Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEREK
A. PENGERTIAN MEREK
Merek telah dipergunakan sejak ratusan tahun yang lalu untuk memberikan tanda dari produk yang dihasilkan dengan maksud untuk
menunjukkan asal usul barang indication of origin. Merek atau sejenisnya dikembangkan oleh para pedagang sebelum adanya industrialisasi. Bentuk sejenis
merek mulai dikenal dari bentuk tanda resmi hall mark di Inggris bagi tukang emas, tukang perak dan alat-alat pemotong. Sistem tanda resmi seperti itu terus
dipakai karena bisa membedakan dari barang sejenis lainnya.
7
Undang-undang Merek Nomor 15 Tahun 2001 di dalam Pasal 1 angka 1 dicantumkan tentang rumusan Merek yaitu “Merek adalah tanda yang berupa
gambar, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari Sebelum kita membicarakan lebih mendalam mengenai merek itu maka
perlu kiranya menentukan terlebih dahulu pengertian atau defenisi tentang merek, agar terdapat kepastian dan kesatuan pengertian di dalam pembahasan
selanjutnya.
7
Muhammad Djumhana, R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, Cet. I, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 117
Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.
Selanjutnya beberapa sarjana memberikan pengertian merek, yaitu : 1.
Purwosutjipto : Merek adalah suatu tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan,
sehingga dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis.
8
2. R. Soekardono :
Merek adalah sebuah tanda Jawa ciri atau tenger dengan mana dipribadikan sebuah barang tertentu, dimana perlu juga dipribadikan
asalnya barang atau menjamin kualitasnya barang dalam perbandingan dengan barang-barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh
orang-orang atau badan-badan perusahaan lainnya.
9
3. Tirtaadmijaya yang menyetir pendapat Vollmar :
Suatu merek pabrik atau merek perniagaan adalah suatu tanda yang dibubuhkan di atas bungkusnya, guna membedakan barang itu dengan
barang-barang sejenis lainnya.
10
4. Soedargo Gautama :
8
H. M. N. Purwosucipto, 1984, Pengertian Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta, hlm. 82
9
R. Soekardono, 1983, Hukum Dagang Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta, hlm. 49
10
Tritaadmijaya, Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1962, hlm. 80
Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
Merek adalah alat untuk membedakan barang dan tanda yang dipakai sebagai merek ini kiranya harus mempunyai daya pembedaan untuk dapat
membedakan barang yang bersangkutan.
11
a. adanya tanda berupa gambar atau nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari semuanya ; Sedangkan yang dimaksud dengan hak atas Merek oleh Pasal 3 Undang-
undang Nomor 15 Tahun 2001 yaitu : “Hak eksklusif yang diberikan negara kepada pemilik merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya”. Berdasarkan pengertian-pengertian yang ada tentang merek tersebut maka
penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa merek itu sebenarnya adalah suatu tanda dari barang atau jasa yang memberikan ciri khas tertentu yang dapat
membedakan dari barang atau jasa lainnya yang sejenis dimana tanda tersebut dapat berupa gambar, nama, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasidari semua unsur itu. Kemudian dari batasan juridis yang diberikan oleh Undang-undang Merek
Nomor 15 Tahun 2001 dapat diambil unsur-unsur merek sebagai berikut :
b. adanya daya pembeda atau ciri khas tertentu ;
c. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Jadi tanda atau merek barang dan jasa tersebut haruslah mampu mempunyai daya beda yang cukup capable of distinguishing atau ciri khas
tertentu sehingga ia berbeda dari yang lainnya agar dapat diterima pendaftarannya sebagai merek.
11
Soedargo Gautama, op. cit., hlm. 26
Winca Purba : Penegakan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Dalam Bidang Merek Menurut Konsepsi UU Merek UU NO.15 TAHUN 2001 Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No.02Merek2004PN.Niaga Mdn,
2008. USU Repository © 2009
Namun rumusan merek tersebut juga harus dibedakan pula dengan “logo” yang menurut Kamus Baru Bahasa Indonesia juga berarti huruf atau lambang
yang mengandung makna terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama perusahaan lain-lain. Walaupun mirip, logo tidak harus dikaitkan dengan
kegiatan perdagangan barang atau jasa seperti merek. “Dalam praktek bentuk merek dan logo memang bisa sama tetapi pengaturan hukumnya amat berbeda,
logo tidak diatur dalam Undang-undang Merek tapi secara implisit masuk dalam kategori hak cipta”.
12
Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang, dan konsumen. Dari pihak produsen, merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya,
khususnya mengenai kualitas dan pemakaiannya. Dari pihak pedagang, merek digunakan untuk promosi barang-barang dagangannya guna mencari dan
meluaskan pasarannya. Dari pihak konsumen, merek digunakan untuk mengadakan pilihan barang yang akan dibeli. Oleh para pengusaha khususnya
para industriawan dianggap perlu untuk membedakan barang buatannya produk dengan barang-barang yang serupa yang dibuat perusahaan lain denga
mempergunakan merek yang hampir menyerupai perusahaan sendiri.
B. FUNGSI MEREK