Pembagian Tablet Obat Generik dan Obat Merek Dagang

Winda : Perbandingan Mutu Tablet Metronidazol Generik Dengan Merek Dagang Secara In Vitro, 2010. mempercepat laju disolusi tergantung pada bahan pembantu yang dipakai. Cara pengolahan dari bahan baku, bahan pembantu dan prosedur yang dilaksanakan dalam formulasi sediaan padat peroral juga akan berpengaruh pada laju disolusi. 3. faktor yang berkaitan dengan alat uji disolusi dan parameter uji Faktor ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan selama percobaan yang meliputi kecepatan pengadukan, suhu medium, pH medium dan metoda uji yang dipakai Syukri, 2002.

2.3 Pembagian Tablet

Berdasarkan pembuatannya tablet dibagi menjadi: 1. Tablet cetak Compressed tablet Tablet ini dibuat dengan cara mengempa dan tidak mengandung penyalut yang khusus. Tablet cetak dibuat dari bahan-bahan berupa serbuk atau kristal dengan atau tanpa penambahan bahan pengisi, pengikat, pengembang, pelicin dan bahan-bahan tambahan lainnya. 2. Tablet bersalut Coated tablet a. Tablet bersalut gula Sugar Coated tablet yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang terdiri dari gula dengan bahan-bahan yang sesuai dengan atau tanpa pemberian warna. b. Tablet bersalut selaput Film coated tablet yaitu tablet yang disalut dengan lapisan tipis yang dibuat dari bahan-bahan sintetis atau bahan- bahan alam. Winda : Perbandingan Mutu Tablet Metronidazol Generik Dengan Merek Dagang Secara In Vitro, 2010. c. Tablet bersalut enterik Enteric Coated tablet yaitu tablet yang disalut dengan bahan-bahan yang tahan terhadap cairan lambung tetapi hancur dalam cairan usus. 3. Mutiple Compressed tablet yaitu tablet yang dicetak lebih dari sekali dengan menggunakan mesin pencetak tablet khusus. a. Layered tablet yaitu tablet yang dibuat dengan mencetak granul-granul yang telah dicetak terlebih dahulu. Pencetakan dapat dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan tablet dengan 2 atau 3 lapisan. b. Press Coated tablet Dry Coated tablet dibuat dengan mengisikan tablet-tablet yang telah dicetak pada mesin pencetak tablet yang khusus, kemudian dicetakkan granul-granul tambahan di sekeliling tablet Soekemi, dkk., 1987.

2.4 Obat Generik dan Obat Merek Dagang

Mahalnya harga obat di pasaran telah menyebabkan Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 085MenKesPerI1989 tentang kewajiban menuliskan resep dan menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah Ditjen POM., 1989. Adapun pertimbangan yang digunakan untuk merumuskan peraturan tersebut adalah sebagai berikut: - Harga obat generik lebih rendah daripada harga obat paten yang mempunyai terapetik yang sama - Penulisan reseppenggunaan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan akan mempermudah perluasan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Ditjen POM., 1989. Winda : Perbandingan Mutu Tablet Metronidazol Generik Dengan Merek Dagang Secara In Vitro, 2010. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 193KabB.VIII71 memberikan definisi berikut untuk obat: ”Obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia Joenoes, 1995. Obat dengan merek dagang atau spesialité adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar atau proprietary name. Banyaknya obat merek dagang dengan beraneka-ragam nama yang setiap tahun dikeluarkan oleh farmasi industri dan kekacauan yang diakibatkan telah mendorong WHO untuk menyusun Daftar Obat dengan nama- nama resmi. Official atau generic name nama generik ini dapat digunakan di semua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan Tan, 2002. Berdasarkan Permenkes No. 085MenKesPerI1989, obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya Ditjen POM., 1989.

2.5 Spektrofotometri Ultraviolet