2. Fungsionalisasi dari Organ atau Lembaga Penegakan Hukum

Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 Pdt 1991 dalam perkara merek SONY dan juga Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI Nomor 3485 K Pdt 1992 tanggal 4 September 1995. 11. Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 ayat 1 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, Yurisprudensi Tetap dari Mahkamah Agung RI No. 1486 K 1991 tanggal 14 November 1995 serta Pasal 6 bis ayat 3 dari Convention of Paris for Protection of Industrial Property of 20 th , March 1883. 12. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 426 PK Pdt 1994 tanggal 20 September 1995 jo Pasal 4 dari UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

B. 2. Fungsionalisasi dari Organ atau Lembaga Penegakan Hukum

Organ atau Lembaga penegakan hukum yang menangani kasus ini melaksanakan fungsi dan tugasnya. Hanya saja Tergugat memanfaatkan kerja dari lembaga Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia RI qq Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual qq Direktorat Merek, yaitu dengan mendaftarkan merek dagang SP-36 milik Penggugat tersebut. Turut Terggugat dalam kasus ini mengajukan jawaban atas gugatan Penggugat yaitu secara tegas membantah seluruh dalil gugatan Penggugat kecuali yang kebenarannya telah diakui secara tegas. Turut Tergugat juga menyatakan bahwa Tergugat adalah Pemilik Merek atas merek SP-36 yang telah terdaftar dalam Daftar Umum Merek Daftar Nomor 469. 309 tanggal 20 Maret 2001 melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 01 yaitu: pupuk, pupuk buatan dan pupuk alam, bahan kimia yang dipakai dalam industri, ilmu pengetahuan dan fotografi maupun dalam pertanian, perkebunan dan kehutanan; Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 damar tiruan yang tidak diolah, perekat yang dipakai dalam industri, lem kayu, karet, lem besi logam dan atas merek SP-36+logo yang telah terdaftar dalam Daftar Umum Merek Daftar Nomor 557. 206 tanggal 23 Desember 2003 melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 01 yaitu: pupuk, pupuk buatan dan pupuk alam, bahan kimia yang dipakai dalam industri, ilmu pengetahuan dan fotografi maupun dalam pertanian, perkebunan dan kehutanan; damar tiruan yang tidak diolah, perekat yang dipakai dalam industri, lem kayu, karet, lem besi logam. Selain itu Turut Tergugat juga menyatakan bahwa Merek SP-36+PG+Lukisan Kerbau No. 478. 185 tanggal 29 Mei 2001 atas nama Penggugat melindungi jenis barang yang termasuk dalam kelas 01 yaitu pupuk fosfat. Turut Tergugat juga menjelaskan bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 28 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek secara jelas dan tegas hanya Tergugat dan Penggugat yang diberi hak khusus oleh Negara untuk menggunakan dan atau memberi ijin kepada siapapun untuk menggunakan Mereknya dalam tenggang waktu 10 sepuluh tahun, sehingga dalam hal gugatan Penggugat tersebut bahwa haruslah dibuktikan apakah benar antara Merek Penggugat dengan Merek Tergugat mempunyai persamaan pada pokoknya maupun keseluruhannya dengan Merek Terkenal dan apakah benar Merek Tergugat yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek berdasarkan dengan itikad tidak baik. Turut Tergugat dalam hal ini hanya ingin memaparkan segala fakta-fakta yang telah ada dan dengan mendasarkan atas segala peraturan yang telah ada yang berkaitan dengan pendaftaran atas merek tersebut. Sebab dalam hal ini Penggugat Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 dan Tergugat memang telah benar mendaftarkan merek mereka masing-masing dengan gambar atau logo yang berbeda. Lembaga Penegakan Hukum pengadilan dalam memberikan keputusan juga menggunakan sumber-sumber hukum lainnya seperti Yurisprudensi Mahkamah Agung dan mendasarkan atas putusan-putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap. Hakim dalam memberikan putusan juga memberikan pertimbangan bahwa tndakan Tergugat yang telah mendaftarkan Merek SP-36 sebagai merek dagangnya, padahal Tergugat telah mengetahui bahwa Penggugat telah lebih dahulu menggunakan merek tersebut, sehingga jelas pendaftaran Merek SP-36 tersebut oleh Tergugat dilandasi itikad buruk, karena dilakukan secara tidak jujur dengan niat tidak baik bertujuan untuk memperoleh keuntungan semata demi kepentingan usahanya yaitu sesuai dengan makna dan ketentuan Pasal 4 beserta penjelasannya jo Pasal 5 huruf a dari UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek tentang adanya itikad tidak baik dan khususnya bertentangan dengan ketertiban umum sesuai Putusan Mahkamah Agung R.I dalam perkara merek TANCHO Nomor 667 K Sip 1972, Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 1489K Pdt1991 dalam perkara merek SONY dan juga Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung R.I Nomor 3485K Pdt 1992 tanggal 4 September 1995. Selain itu sesuai bukti berupa Surat Tergugat kepada Penggugat pada tanggal 7 Juni 2004 perihal Permohonan menjadi Distributor PT. Petrokimia Gresik, memperlihatkan bahwa Tergugat telah lama mengetahui bahwa Penggugat adalah produsen berbagai macam pupuk di Indonesia, sehingga dapat dipastikan Tergugat juga mengetahui merek SP-36 adalah milik Penggugat yang digunakan untuk produk pupuk, Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 dengan demikian tidakan Tergugat tersebut dapat dikwalifikasikan sebagai persaingan curang yang dapat menyesatkan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No. 426 PK Pdt 1994 tanggal 20 September 1995 jo Pasal 4 dari UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

B. 3. Penerimaan atau Respon Pelaku Terhadap Putusan