bahwa menggantungkan perusahaan pada kesehatan finansial saja tidak akan berlangsung lama jika tidak diimbangi dengan pengembangan sosial
dan lingkungan . Berdasarkan ketiga hal tersebut perusahaan melakukan CSR diatas
golongan yang paling baik adalah golongan ketiga. Namun, masih sangat disayangkan karena pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang bertindak
pada golongan pertama dan kedua. Banyak dari perusahaan yang melakukan CSR hanya untuk mendapatkan reputasi dan terikat dengan peraturan pemerintah yang
memberi kewajiban kepada perseroan terbatas untuk membantu kehidupan masyarakat sekitarnya.
60
B. Stakeholder Dalam Corporate Social Responsibility CSR
Pada dunia perusahaan, ada pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang berkepentingan baik langsung ataupun tidak langsung di dalam eksistensi atau
aktivitas perusahaan dimana kelompok-kelompok ini mempengaruhi dan di pengaruhi oleh perusahaan. Pihak-pihak atau kelompok ini di kenal juga dengan
nama stakeholders. Masyarakat yang berada disekitar perusahaan adalah salah satu pemangku kepentingan utama dari system perusahaan. Dikemukakan
demikian adalah karena pada hakekatnya dukungan dari masyarakat setempat sangat di perlukan dalam rangka perwujudan, kelangsungan hidup dan kemajuan
perusahaan. Sebagai suatu pemangku kepentingan stakeholder utama, maka masyarakat harus dipandang sebagai bagian daripada perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan harus memiliki komitmen dan tekat untuk memberikan manfaat yang sebesar-sebesarnya atas kehidupan masyarakat setempat.
60
Gunna Hamayani, Op. Cit.
Istilah stakeholder pertama kali diperkenalkan oleh Standford Research Institute RSI ditahun 1963
61
. Freeman mendefinisikan stakeholder sebagai “any group or individual who can affect or be affected by the achievement of an
organization’s objective.” Dari defenisi diatas terlihat bahwa stakeholder merupakan kelompok maupun individu yang dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh proses pencapaian tujuan suatu organisasi.
62
Sedangkan Chariri dan Ghazali mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder shareholder, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat,
analisis, dan pihak lain.
63
Sedangkan Rudito mengatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai stakeholders jika mempunyai tiga atribut, yaitu kekuasaan,
legitimasi, dan kepentingan.
64
Mengacu pada pengertian stakeholders diatas, maka dapat ditarik suatu penjelasan bahwa dalam suatu aktivitas perusahaan dipengaruhi oleh factor-faktor
dari luar dan dari dalam, yang kesemuanya dapat di sebut sebagai stakeholders. Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada dukungan stakeholders dan
dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin kuat stakeholders, makin besar usaha
perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari
61
Freeman, R. E, Strategic Management: A Stakeholder Approach, Pitman Publishing, Boston, 1984, hal. 31.
62
Ibid, hal. 25
63
A. Chariri., I. Ghazali, Teori Akuntansi, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2007, hal. 32
64
Bambang Rudito, Arif Budimanta, Adi Prasetijo, Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Modal Pembangunan Indonesia Masa Kini, ICSD, Jakarta, 2004, hal. 30
dialog antara perusahaan dengan stakeholders nya.
65
Rhenald Kasali membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:
66
1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal
Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham
shareholder. Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada diluar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau
pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain.
2. Stakeholders primer, stakeholders sekunder dan marjinal
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut
stakeholders primer. Sedangkan stakeholders yang kurang dianggap penting adalah stakeholders sekunder. Dan stakeholders yang biasanya diabaikan adalah
stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke
waktu. 3.
Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan Stakeholders karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders
tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang
65
A. Chariri , I. Ghazali, Op.cit, hal. 34.
66
Yusuf Wibisono, Op. Cit., hal. 90 - 92
diperkirakan akan memberi pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.
4. Proponents, Opponents, dan Uncommitted
Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi disebut sebagai proponents, ada yang menentang organisasi disebut opponents dan ada
yang tidak peduli atau mengabaikan disebut uncommitted. Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan,
menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional. 5.
Silent Majority dan Vocal Minority Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau
mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vocal aktif namun ada pula yang menyatakan
secara silent pasif. Sebenarnya sudah sejak awal tahun 1970 konsep tentang tanggung jawab sosial perusahaan dikenal secara umum dengan stakeholder
theory yang artinya kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder termasuk di dalamnya nilai-nilai, ketentuan hukum, tanggung jawab
terhadap lingkungan, dan komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan going concern. Teori ini pertama kali
dikemukakan pada tahun 1984 oleh Freeman melalui bukunya yang berjudul “Strategic Management A Stakeholder Approach”. Dalam teori stakeholder pihak
manajemen dituntut untuk menggambarkan secara jelas langkah apa yang akan mereka tempuh dalam mengelola perusahaan yang lebih spesifik dan berkaitan
dengan rencana perusahaan yang berhubungan dengan para stakeholder guna
memenuhi kepentingan perusahaan. Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri
namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.
67
C. Manfaat Corporate Social Responsibility CSR