LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN
Sebuah sistem politik yang mengakui hak rakyat untuk berpartisipasi dalam keputusan-keputusan politik, baik secara langsung ataupun tidak langsung
melalui wakil-wakil mereka yang terpilih, untuk mendistribusikan dan mengatur kekuasaan politik dibawah pengawasan dari mayoritas adalah demokrasi.
4
Dan konsep kepemimpinan di negara Indonesia dulu pada zaman orde baru, semua kepala daerah dipilih oleh Presiden. Presiden dipilih MPR. Dan
MPR-DPR dipilih berdasarkan suara terbanyak yang diperoleh melalui partai politik, dan partai politik dipilih oleh rakyat. Kemudian runtuhnya zaman orde
baru digantikan dengan zaman reformasi, dimana Indonesia telah menganut sistem demokrasi. Demokrasi yang dimaksud bahwa rakyat Indonesia berhak
memilih langsung siapa yang akan menjadi pemimpinnya, baik dari kepala daerah, ketingkat DPR-MPR bahkan Presiden, rakyat Indonesia diberikan hak
suaranya untuk memilih langsung. Dengan demikian hak-hak suara untuk menentukan pemimpin sepenuhnya diberikan kepada rakyat.
Dalam kepemimpinan negara, pemilihan presiden yang dipilih oleh rakyat, itu mencerminkan sistem demokrasi. Untuk menjadi pemimpin di Indonesia,
selain kemampuan sebagai seorang pemimpin, ada dua kriteria lagi yang harus terpenuhi. Pertama pemimpin negara dipilih berdasarkan moral agama. Artinya
tidak bisa seorang pemimpin negara yang atheis atau tidak mengakui adanya salah satu agama dan Tuhan. Kedua, pemimpin negara yang memiliki kriteria
berdasarkan moral lokal bangsa Indonesia. Artinya seorang pemimpin itu harus paham atas budaya bangsa Indonesia yang majemuk, dan memiliki rasa akan cinta
4
Ahmed Vaezi, Agama Politik, Nalar Politik Islam Jakarta: Citra, 2006, h. 60.
tanah air.
5
Akan tetapi seorang calon pemimpin negara tidak bisa mencalonkan dirinya untuk menjadi Presiden tanpa mengusungkan diri dari partai politik.
Pemimpin negara di Indonesia harus diusung dari partai politik. Tidak bisa seseorang mencalonkan dirinya menjadi pemimpin secara independen.
Sedangkan dalam pandangan Agama Baha’i, agama Baha’i memiliki cara pandang sendiri dalam k
epemimpinan. Menurut umat Baha’i, agama Baha’i memiliki administrasi negara yang menurutnya unik di banding dengan konsep-
konsep yang sudah ada, karena langsung bersumber dari Sang Perwujudan Tuhan yakni Baha’ullah yang telah merancang suatu rancangan sistem administrasi yang
mengagumkan. Rancangan ini disebut tata tertib dunia Baha’ullah, dan administrasi Baha’i adalah sebagai tata tertib itu. Perlu diketahui dalam
a dministrasi Baha’i tidak ada kepemimpinan perseorangan. Semua aturan dan
kebijakan-kebijakan masalah bangsa dipecahkan oleh Balai Keadilan sedunia. Setiap negara diwakili oleh Majelis Rohani Nasional, dibawah Majelis Rohani
Nasional terdapat Majelis Rohani Setempat, dan setiap perwakilannya itu berjumlah sembilan. Pada sistem pemilihannya mulai dari lembaga terendah yakni
Majelis Rohani Setempat dipilih oleh masyarakat setempatnya yang sudah berusia 21 tahun, Majelis Rohani Nasional dipilih oleh utusan-utusan yang dikirim ke
Konvensi Nasional untuk memilih siapa saja yang pantas menggemban tugas sebagai anggota Majelis Rohani Nasional. dan Balai Keadilan Sedunia dipilih
oleh anggota-anggota Majelis Rohani Nasional untuk mengurusi masyarakat Baha’i antar negara. Setiap wakil-wakil yang berada di Majelis-majelis Rohani
5
Tambahan dari Dosen Pak Media Zainul Bahri.
dan Balai Keadilan Sedunia tidak bisa mencalonkan ataupun dicalonkan untuk menjadi wakil-wakil atau bagian dari kesemuanya. Ini merupakan sedikit
gambaran dari Administrasi menurut Baha’i.
Administrasi Baha’i adalah rencana Tuhan untuk zaman ini yang ditetapkan melalui perwujudan-
Nya, yaitu Baha’ullah, dan administrasi ini diciptakan untuk membawa ketertiban dan kedamaian di antara berbagai bangsa di
dunia. Oleh sebab itu agama Baha’i memberikan aturan atau hukum bagi para pemeluknya agar umat Baha’i tidak ikut terlibat dalam partai politik yang
merupakan suatu sarana menjadi pemimpin di Indonesia. Dari sebab ini, penulis ingin mengangkat judul bagaimana persepsi umat Baha’i terhadap konsep
kepemimpinan Negara di Indonesia. Sekilas pandang tentang A
gama Baha’i. Agama Baha’i merupakan agama yang ada dihampir 200 negara. Dalam buku Taman Baru, dikatakan bahwa semua
manusia adalah ciptaan Tuhan yang Maha Esa, jika kita percaya pada bapak surgawi yang satu maka kita harus saling mengnganggap satu sama lain sebagai
saudara, anggota dari satu keluarga yakni keluarga manusia
6
. Umat manusia diumpamakan sebagai suatu kebun yang luas, yang didalamnya tumbuh
berdampingan bunga-bunga yang beraneka warna, bentuk dan wanginya. Keindahan dan daya tarik dari kebun itu terletak pada keaneka ragaman tersebut.
Agama Baha’i merupakan salah satu agama dengan jumlah penganut tidak sebanyak agama-
agama besar akan tetapi kehadiran agama Baha’i sesungguhnya
6
Hushmand fathea’ zam, Taman Baru t.t : Majelis Rohani Bahai Indonesia, 2009, h. 58.
diakui sebagai masyarakat agama. Agama Baha’i ini tetap eksis dan berkembang
serta menjadi fenomena keagamaan yang menarik di penjuru dunia.
7
Agama Baha’i adalah agama yang independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama
lain. Agama Baha’i dimulai di Iran pada abad 19. Dimulai saat pengumuman Sang Bab tahun 1844. Pada abad kedua puluh satu, jumlah
penganut Baha’i sekitar enam juta orang yang berdiam dilebih dari seratus sembilan puluh nege
ri di seluruh dunia. Dalam ajaran Agama Baha’i, sejarah keagamaan dipandang sebagai suatu proses pendidikan bagi umat manusia melalui
para utusan Tuhan, yang d isebut “Perwujudan Tuhan”.
8
Baha’ullah merupakan Perwujudan Tuhan untuk zaman ini. Ia mengaku sebagai pendidik Ilahi yang telah
di janjikan bagi semua umat dan yang di nubuatkan dalam agama-agama sebelumnya. Ia menyatakan bahwa misinya adalah untuk meletakkan pondasi bagi
persatuan seluruh dunia. Baha’u’llah artinya kemuliaan Tuhan, pembawa wahyu agama Baha’i
serta utusan tuhan yang dipercaya sebagai “Dia yang dijanjikan segala zaman”. Lahir di Persia pada tahun 1817 dan wafat di Palestina pada 29 Mei 1892. Ajaran-
ajaran Baha’ulah selaras dengan ajaran-ajaran semua agama yang ada sebelumnya, namun ajaran-
ajaran Baha’ullah ditunjukkan untuk kondisi umat manusia saat ini. Seperti kita tahu, dalam tradisi-tradisi dari semua kaum ada janji
tentang masa depan ketika perdamaian dan keselarasan akan didirikan dimuka bumi dan umat manusia akan hidup dalam kemakmuran. Umat Baha’i percaya
7
Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-agama Minor Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013, h. 1.
8
Seorang Utusan Tuhan sebagai pendidik Ilahi.
bahwa saat yang dijanjikan itu sudah tiba, dan Baha’u’llah adalah sosok luhur yang ajaran-ajarannya akan memungkinkan umat manusia membangun dunia
baru. Salah satu ajaran Baha’ullah terkait dengan kasus terhangat saat ini adalah
pemilihan pemimpin, yakni presiden yang mana calon-calonnya berasal dari partai-partai politik yang berbeda. Ini merupakan hal yang menarik untuk di
angkat menjadi judul skripsi. Karena kepemimpinan negara di Indonesia, sistem pemilihannya melalui proses partai politik, sedangkan dalam agama Baha’i
adanya suatu larang an bagi umat Baha’i untuk terlibat dalam partai politik.
Kemudian timbullah ketertarikan penulis untuk mengungkapkan apa persepsi umat Baha’i terhadap konsep kepemimpinan negara di Indonesia dengan adanya
larangan umat Baha’i untuk terlibat dalam partai politik dan bagaiman umat Baha’i yang berdiam di Indonesia menyikapi hal tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan lebih mengemukakan apa persepsi umat Baha’i terkait konsep kepemimpinan Negara di
Indonesia, mengapa agama Baha’i melarang umatnya untuk terlibat dalam partai politik. Sehingga penulis mengangkat tema den
gan judul “Konsep Kepemimpinan dalam Agama Baha’i dan Persepsinya terhadap Pola Kepemimpinan Negara di
Indonesia”.