Analisis Terhadap Penegakan Hukum

Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 Negara BUMN, sejak tahun 1988 telah melakukan berbagai macam penelitian dan percobaan pembuatan pupuk, dan akhirnya pada tahun 1995 Penggugat dapat memproduksi dan memasarkan pupuk fosfat baru dalam skala pabrik, sesuai dengan spesifikasiyang telah ditetapkan, dengan menggunakan merek SP-36, dan selanjutnya Penggugat telah mendaftarkan merek SP-36+Logo Kebomas daftar nomor 478. 185 untuk jenis barang pupuk fosfat pada tanggal 16 Februari 2000 yang termasuk dalam kelas barang 01 di Indonesia. Tindakan Tergugat mendaftarkan merek SP-36 daftar nomor 469. 309 dan merek dagang SP-36+Logo daftar nomor 557.206 bertentangan dengan ketertiban umum, karena Tergugat berusaha menyesatkan misleading khalayak ramai, dan merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan, karena berusaha mencapai tujuan tertentu dengan cara yang tidak jujur dishonesty purpose, sehingga bertentangan dengan ketertiban umum Pasal 5 Undang-undang Merek Nomor 15 Tahun 2001, Penjelasan Pasal 5a Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001, Penjelasan Pasal 69 ayat 2 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, apalagi terhadap produk Penggugat ini selain telah didaftarkan mereknya juga telah pula didaftarkan patennya.

B. Analisis Terhadap Penegakan Hukum

B.1. Aturan-aturan Yang Dipakai Adapun aturan-aturan yang di pakai Hakim dalam memberikan putusan, yaitu: 1. Ketentuan Pasal 6 ayat 1 b serta penjelasan Pasal 6 ayat 1 b Undang- undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 tentang Perlindungan Merek Terkenal, Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 dan harus dilindungi sebagaimana dimaksud dalam Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 2659 K Pdt 1994. 2. Putusan Mahkamah Agung R.I dalam Merek TANCHO Nomor 667 K Sip 1972 jo. Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 3485 K Pdt 1992 tanggal 4 Sseptember 1995. 3. Pasal 5, penjelasan Pasal 5a dan penjelasan Pasal 69 ayat 2 Undang- undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek. 4. Pasal 3 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek lebih menitik beratkan pada sistem konstitutif atributif yaitu memberikan perlindungan hukum kepada pemilik merek yang telah mendaftarkan mereknya. 5. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I dalam Putusannya Nomor 1486 K Pdt 1991 bertanggal 28 November 1995, Pasal 6 ayat 1b Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 jo Penjelasan Pasal 6 ayat 1b Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001. 6. Makna dan hakekat ketentuan Pasal 1888 KUH Perdata sd Pasal 1890 KUH Perdata dan dengan mendasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung R.I No. 6 Tahun 1994tanggal 14 Oktober 1994 dan Yurisprudensi Tetap dari Mahkamah Agung R.I No. 3038 K Sip 1986 tanggal 18 September 1986. 7. Ketentuan Pasal 1888 KUH Perdata yang juga merupakan landasan hukum bagi Putusan Mahkamah Agung R.I No.3609 K Pdt 1985 tanggal 9 Desember 1987 dan juga Putusan Mahakamah Agung R.I No. 3901 K Pdt 1985 tanggal 29 November 1988 dapat diketahui bahwa kekuatan pembuktian dengan suatu tulisan terletak pada akta aslinya. Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 8. Pasal 1889 dan Pasal 1890 KUH Perdata yang memberikan kekecualian bagi Pasal 1888 KUH Perdata yang merupakan landasan hukum bagi Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung R.I No. 701 K Sip Pdt 1974 tanggal 1 April 1976 menegaskan bahwa “fotocopi dapat diterima sebagai alat bukti apabila fotocopi tersebut disertai dengan keterangan atau dengan jalan apapun secara sah dari mana ternyata fotocopi tersebut sesuai dengan aslinya” dan juga Yurisprudensi Tetap MARI No. 3038 K Sip Pdt 1981 tanggal 18 September 1986 yang menyatakan bahwa “meskipun surat bukti hanya fotocopi namun hal ini tidak menyebabkan surat bukti tersebut tidak mempunyai kekuatan bukti sama sekali melainkan dianggap sebagai petunjuk”. 9. Pasal 15 ayat 2 dari TRIPs Agreement yang berlaku secara internasional di negara-negara yang memberlakukan TRIPs Agreement dalam peraturan Hak Kekayaan Intelektualnya, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu negara anggota World Trade Organization serta mengadoptir TRIPs Agreement melalui UU No. 7 Tahun 1994 ke dalam UU Merek No. 15 Tahun 2001 tentang Merek vide Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 yang merupakan bentuk pelaksanaan dari Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 dari TRIPs Agreement . 10. Pasal 4 beserta penjelasannya jo Pasal 5 huruf a dari UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek tentang adanya itikad baik dan khususnya bertentangan dengan ketertiban umum sesuai Putusan Mahkamah Agung RI dalam perkara Merek TANCHO No. 667 K Sip 1972, Putusan Mahkamah Agung RI No. 1489 K Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn, 2008. USU Repository © 2009 Pdt 1991 dalam perkara merek SONY dan juga Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung RI Nomor 3485 K Pdt 1992 tanggal 4 September 1995. 11. Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 ayat 1 UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, Yurisprudensi Tetap dari Mahkamah Agung RI No. 1486 K 1991 tanggal 14 November 1995 serta Pasal 6 bis ayat 3 dari Convention of Paris for Protection of Industrial Property of 20 th , March 1883. 12. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 426 PK Pdt 1994 tanggal 20 September 1995 jo Pasal 4 dari UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

B. 2. Fungsionalisasi dari Organ atau Lembaga Penegakan Hukum