Denggan Mauli Tobing : Risiko Hukum Yang Terjadi Di Dalam Perjanjian Kredit Bank Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009 bagaimanakah menentukan pihak yang memikul risiko yang timbul dalam
perjanjian. Persoalan risiko itu diharapkan dapat diselesaikan dengan peraturan atau
ketentuan mengenai risiko yang memuat ketentuan tentang siapakah atau pihak manakah yang berkewajiban memikul kerugian jika terjadi kejadian di luar
kesalahan pihak-pihak. Peraturan atau ketentuan risiko di dalam hukum positif terdapat dalam buku ketiga KUH Perdata, yakni :
Pasal 1237 : merupakan ketentuan umum risiko.
Pasal 1744 ayat 3, 1745 dan 1746: untuk perjanjian pinjam pakai. Pasal 1460, 1461, dan 1462: untuk perjanjian jual beli.
Pasal 1545: untuk perjanjian tukar-menukar Pasal 1553: untuk perjanjian sewa-menyewa
Beberapa pasal di atas telah menimbulkan masalah dalam praktek. Seperti pasal 1237 yang merupakan ketentuan umum risiko untuk semua perjanjian yang
ketentuan risikonya tidak diatur secara khusus dalam KUH Perdata maupun dalam perjanjian itu sendiri, hanya sesuai dipakai sebagai pedoman untuk perjanjian
sepihak saja. Demikian halnya pasal 1460, 1461, dan 1462 yaitu ketentuan risiko untuk
perjanjian jual beli, tetapi pasal-pasal tersebut akan menimbulkan keganjilan dan ketidakadilan dalam penerapannya.
B. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian Kredit Bank
1. Pengertian Kredit Bank
Denggan Mauli Tobing : Risiko Hukum Yang Terjadi Di Dalam Perjanjian Kredit Bank Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009 Pengertian kredit menurut pasal 1angka 12 Undang-Undang No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan adalah sebagai berikut: Kredit penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Pengertian kredit di atas pada Undang-Undang No.10 tahun 1998, sebagaimana tertuang dalam pasal 1 angka 11 mengalami sedikit perubahan,
selengkapnya sebagai berikut: Kredit penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank denga pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.
Dari kedua pengertian tersebut terlihat adanya suatu perbedaan mengenai kontra prestasi yang akan diterima. Semula kontra prestasi dari kredit tersebut
dapat berupa bunga, imbalan atau hasil keuntungan, sedangkan pada ketentuan yang baru kontra prestasi hanya berupa bunga saja. Latar belakang perubahan
tersebut mengingat kontra prestasi berupa imbalan atas hasil keuntungan merupakan kontra prestasi yang khusus terdapat dalam pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah yang sangat berbeda sekali penghitungannya dengan kontra prestasi berupa bunga.
Namun demikian, dari kedua pengertian tersebut dalam ruang lingkup kredit maka kontra prestasi yang akan diterima kreditur pada masa yang akan
datang berupa jumlah nilai ekonomi tertentu yang dapat berupa uang, barang, dan sebagainya. Dengan kondisi demikian maka tidak berlebihan apabila dari konteks
ekonomi, kredit mempunyai pengertian sebagai suatu penundaan pembayaran dari
Denggan Mauli Tobing : Risiko Hukum Yang Terjadi Di Dalam Perjanjian Kredit Bank Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen, 2008.
USU Repository © 2009 prestasi yang diberikan sekarang, sehingga dengan kata lain faktor waktulah yang
memisahkan prestasi dan kontra prestasi.
12
2. Jenis Kredit