Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct Investment FDI

16 perjanjian internasional. Hal tersebut didorong oleh perkembangan pergaulan internasional, baik yang bersifat bilateral maupun global. Perkembangan tersebut antara lain disebabkan oleh karena semakin meningkatnya teknologi komunikasi dan informasi yang berdampak pada percepatan arus globalisasi masyarakat dunia. Perbuatan perjanjian internasional treaty yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik secara khusus maupun umum merupakan salah satu sarana yang efektif dan efisien dalam mengatasi persoalan yang timbul sekaligus guna menjamin kesejahteraan dan kedamaian untuk manusia. Sampai tahun 1969, pembuatan perjanjian – perjanjian internasional hanya diatur dalam hukum kebiasaan. Selanjutnya diatur dalam Vienna Convention on the Law of Treattes yang ditandatangani 23 Mei 1969 , dan mulai berlaku sejak tanggal 27 Januari 1980. Konvensi ini telah menjadi hukum internasional positif.

3. Investasi Asing Langsung atau Foreign Direct Investment FDI

Secara Umum konsep direct investment atau investasi secara langsung sering dibedakan dengan istilah portofolio investment atau investasi portofolio. 13 Direct investment sering diartikan sebgai kegitan penanaman modal yang melibatkan: pengalihan dana transfer of funds, proyek yang memiliki jangka waktu panjang long- term project, tujuan memperoleh pendapatan regular the purpose of regular income, partisipasi dari pihak yang melakukan pengalihan dana the participation of the person transferring the funds, dan suatu resiko usaha business risk. 14 Sedangkan portofolio investment sering dikaitakan dengan investasi yang dilakukan melalui pasar modal atau 13 M. Sornajah, the InternationalLaw on Foreign Investment, Edisi Kedua, Cambridge: Cambridge University Press, 2004, hlm. 7. 14 Rudolf Dolzer dan Christopher Schreuer, Principle of International Investment Law, 1 st Ed., New York: Oxford University Press, 2008, hlm. 60. Universitas Sumatera Utara 17 bursa dengan pembelian efek atau securities, sehingga tidak melibatkan pengalihan dana untuk proyek yang bersifat jangka panjang dan karenanya pendapatan yang diharapkan lebih bersifat jangka pendek dalam bentuk capital gain yang diperoleh pada saat penjualan efek tersebut dan bukan pendapatan yang bersifat regular, dimana investor tidak terlibat dalam manajemen perusahaan sehingga tidak terkait langsung dengan resiko kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan target atau perusahaan dimana perusahaan dimana investasi itu dilakukan dengan resiko pasar dan efek yang dibeli. 15 Pasal 2 UU Penanaman Modal mengatur secara tegas bahwa ketentuan dalam undand-undang ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor di Wilayah Republik Indonesia. Selanjutnya Penjelasan pasal tersebut menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia” adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanamanan modal tidak langsung atau portofolio. Namun demikian UU penanaman modal tidak memberikan definisi yang jelas apa yang dimaksud dengan “penanaman modal langsung” direct investment dan “penanaman modal tidak langsung” indirect investment atau “penanaman modal portofolio”. 16 Pengertian Penanaman Modal Asing ditentukan dalam Pasal 1 angka 9 Undang- Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang berbunyi: “Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam untuk melakukan usaha di wilayah negara Repubik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri”. 17 Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa kegiatan penanaman modal asing, berdasarkan jumlah modalnya dapat menggunakan dua cara bentuk: 15 David Kairupan, Op.Cit., hlm.20. 16 Ibid, Hal. 20 17 Republik Indonesia, Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 1 angka 9 Universitas Sumatera Utara 18 1. Modal asing sepenuhnya, artinya semua modal perusahaan mutlak dimiliki oleh pihak asing; dan atau 2. Modal asing berpatungan dengan penanam modal dalam negeri, artinya sebagian modal harus berasal dari penanam modal Indonesia. Dimana saham yang dimiliki oleh pihak asing maksimal 95 sedangkan pihak penanam modal Indonesia, minimal modalnya sebesar 5.

F. Metode Penulisan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Internasional Mengenai Regulasi Hukum Nasional Indonesia Sebagai Negara Anggota Asean Dalam Rangka Menghadapi Asean Economic Community 2015

2 82 130

Asean Economic Community (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW)

1 51 87

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 10

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 2

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 21

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 1 21

Kesepakatan Investasi Langsung Dalam Rangka Asean Economic Community (AEC) 2015 Menurut Perspektif Hukum Perjanjian Internasional dan Hukum Nasional

0 0 6

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 7

Mutual Recognition Arrangements(Mras) Dalam Rangka Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community)Dalam Perspektif Hukum Internasional Danpengaruhnya Terhadap Hukum Nasional Indonesia

0 0 1

From AFTA Towards AEC and Beyond

0 0 23