Peraturan Tentang Risiko Dalam KUH Perdata

Denggan Mauli Tobing : Risiko Hukum Yang Terjadi Di Dalam Perjanjian Kredit Bank Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 dapat dilaksanakan. 11

3. Peraturan Tentang Risiko Dalam KUH Perdata

Jadi apabila keadaan memaksa terjadi terhadap salah satu pihak yang wajib melaksanakan suatu prestasi, maka pihak tersebut akan wanprestasi dan akan timbullah kerugian bagi pada pihak. Bagi debitur yang wanprestasi sehingga menimbulkan kerugian, diancamkan sanksi wanprestasi yang dapat berupa peralihan risiko ; tetapi apabila wanprestasinya debitur itu dapat dibuktikan disebabkan terjadinya keadaan memaksa, maka sanksi wanprestasi itu dapat dihindarkan. Terjadinya keadaan memaksa pada salah satu pihak dari suatu perjanjian membuat pihak itu wanprestasi sehingga timbullah kerugian bagi pihak-pihak. Sedangkan pengertian risiko adalah kewajiban memikul kerugian disebabkan kejadian di luar kesalahan salah satu pihak. Apabila pengertian risiko itu dihubungkan dengan pengertian keadaan memaksa, dapat dikatakan bahwa risiko adalah kewajiban memikul kerugian disebabkan wanprestasinya salah satu pihak dari suatu perjanjian yang ditimpa keadaan memaksa. Jadi dengan singkat dapat dikatakan bahwa risiko itu sebenarnya adalah kewajiban memikul kerugian disebabkan terjadinya keadaan memaksa. Dari uraian sebelumnya, terlihatlah bahwa persoalan pokok dari risiko yang timbul dalam perjanjian adalah bagaimanakah menentukan pihak yang bertanggung jawab memikul kerugian yang timbul dalam perjanjian disebabkan kejadian atau peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak, atau dengan kata lain 11 Wiryono, Projodikoro, Asas-Asas Hukum Perdata, cetakan VIII, Penerbit Sumur, Bandung, 1981, hal 63. Denggan Mauli Tobing : Risiko Hukum Yang Terjadi Di Dalam Perjanjian Kredit Bank Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen, 2008. USU Repository © 2009 bagaimanakah menentukan pihak yang memikul risiko yang timbul dalam perjanjian. Persoalan risiko itu diharapkan dapat diselesaikan dengan peraturan atau ketentuan mengenai risiko yang memuat ketentuan tentang siapakah atau pihak manakah yang berkewajiban memikul kerugian jika terjadi kejadian di luar kesalahan pihak-pihak. Peraturan atau ketentuan risiko di dalam hukum positif terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata, yakni : Pasal 1237 : merupakan ketentuan umum risiko. Pasal 1744 ayat 3, 1745 dan 1746: untuk perjanjian pinjam pakai. Pasal 1460, 1461, dan 1462: untuk perjanjian jual beli. Pasal 1545: untuk perjanjian tukar-menukar Pasal 1553: untuk perjanjian sewa-menyewa Beberapa pasal di atas telah menimbulkan masalah dalam praktek. Seperti pasal 1237 yang merupakan ketentuan umum risiko untuk semua perjanjian yang ketentuan risikonya tidak diatur secara khusus dalam KUH Perdata maupun dalam perjanjian itu sendiri, hanya sesuai dipakai sebagai pedoman untuk perjanjian sepihak saja. Demikian halnya pasal 1460, 1461, dan 1462 yaitu ketentuan risiko untuk perjanjian jual beli, tetapi pasal-pasal tersebut akan menimbulkan keganjilan dan ketidakadilan dalam penerapannya.

B. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian Kredit Bank