Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
1. Fungsi indicator sumber, artinya merek berfungsi untuk menunjukkan
bahwa suatu produk bersumber secara sah pada suatu unit usaha dan karenanya juga berfungsi untuk memberikan indikasi bahwa produk itu
dibuat secara professional.; 2.
Fungsi indikator kualitas, artinya merek befungsi sebagai jamnan kualitas khususnya dalam kaitan dengan produk-produk bergengsi;
3. Fungsi sugestif, artinya merek memberikan kesan akan menjadi kolektor
produk tersebut Purwadi. Tiga fungsi merek tersebut, menyebabkan perlindungan hokum terhadap
merek menjadi begitu sangat bermakna sesuai dengan fungsi merek, sebagai tanda pembeda, maka seyogyanya antar merek yang dimiliki oleh
seseorang tak boleh sama dengan merek yang dimiliki oleh orang lain.
B. CARA MEMPEROLEH HAK ATAS MEREK
Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 menganut sistem konstitutif, artinya hanya merek-merek yang terdaftar saja yang dilindungi oleh
hukum. Hal ini dapat dilihat pasal 3 Undang-Undang Merek yang menyebutkan “Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik
merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada oihak lain
yang menggunakannya”. Sistem konstitutif ini memberikan hak atas merek yang terdaftar. Jadi
siapa saja yang mereknya terdaftar dalam Daftar Umum Kantor Merek, maka
dialah yang berhak atas merek tersebut. Dalam sistem deklaratif titik berat atas
Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
pemakai pertama. Siapa yang memakai pertama sesuatu merek dialah yang dianggap yang berhak menurut hukum atas merek bersangkutan. Jadi pemakai
pertama yang menciptakan hak atas merek, bukan pendaftar. Pendaftaran dipandang hanya memberikan suatu hak prasangka menurut hukum, dugaan
hukum, bahwa orang yang mendaftar adalah si pemakai pertama yaitu adalah yang berhak atas merek yang bersangkutan.
D. SYARAT-SYARAT MENGENAI MEREK
Suatu merek yang akan didaftarkan, sebelumnya harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Merek
yaitu: 1. Memiliki daya pembeda
Sebagai merek dapat disebutkan merek bila memenuhi syarat mutlak berupa adanya daya pembeda cukup yang capable of distinguishing. Maksudnya
bahwa tanda yang dipakai sign tersebut mempunyai daya kekuatan untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi sesuatu perusahaan dari
perusahaan lainnya. Untuk mempunyai daya pembedaan ini maka merek itu harus dapat memberikan penentuan atau individualisering pada barang atau jasa yang
bersangkutan. Untuk dapat mempunyai cukup pembedaan maka merek harus sederhana,
tidak boleh terlalu ruwet karena dengan demikian maka daya pembedanya akan terlalu lemah. Suatu kalimat yang terlalu panjang, suatu “slogan” atau “motto”
tidak dapat dipakai sebagai merek. Misalnya apa yang sering kali pada waktu akhir kita membaca kalimat “Lebih indah dari warna aslinya” untuk dapat
Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
mempropagandakan rol film potret, kalimat ini tidak dapat dipakai sebagai merek. “Dalam hal ini suatu “serie” daripada etiket-etiket yang dipakai tidak dapat
digunakan sebagai suatu merek karena pembedanya sukar diterima. Demikian juga suatu sajak tidak dapat dipakai sebagai suatu merek”.
17
Sebaliknya untuk mempunyai cukup daya pembeda, suatu merek tidak boleh terlalu sederhana, karena hal ini tidak dapat memberikan kesan dari pada
suatu merek. “untuk dapat memberikan individualitas kepada suatu benda maka merek yang bersangkutan itu harus memiliki kekuatan-keuatan individualitas.
Misalnya tidak dapat diterima suatu tanda yang merupakan suatu garis atau hanya satu titik, satu lingkaran, satu huruf atau hanya satu angka”.
18
a. Lukisan dari barangnya sendiri untuk mana merek itu dipergunakan.
Selain itu tanda yang dianggap tidak mempunyai daya pembeda adalah :
Misalnya : lukisan biji kopi untuk barang dagang kopi. b.
Nama barang itu sendiri. Misalnya : “Kecap” untuk barang dagangan kecap.
c. Kata-kata yang menunjukan suatu sifat barang.
Misalnya : “istimewa”, “sempurna” d.
kata-kata yang merupakan tentang keterangan macam barang. Misalnya : “asam”, “manis”, “harum”.
e. Keterangan tentang waktu pembuatan.
Misalnya : 1945, 1954, Jakarta, Solo. f.
Keterangan tentang jumlah.
17
Soedargo Gautama, Rizwanto Winata, op. cit., hlm. 57
18
Ibid
Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
Misalnya : satu lusin, satu dos.
g. kata-kata yang hanya mengedepankan tujuan dari barang yang
bersangkutan. Misalnya : lukisan orang yang sedang mencukur jenggotnya tidak dapat
dipergunakan sebagai tanda merek dari pisau silet. h.
Kata-kata yang menunjukan ukuran suatu barang. Misalnya : large, medium, small.
i. Kata-kata tentang berat barang.
Misalnya : kilogram, liter, gram. 2. Tidak Boleh Bertentangan Dengan Kesusilaan
Tidak dapat diterima sebagai merek tanda-tanda yang dianggap bertentangan dengan kesusilaan yang baik dan ketertiban. Dalam pengertian
bertentangan dengan kesusilaan dengan ketertiban umum termasuk pula penggunaan tanda-tanda yang bertentangan dengan agama atau yang merupakan
menyerupai nama Allah dan Rasul-Nya. 3. Tidak Merupakan Milik Umum
Yang diartikan dengan istilah ini adalah tanda-tanda yang telah karena dikenal dan dipakai secara luas serta bebas dikalangan masyarakat tidak lagi
cukup untuk dipakai sebagai tanda pengenal bagi keperluan pribadi dari orang- orang tertentu. Misalnya gambar tengkorak manusia dengan bawahnya ditaruh
tulang bersilang yang secara umum bahkan dalam dunia Internasional dikenaal sebagai tanda bahaya racun, atau gambar tangan yang dikepal dan ibu jari keatas
yang umumnya dikenal sebagai suatu tanda pujian.
Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
Selain yang ditentukan dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 menentukan syarat yang harus dipenuhi merek yang hendak di daftarkan
yaitu harus memenuhi ketentuan Pasal 6 Undang-undang tersebut, yaitu: a. merek tersebut tidak boleh mempunyai persamaan pada pokoknya atau pada
keseluruhannya dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang danatau jasa sejenis;
b. merek tersebut tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk
barang dan atau jasa sejenis; c. merek tersebut tidak mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan indikasi geografis yang sudan dikenal.
E. SEJARAH PENGATURAN HAK ATAS MEREK