Spektrofotometri Ultraviolet Hukum Lambert-Beer

Winda : Perbandingan Mutu Tablet Metronidazol Generik Dengan Merek Dagang Secara In Vitro, 2010. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 193KabB.VIII71 memberikan definisi berikut untuk obat: ”Obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia Joenoes, 1995. Obat dengan merek dagang atau spesialité adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar atau proprietary name. Banyaknya obat merek dagang dengan beraneka-ragam nama yang setiap tahun dikeluarkan oleh farmasi industri dan kekacauan yang diakibatkan telah mendorong WHO untuk menyusun Daftar Obat dengan nama- nama resmi. Official atau generic name nama generik ini dapat digunakan di semua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan Tan, 2002. Berdasarkan Permenkes No. 085MenKesPerI1989, obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya Ditjen POM., 1989.

2.5 Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Daerah spektrum ultraviolet membentang dari 190 nm – 380 nm Ditjen POM.,1995. Radiasi elektromagnetik dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan larutan sampel dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur Winda : Perbandingan Mutu Tablet Metronidazol Generik Dengan Merek Dagang Secara In Vitro, 2010. besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap. Serapan dapat terjadi jika radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga Gandjar, dkk., 2007.

2.6 Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan yaitu: 1. Sinar yang digunakan dianggap monokromatis 2. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama 3. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut 4. Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforisensi 5. Indeks bisa tidak tergantung pada konsentrasi larutan Gandjar, dkk.,2007 Jika absorbansi suatu seri konsentrasi larutan diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama; dan absorbansi masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya maka suatu garis lurus akan teramati sesuai dengan persamaan A = abc. Grafik ini disebut dengan plot hukum Lambert- Beer dan jika garis yang dihasilkan merupakan suatu garis lurus maka dapat dikatakan bahwa hukum Lambert-Beer dipenuhi pada kisaran konsentrasi yang diamati Gandjar, dkk., 2007. Winda : Perbandingan Mutu Tablet Metronidazol Generik Dengan Merek Dagang Secara In Vitro, 2010. Hukum Lambert-Beer adalah: A = abc Dimana: A = absorban a = absorptivitas b = tebal kuvet cm c = konsentrasi Gandjar, dkk., 2007 Absorptivitas a merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi Gandjar, dkk., 2007. Winda : Perbandingan Mutu Tablet Metronidazol Generik Dengan Merek Dagang Secara In Vitro, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan perbandingan mutu tablet Metronidazol generik dengan merek dagang secara in vitro.

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Formulasi Sediaan Solid Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret 2009 – Mei 2009.

3.2 Alat

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Disintegration Tester Erweka, Dissolution Tester Erweka DT, Strong Cobb Hardness Tester Erweka, Roche Friabilator Erweka, Spektrofotometer Ultraviolet UV Mini 1240 Shimadzu, Stopwatch, Neraca listrik, alat-alat gelas dan alat laboratorium lainnya.

3.3 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air suling, Asam Klorida pekat E. Merck, Metronidazol BPFI Badan POM, Tablet Metronidazol generik PT. Kimia Farma, Tablet Metronidazol generik PT. Phyto Kemo Agung Farma, Tablet Omenizol ® PT. Mutifa, Tablet Fladex ® Forte PT. Dexa Medica, Tablet salut selaput Velazol ® PT. Novell, Kaplet Grafazol ® PT. Graha Farma, Tablet salut selaput Trichodazol ® PT. Sanbe Farma, dan Kaplet salut selaput Metrolet ® PT. Harsen.