Peraturan Hukum Terkait Corporate Social Responsibility

perkembangan perusahaan. Oleh karenanya haruslah berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya pada masyarakat, baik itu dengan cara untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyentuh dan membantu kebutuhan yang diperlukan masyarakat sekitar. c. Planet atau lingkungan adalah sesuatu yang sangat terkait didalam seluruh bidang kehidupan kita. Hubungan kita dengan lingkungan adalah hubungan sebab akibat, dimana jika kita merawat lingkungan maka lingkungan itu dapat memberikan manfaat bagi kita, sebaliknya jika kita merusaknya maka kita akan menerima akibatnya. Pada dunia bisnis, keuntungan adalah inti dari segalanya sehingga tidak heran jika kita melihat pelaku bisnis tersebut hanya ingin mencari keuntungan tanpa ada upaya untuk melestarikan lingkungan sekitarnya. Kepedulian untuk melestarikan lingkungan inilah yang perlu dilakukan oleh pelaku bisnis karena dengan melestarikan lingkungan mereka justru akan memperoleh keuntungan yang lebih terutama dalam segi kesehatan, kenyamanan, dan ketersediaan sumber daya.

D. Peraturan Hukum Terkait Corporate Social Responsibility

Respon pemerintah Indonesia terkait pelaksanaan Corporate Social Rensposibility CSR ini sudah cukup baik. Salah satu buktinya karena sudah dirancangkan dan dikeluarkan undang-undang yang mengatur mengenai CSR perusahaan yang ada di Indonesia, baik perusahaan asli Indonesia maupun perusahaan asing yang melaksanakan kegiatan operasi di Indonesia. Beberapa peraturan yang mengatur mengenai kewajiban pelaksanaan CSR adalah: 1. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Kegiatan usaha hulu yang dilaksanakan oleh Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana wajib memuat ketentuan-ketentuan pokok yang salah satunya adalah ketentuan mengenai pengembangan masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat adat Pasal 11 ayat 3 huruf p Undang – Undang No. 22 Tahun 2001. Selain itu dalam Pasal 40 ayat 5 Undang – Undang No. 22 Tahun 2001 juga dikatakan bahwa Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap yang melaksanakan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha hilir ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan lingkungan dan masyarakat setempat. 71 2. Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pada Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 2 yang berbunyi : 1 Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah : a. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; b. mengejar keuntungan; c. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; d. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; e. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. 2 Kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud dan tujuannya serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, danatau kesusilaan. 71 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt52716870e6a0faturan-aturan-hukum- corporate-social-responsibility , diunggah 13 Oktober 2014. Tinjauan dalam Undang – Undang tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN dalam Pasal 2 juncto Pasal 66 ayat 1 Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 juncto Pasal 8 Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 236 Tahun 2003 tentang program kemitraan bersumber dari penyisihan laba setelah pajak sebesar 1 sampai dengan 3 . Salah satu BUMN besar yang sampai saat ini siap menggelontorkan dana untuk CSR adalah PT. Telkom, manajemen Telkom telah menganggarkan dana sekitar 70 miliar, bahwa besaran dana yang dikeluarkan ditetapkan oleh RUPS Rapat Umum Pemegang Saham. Memang pada Pasal 8 Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor 236 Tahun 2003 disebutkan bahwa dalam kondisi tertentu, besarnya dana program bina lingkungan ditetapkan dengan persetujuan menteri untuk Perumatau RUPS untuk Persero. Jika mengcu pada Keputusan menteri Negara tersebut, serta pernyataan Meneg BUMMN tentang proyeksi total Laba BUMN tahun 2006 yang sebesar Rp. 54,41 triliun, setidaknya dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL, atau CSR versi BUMN ini bias mencapai sekitar Rp. 1,635 triliun . Atau total dana untuk CSR tahun 2005 dari seluruh BUMN idealnya sebesar Rp. 1,26 triliun , mengingat total laba BUMN pada tahun 2005 tercatat sebesar Rp. 42,35 triliun. Dari uraian tersebut, tampak bahwa sebagian BUMN sudah melaksanakan tanggung jawab sosial. 72 Bagi Badan Usaha Milik Negara BUMN wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN : Per-05MBU2007 Pasal 1 ayat 6 dijelaskan bahwa Program 72 Hendrik BudiUntung ,Op.cit , hal. 26 Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan pada pasal 1 ayat 7 dijelaskan bahwa Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina lingkungan meliputi : bantuan korban bencana alam; bantuan pendidikan danatau pelatihan; bantuan peningkatan kesehatan; bantuan pengembangan prasarana danatau sarana umum; bantuan sarana ibadah; dan bantuan pelestarian alam. 73 3. Undang – undang No. 25 tahun 2007 mengenai Penanaman Modal Pada Pasal 15 Undang – Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal berbunyi : Setiap penanam modal berkewajiban: a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 15 huruf b Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 diatur bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan. Yang dimaksud dengan Tanggung Jawab Sosial menurut penjelasan Pasal 15 huruf b UU No.25 Tahun 2007 adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap 73 Peraturan tentang CSR di Indonesia, qsukri.blogspot.com201405peraturan-tentang- csr-di-indonesia.html , terakhir kali diakses tanggal 5 Mei 2015 perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Sedangkan yang dimaksud dengan penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing Pasal 1 angka 4 UU No.25 Tahun 2007. Selain itu dalam Pasal 16 Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007 juga diatur bahwa setiap penanam modal bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Ini juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial Lingkungan . Jika penanam modal tidak melakukan kewajibannya untuk melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, maka berdasarkan Pasal 34 UU No.25 Tahun 2007, penanam modal dapat dikenai sanksi adminisitatif berupa: a. peringatan tertulis; b. pembatasan kegiatan usaha; c. pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal; atau d. pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal. Selain dikenai sanksi administratif, penanam modal juga dapat dikenai sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pasal 34 ayat 3 Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2007. Berdasarkan ketentuan diatas tampak bahwa basis CSR adalah Corporate Code of Conduct 74 , maka menjadi suatu kebutuhan diperlukannya rambu – rambu etika bisnis, agar tercipta praktik bisnis yang beretika. Berbicara mengenai etika bisnis, kita sepertinya masuk pada sesuatu yang sifatnya abstrak. Karena etika bisnis merupakan seperangkat kesepakatan umum yang mengatur relasi antar pelaku bisnis dan antara pelaku bisnis dengan masyarakat, agar hubungan tersebut terjalin dengan baik dan fair. 75 4. Pasal 74 Undang – Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bila di hubungkan dengan kaidah – kaidah Good Corporate Governance GCG, maka perusahaan dianjurkan untuk membuat suatu Corporate Code of Conduct CCC yang pada dasarnya memuat nilai – nilai etika bisnis, sebagai basis menuju praktik CSR. Amanat Undang – Undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan menganggarkan dana pelaksanaa tanggung jawab sosial, bergantung pada aturan pelaksanaan yang akan disusun pemerintah. Terkait hal itu, para pelaku bisnis berharap pemerintah lebih bijaksana menafsirkan aturan ini, Pasal 74 Undang – Undang No. 40 Tahun 2007 berbunyi : 1 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan 74 Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan sistem Nilai, Etika Bisnis, Komitmen serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan Stakeholders http:www.psychologymania.com201305pengertian-code-of-conduct.html,diunggah 15 Oktober 2014 75 Anton j. supit,Etika Bisnis dalam Dunia Bisnis sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Setelah diundangkannya, UU PT ini terdapat beberapa pendapat yang tidak setuju tentang peraturan CSR seperti : a. CSR adalah kegiatan yang bersfat sukarela voluntary bukan bersifat kewajiban Mandatory . Jika diatur, selain bertentangan dengan prinsip kerelaan, CSR juga akan memberi beban baru kepada dunia usng uaha karena dapat menambah beban keuangan suatu perusahaan. b. CSR adalah suatu kegiatan diluar kewajiban perusahaan yang umum dan sudah diterapkan dalam perundang – undangan formal, seperti dalam ketertiban usaha dan standar lingkungan hidup. c. CSR di negara – negara Eropa yang secara institusional jauh lebih matang dari Indonesia, proses regulasi yang menyangkut kewajiban perusahaan berjalan lama dan hati – hati. Bahkan European Union sebagai kumpulan negara yang paling menaruh perhatian terhadap CSR telah menytakan sikapnya bahwa CSR bukan sesuatu yang harus diatur. d. Lingkup dan pengertian CSR yang dimaksud dalam pasal 74 UU PT berbeda dengan pengertian CSR dalam pustaka maupun defenisi resmi baik yang dikeluarkan oleh World Bank maupun ISO 26000. Pasal 74 telah mengabaikan sejumlah prasyarat yang memungkinkan terwujudnya makna dasar CSR, yakni sebagai pilihan sadar, adanya kebebasan, dan kemauan bertindak. 76 Dari berbagai argumentasi yang menolak CSR, argumentasi itu hanya melihat CSR pada tataran kewajibannya saja. Para pelaku usaha tidak 76 Isa Wahyudi, Busyra Azheri, Op. Cit, hal. 185. mengindahkan filosofi dan dampak dari pembangunan yang berlangsung selama ini. Jika dilihat dari proses pembentukan hukumnya, konsep mengenai CSR dalam UU PT ini tidak terlepas dari aksi, tuntutan masyarakat dan LSM. Fakta menunjukkan semakin berkurangnya tanggung jawab dari perusahaan baik nasional maupun multi nasional yang beroperasi di Indonesia dalam mengelola lingkungan. Hal ini di tunjukkan dari banyaknya perusahaan yang hanya melakukan kegiatan operasionalnya tetapi kurang sekali memberikan perhatian terhadap kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat lingkungan sekitarnya, seperti kasus lumpur Lapindo di Sidoardjo. Atas dasar argumentasi tersebut, CSR yang semula adalah tanggung jawab non hukum rensposibility diubah menjadi tanggung jawab hukum liability. Untuk itu, CSR harus dimaknai sebagai instrumen untuk mengurangi praktek bisnis yang tidak etis. Atas pertimbangan tersebut maka UU PT merumuskan CSR sebagai bagian dari kewajiban perusahaan dalam melakukan aktifitas kegiatannya di Indonesia. Kemudian dalam penjelasan UU PT ditegaskan bahwa ketentuan mengenai CSR ini dimaksudkan untuk terjalinnya hubungan perusahaan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. 77 Pasal 74 ayat 1 dalam UU PT menegaskan bahwa perseroan yang wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan hanyalah di tujukan kepada perseroan yang bergerak di bidang Sumber Daya Alam SDA. Sehingga substansi yang terdapat didalam pasal ini sangatlah sempit. Tanggung jawab sosial mempunyai makna yang luas bukan hanya mencakup pada lingkungan saja 77 Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip – Prinsip dan Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas, Refika Adi Tama, Bandung,2007, hal 72 tetapi juga berkaitan dengan aspek kehidupan masyarakat di sekitarnya, apakah kehadiran sebuah perseroan di suatu tempat dapat memberikan dampak positif pada masyarakat. Dengan dikeluarkannya ketentuan pada pasal 74 ayat 2 UU PT yang mewajibkan perseroan menyisihkan sebagian anggaran untuk pelaksanaan CSR, banyak pelaku bisnis yang telah melaksanakan kewajibannya. Yang berarti para pelaku bisnis sudah mulai sadar akan pentingnya social rensposibility untuk lingkungannya. Berdasarkan ketentuan ini, setiap perseroan harus merancang kegiatan CSR sejak awal mula pengoperasian perusahaan tersebut. Secara Teoritis aturan ini sudah pasti memberatkan perusahaan, karena sejak awal perusahaan sudah mengeluarkan biaya untuk kegiatan CSR padahal belum diketahui apakah perusahaan itu akan profit atau lost out dalam tahun anggaran yang bersangkutan. 78 5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Mengacu pada Pasal 74 ayat 4 UU PT maka dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas yang merupakan peraturan pelaksana dari Pasal 74 tersebut. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 disebutkan “ Setiap perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan “. Hal ini berarti setiap perseroan yang telah berbadan hukum yang 78 Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip – Prinsip dan Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas, Refika Adi Tama, Bandung,2007, hal 73 sah oleh undang – undang mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Di dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 menyatakan “tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 menjadi kewajiban bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan Undang – Undang. Dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012, dikatakan bahwa Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham RUPS sesuai dengan anggaran dasar perseroan. Rencana kerja tahunan perseroan tersebut memuat rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial. Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tersebut dimuat dalam laporan tahunan perseroan dan dipertanggung jawabkan kepada Rapat Umum Pemegang Perusahaan yang diatur Dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 79 Secara keseluruhan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 ini belumlah secara rinci menjelaskan pelaksanaan tanggung jawab sosial lingkungan oleh perseroan, berapa batas kewajaran dan bentuk dari pelaksanaannya. 79 Aturan – aturan hukum Corporate Social Responsibility, m.hukumonline.comklinikdetaillt52716870e6a0faturan-aturan-hukum-corporate-social- responsibility, terakhir kali diakses tanggal 5 Mei 2015 59 BAB IV PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR KEPADA MASYARAKAT OLEH BANK CENTRAL ASIA A. Gambaran Umum Bank Central Asia Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Presiden Direktur saat ini masa jabatan 1999-sekarang adalah Djohan Emir Setijoso. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu, dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis keuangan negara yang terjadi pada tahun 1997. 80 Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di Indonesia. Namun secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN lalu mengambil alih BCA pada tahun 1998. Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang baik, BCA berhasil pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp. 67.93 triliun, padahal di bulan Desember 1997 hanya Rp. 53.36 80 Sejarah Bank BCA, http:rosady-kampus.blogspot.com201203sejarah-bank- bca.html?m=1 , Terakhir kali diakses pada tanggal 8 november 2014. triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia pada tahun 2000. 81 Selanjutnya BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Penawaran saham perdana berlangsung pada tahun 2000, dengan menjual saham sebesar 22,55 yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah penawaran saham perdana itu, BPPN masih menguasai 70,30 dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10 lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51 dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial. 82 BCA mempunyai visi serta misi dalam menjalankan perusahannya, adapun visi dari BCA adalah menjadi perusahaan terkemuka dalam industri pembiayaan di Indonesia yang memberikan nilai terbaik kepada para stakeholders. 83 1. Perusahaan terkemuka, berarti menjadi yang terdepan dalam memberikan nilai yang unggul dan berkelanjutan dalam jangka panjang kepada para stakeholders, sebagaimana dijabarkan dalam pernyataan misi BCA. Visi tersebut yakni: 81 Sejarah Bank BCA, ibid. 82 ibid. 83 Bank Central Asia, http:id.wikipedia.orgwikiBank-Central-AsiaDaftar-produk- BCA , Terakhir kali diakses pada tanggal 10 november 2014. 2. Industri pembiayaan di Indonesia, dimana BCA Finance memfokuskan diri pada industri mulfinance, sekalipun portofolio pembiayaan saat ini didominasi oleh pembiayaan untuk mobile. BCA Finance akan mendiversifikasi produk-produknya untuk mempertahankan tingkat perrtumbuhannya. 3. Memberikan nilai terbaik kepada para stakeholders. Kalimat ini didefinisikan lebih lanjut dalam pernyataan misi dari BCA. Sedangkan misi dari BCA sendiri yaitu: a. Memberikan nilai terbaik untuk memuaskan para pelanggan sebagai pilihan utama mereka dengan memberikan produk dan jasa yang berkualitas tinggi, inovatif, dan handal. b. Memberikan nilai terbaik kepada para rekan distribusi dengan mengembangkan hubungan saling percaya dan partnership menang-menang yang terfokus pada pertumbuhan yang berkesinambungan. c. Memberikan nilai terbaik kepada para pemegang saham dan kreditur dengan menciptakan pertumbuhan keuangan dan tingkat pengembalian yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang dengan tingkat risiko yang dapat diterima. d. Memahami tanggung jawab sosial kami sebagai corporate dan memberikan nilai terbaik kepada masyarakat dengan secara aktif berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka. e. Yakin bahwa hasil-hasil yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang untuk para stakeholders hanya dapat dicapai dengan memberikan nilai terbaik kepada orang-orang kami dengan merekrut, mengembangkan dan memberikan imbalan kepada orang-orang yang berkompetensi tinggi dan menciptakan iklim kerja yang kondusif di mana orang-orang dapat bertumbuh dan berinovasi. f. Memberikan nilai terbaik kepada para supplier dengan memperlakukan mereka secara fair dan prinsip menang-menang.

B. Pandangan BCA terhadap Corporate Social Responsibility CSR

Dokumen yang terkait

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Bentuk Program Corporate Social Responsibility Bank Nagari dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal(Studi Pada Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan)

6 71 112

Makna Corporate Social Responsibilty Bagi Penerima Bantuan Corporate Social Responsibilty PT. Pertamina ( Studi Pendekatan Konstruktivis Makna Corporate Social Responsibilty (CSR) “Cerdas Bersama Pertamina” Bagi Penerima Bantuan Beasiswa)

5 47 118

Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

2 52 161

Efektivitas Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Kepada Perusahaan BUMN

6 57 101

Peran Corporate Social Responsibilty CSR

0 0 3

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS A. Defenisi Perseroan Terbatas - Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (Csr) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (Csr) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia

0 0 16

Pelaksanaan Corporate Social Responsibilty (Csr) Kepada Masyarakat Kota Medan Oleh Bank Central Asia

0 0 10

ANALISIS PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK -

0 0 94