57 Contoh perjanjian internasional yang menggunaka istilah declaration adalah
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948.
g. Final Act
Final Act adalah suatu dokumen yang berisikan ringkasan laporan sidang yang juga menyebutkan perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan oleh
konferensi tersebut kadang-kadang disertai anjuran atau harapan yang sekiranya dianggap perlu. Penandatanganan final act ini sama sekali tidak berarti penerimaan
terhadap perjanjian-perjanjian atau konvensi-konvensi yang dihasilkan tetapi hanya semacam kesaksian berakhirnya suatu tahap proses pembuatan perjanjian.
Penandatanganan dalam arti salah satu tahap ratifikasi dilakukan kemudian pada lain kesempatan. Sebagai contoh adalah Final Act General Agreement on Tariff and
Trade GATT 1994.
64
B. Perjanjian Investasi ASEAN Sebagai Suatu Perjanjian Internasional
Perjanjian-Perjanjian Investasi ASEAN sebagaimana yang telah diuraikan di BAB sebelumnya juga merupakan suatu peranjian internasional yang diselenggarakan
oleh negara-negara Asia Tenggara dalam lingkup ASEAN sebagai Organisasi Internasional yang mengesahkannya.
Menurut Pasal 5 Konvensi Wina 1969 menyebutkan “konvensi ini diterapkan pada setiap perjanjian yang merupakan instrument pokok dari organisasi internasional
dan pada setiap perjanjian yang disahkan dalam lingkungan suatu organisasi
64
Boer Mauna, Op.Cit., hlm. 94.
Universitas Sumatera Utara
58 internasional tanpa mengurangi arti dari setiap aturan yang relevan dari organisasi
tersebut”. Berdasarkan pasal 5 Konvensi Wina 1969 ini maka jelaslah bahwa perjanjian
investasi ASEAN yang merupakan suatu organisasi internasioanal sebagai subjek hukum perjanjian internasional mengesahkan perjanjian investasi untuk berlaku bagi
negara-negara anggotanya. Maka oleh karena ini perjanjian investasi ASEAN dapat dikatakan sebagai suatu perjanjian internasional yang mempunyai dasar dalam pasal 5
konvensi wina 1969 sehingga yang berlaku adalah Konvensi Wina 1969 bukan Konvensi Wina 1986 tentang Perjanjian Internasional Diantara Negara dengan
Organisasi Internasioanl atau Diantara Organisasi Internasional dengan Organisasi Internasional lainnya. Karena yang diatur dalam Konvensi Wina 1982 dalam Pasal 1
nya adalah perjanjian negara dengan organisasi dan sesama organisasi internasional lainnya bukan diberlakukan untuk perjanjian yang disahkan organisasi internasional
untuk intra negara-negara anggotanya. Berdasarkan jenis perjanjiannya, perjanjian investasi ASEAN ini masuk kedalam
jenis Agreement. Hal ini langsung tampak dari nama perjanjian itu sendiri yaitu ASEAN Comprehensive Investment Agreement ACIA juga perjanjian-perjanjian
investasi lama ASEAN Investment Agreement AIA dan ASEAN Investment Guarantee Agreement IGA. Seperti yang dikatakan pada BAB sebelumnya
pemakaian istilah Agreement dalam perjanjian internasional digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional yang ditinjau dari segi isinya lebih bersifat teknis
dan administratif.Agreement mengatur materi yang memiliki cakupan yang lebih kecil, umumnya juga digunakan pada perjanjian yang mengatur materi kerjasama di
bidang ekonomi, kebudayaan, teknik dan ilmu pengetahuan.Dalam bidang yang erat kaitannya dengan keuangan, Agreement juga digunakan pada perjanjian yang
Universitas Sumatera Utara
59 menyangkut masalah pencegahan pajak berganda, perlindungan investasipenanaman
modal atau bantuan keuangan. Menurut bentuknya, perjanjian investasi ASEAN ini merupakan perjanjian
internasional yang berbentuk tertulis karena telah diundangkan dalam suatu bentuk teks dan mempunya lampiran.Perjanjian ini dibuat secara tertulis karena memang
mempunyai keunggulan seperti ketegasan, kejelasan, dan kepastian hukumnya sehingga hampir semua perjanjian intenasional sekarang ini berbentuk tertulis.
Menurut jumlah negara peserta, perjanjian investasi ASEAN merupakan perjanjian internasional multilateral, yaitu suatu perjanjian internasional yang pihak-
pihak atau negara-negara yang menjadi peserta pada perjanjian itu lebih dari dua negara. Sebagaimana yang diketahui ASEAN beranggotakan 10 negara yaitu;
Indonesia Singapura, Malaysia, Thailand, Fillipina, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja, Myanmar, dan Laos.
Berdasarkan sifatnya, perjanjian internasional dibedakan atas treaty contract dan law making treaty.Treaty contract adalah perjanjian yang dimaksudkan untuk
melahirkan akibat-akibat hukum yang hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.Sedangkan law making treaty adalah perjanjian yang akibat-akibatnya
menjadi dasar ketentuan atau kaidah hukum internasional.Kedalam jenis ini dapat dicontohkan Konvensi Hukum Laut tahun 1958.Konvensi Winna tahun 1961
tentang Hubungan Diplomatik, dan Konvensi Jenewa tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang. Oleh karena perjanjian investasi ASEAN ini hanyalah
merupakan perjanjian yang ditujukan untuk berlaku bagi pihak negara anggota saja maka dapat dikatakan perjanjian investasi ASEAN ini adalah perjanjian yang bersifat
treaty contract.
Universitas Sumatera Utara
60 Jika ditinjau dari segi kesempatan yang diberikan kepada negara-negara untuk
menjadi peserta, maka perjanjian investasi ASEAN ini dapat dikatakan sebagai perjanjian internasional khusus yaitu perjanjian internasional yang substansinya
merupakan kaidah hukum yang khusus berlaku bagi para pihak yang bersangkutan saja, dalam hal ini adalah negara-negara anggota ASEAN, oleh karena memang
mengatur hubungan hukum antara intra-ASEAN, jadi merupakan kepentingan dari para pihak saja. Perjanjian internasional seperti ini kadang disebut juga dengan
perjanjian internasional tertutup, oleh karena pihak ketiga tidak diperkenankan untuk menjadi pihak atau peserta di dalam perjanjian itu.
Jika ditinjau dari kaidah hukumnya, maka perjanjian investasi ASEAN ini maka dapat dikatakan sebagai perjanjian internasional yang melahirkan kaidah hukum yang
berlaku dalam suatu kawasan tertentu.Perjanjian internasional semacam ini dapat dikatakan merupakan perjanjian internasional tertutup karena berlaku bagi suatu
kawasan saja.Negara-negara diluar kawasan yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk menjadi pihak dalam perjanjian.Perjanjian seperti inilah yang selanjutnya lazim
disebut dengan perjanjian internasional regional.
C. Akibat Hukum Setelah diratifikasinya Perjanjian Investasi ASEAN