D. Bentuk Admnistrasi Baha’i
Baha’u’llah telah merencanakan suatu rancangan sistem administrasi yang mengagumkan, yang melaluinya Air Hayat dialirkan kedunia wujud. Rancangan
ini disebut Tata Tertib Dunia Baha’u’llah, dan Administrasi Baha’i adalah sebagian dari tata tertib itu. Diibaratkan sebuah sungai disuatu sisi dan disisi lain
ada hamparan tanah pertaniaan yang luas. Kita perlu mengalirkan air sungai tersebut keladang-ladang tanah pertanian itu, agar dapat diolah dan ditanami.
Pertama-tama kita menggali sebuah saluran yang besar untuk mengalirkan cukup banyak air untuk mengairi seluruh tanah pertanian. Kemudian kita menggali
saluran-saluran yang lebih kecil untuk mengalirkan dari saluran yang besar keseluruh bagian tanah pertanian itu. Lalu kita membutuhkan banyak selokan
kecil untuk mengalirkan air kesetiap ladang ditanah pertanian itu. Jika saluran- saluran air dan selokan-selokan itu sudah lengkap, sungai itu dapat mengairi
semua tanah pertanian. Shoghi Effendi telah memberitahu kita bahwa administrasi Baha’i adalah
bagaikan suatu sistem saluran dan selokan, “yang melalui Roh Suci dari Tuhan tercurah kepada masyarakat-
masyarakat Baha’i yang tersebar diseluruh dunia.”
51
Kabar gembira mengenai Tata Tertib Dunia Baha’u’llah mula-mula diumumkan
oleh Sang Bab dalam sabda-Nya berikut ini:
“Berbahagialah bagi dia yang mengarahkan pandangannya pada Tata Tertib Baha’u’llah, dan mengucapkan syukur kepada Tuhannya Karena
Ia pasti akan diwujudkan.”
51
Hushmand fathea’ zam, h. 106.
Baha’u’llah meletakkan dasar dari Tata Tertib Dunia ini dan membuat rencana dari tata tertib itu. Kemudian Abdul Baha menjelaskan rencana Ilahi ini
secara terperinci dan memulai pembangunannya. Melalui usaha-usaha Shoghi Effendi selama hidupnya, administrasi Baha’i ini berangsur-angsur berdiri, dan
masyarakat Baha’i yang tersebar dimana-mana dapat bergabung bersatu dan
menjadikan mereka bagian-bagian dari satu kesatuan masyarakat yang besar.
Administrasi Baha’i adalah rencana Tuhan untuk zaman ini yang ditetapkan melalui perwujudan-
Nya, yaitu Baha’u’llah dan administrasi ini diciptakan untuk membawa ketertiban dan kedamaian diantara berbagai bangsa di
dunia. Administrasi Baha’i terdiri dari beberapa bagian yang berhubungan satu
sama lain. Administrasi ini terdiri dari Majelis-majelis Setempat yang dipilih oleh umat Baha’i dari suatu desa atau kota, Majelis Rohani Nasional dipilih oleh umat
Baha’i dari suatu negara; dan Balai Keadilan Sedunia dipilih oleh semua orang Baha’i di dunia melalui Majelis-majelis Nasional.
52
Diibaratkan Majelis-majelis Rohani Setempat sebagai selokan-selokan yang membawa air keberbagai ladang. Majelis-majelis rohani nasional dapat
diumpamakan sebagai saluran-saluran yang menghubungkan selokan-selokan itu dengan saluran yang besar. Saluran besar atau saluran utama yang mendapatkan
air langsung dari sungai itu adalah Balai Keadilan Sedunia. Balai Keadilan Sedunia ini merupakan lembaga ter
tinggi dalam administrasi baha’i. Melalui balai
keadilan sedunia bimbingan Tuhan mengalir kesemua bagian dunia.
52
Hushmand fathea’ zam, h. 107.
Setiap orang dalam masyarakat adalah bagaikan biji-biji gandum disuatu ladang. Tiap-tiap biji gandum itu akan dapat tumbuh dan berkembang berkat air
yang mengalir keladang itu. Kita harus mengetahui bahwa kebahagian setiap orang terletak pada kesejahteraan masyarakat yang bersatu, dan kita harus
berusaha untuk memperkukuh administrasi ini yang merupakan tumpuan harapan
umat manusia untuk masa depan.
Administrasi Baha’i tidak dapat dipisahkan dari ajaran-ajaran Baha’u’llah. Seorang Baha’i tidak dapat percaya kepada Baha’u’llah tanpa menerima dan
bekerja dengan administrasi-Nya, karena amanat Tuhan tidak diturunkan hanya untuk kebahagiaan perorangan saja tetapi juga untuk kesatuan dan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Dalam kasus-kasus tertentu, kepentingan individu. Tetapi, kepentingan tertinggi masyarakat adalah demi mendukung
kesejahteraan para individu.
53
Administrasi ini terdiri dari Majelis-majelis Rohani, yaitu majelis-majelis rohani setempat, Majelis-majelis rohani nasional dan Balai Keadilan Sedunia.
Administrasi Bahai ini tidak hanya mengurusi persoalan-persoalan spiritual saja
tetapi juga mengurusi urusan sosial kemasyarakatan.
a. Para Pengurus Majelis Rohani
Anggota- anggota majelis rohani adalah sembilan orang Baha’i yang telah
mendapat suara terbanyak pada hari pemilihan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh anggota-anggota majelis setelah pemilihan mereka adalah berkumpul dan
mengadakan pertemuan mereka yang pertama, pertemuan mereka yang pertama
53
Hushmand fathea’ zam, h. 109.
harus secepat mungkin diselenggarakan dan diatur oleh orang yang mendapat suara terbanyak diantara sembilan orang yang telah dipilih.
Dalam setiap pertemuan harus dimulai dengan doa-doa dan memohon kepada Tuhan agar menolong mereka dalam menjunjung agama-Nya dan
mengabdi kepada masyarakat yang telah memilih mereka. Setelah itu, mereka harus memilih para pengurus majelis rohani untuk tahun ini. Berikut beberapa
persyaratan untuk menjadi anggota Majelis Rohani:
54
Kesetiaan yang tidak dapat diragukan, Pengabdian yang tidak mementingkan diri sendiri, Pikiran yang
terlatih dengan baik, Kemampuan yang diakui, dan Pengalaman yang matang. Setiap majelis rohani harus mempunyai seorang ketua, wakil ketua,
sekretaris dan bendahara. Hal ini sangat penting dan akan memudahkan pekerjaan majelis itu. Pekerjaan ketua adalah memimpin pertemuan-pertemuan dan
membantu majelis dalam membuat beberapa keputusan. Jika anggota-anggotanya hanya berkumpul untuk berbicara tanpa mengambil keputusan yang jelas, sia-
sialah pertemuan mereka. Ketua harus memberi kesempatan pada semua anggota untuk mengeluarkan pendapat mereka untuk memberikan suara agar tercapai
suatu keputusan mengenai persoalan yang dimusyawarahkan.
55
Ketua adalah yang memimpin pertemuan, jika ketua tidak dapat hadir misalnya ketika sedang sakit, wakil ketualah yang memimpin pertemuan Majelis.
Sekertaris adalah orang yang mencatat semua pekerjaan Majelis, baik rencana yang harus dikerjakan maupun yang telah dikerjakan. Sekretaris menulis semua
surat yang harus dikirim kepada perorangan, majelis setempat lainnya dan kepada
54
Majelis Rohani Setempat T.tp, Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia , h. 2.
55
Hushmand fathea’ zam, h.115.