleh ASEAN IGA bisa dibilang menawarkan tingkat tertinggi perlindungan terhadap investor asing dan arus modal. 42 Negara pihak mengikatkan diri untuk memastikan perlindungan penuh atas investasi yang dilakukan, dan selanjutnya berkomitmen bahwa negara-negara pihak tidak akan menghalang- halangi dengan tindakan yang tidak dapat dibenarkan ataupun tindakan diskriminatif manajemen, pemeliharaan, penggunaan, penikmatan, perluasan, disposisi atau likuidasi investasi tersebut. Karena dasar ASEAN saat itu adalah kerjasama ekonomi yang bebas atau longgar, tidak ada lembaga yang berbeda atau khusus atau badan antar-pemerintah yang didirikam untuk mengelola dan memantau kepatujan terhadap ASEAN IGA.Sengketa menyangkut interpretasi ataupun penerapan ASEAN IGA diselesaikan secara damai antara pihak-pihak, dan penyelesaian sengeketa yang gagal itu 39 ASEAN Investment Guarantee Agreement, pasal 2, ayat 1. 40 ASEAN Investment Guarantee Agreement, pasal 3, ayat 2, and Pasal 4, ayat 1 dan 2. 41 ASEAN Investment Guatantee Agreement, pasal 4, ayat 3. 42 Campbell McLachlan QC, Laurence Shore, Matthew Weiniger, International Investment Arbitration: Substantive Principles, Oxford: Oxford University Press, 2008, hlm. 212-221. Universitas Sumatera Utara 36 disampaikan kepada rapat Menteri Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Ministers AEM.Sedangkan sengketa antara investor dengan negara tempat investasi harus diselesaikan melalui secara damai, konsiliasi, atau arbitrasi. ASEAN IGA diperbaiki dalam Protokol tahun 1996 yang mewajibkan Negara untuk menyerdahanakan prodedur dan mengamati transparansi dalam informasi investasi dan proses perizinan untuk memfasilitasi arus investasi; menjamin penyediaan informasi yang up-todate pada semua ketentuan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan investasi asing di wilayahnya; dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjamin bahwa informasi dibuat secara transparan, mudah diakses publik dan secepat mungkin. 43

2. Framework Agreement on the ASEAN Investment Area ASEAN FA-AIA

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

Asean Economic Community (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW)

1 51 87

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 1 21

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 6

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 7

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 1

From AFTA Towards AEC and Beyond

0 0 23