Pengertian Rehabilitasi Medik Rehabilitasi Medik 1. Sejarah Rehabilitasi Medik

memberikan pelatihan okupasional dan membuatkan kaki-kaki palsu atau alat bantu lainnya demi mempermudah pekrjaan sehari-hari para korban peperangan. Dalam perkembangannya sendiri rehabilitasi medik di Indonesia pada awalnya mengalami berbagai hambatan seperti pertentangan dari berbagai pihak, baik dari fakultas-fakultas kedokteran, pemerintah hingga masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, setelah Rehabilitation Center ini didirikan secara berangsur baik instansi pendidikan kedokteran, pemerintahan dan masyarakat dapat menerima keberadaan rehabilitasi medik. Rehabilitation Center ini baru diresmikan pada tahun 1978, jadi setelah 27 tahun Rehabilitation Center ini berdiri barulah keluar Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 134 Tahun 1978 yang mengatakan bahwa di seluruh rumah sakit di Indonesia, yaitu rumah sakit tipe A, B dan C haruslah terdapat unit rehabilitasi medik. Kemudian pada tahun 1982 keluarlah Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang berlakunya Sistem Kesehatan Nasional, yang didalamnya menyatakan bahwa upaya kesehatan perlu dilaksanakan dengan peran serta masyarakat yang mencakup upaya promotif, kuratif dan rehabilitasi medik. 39

2. Pengertian Rehabilitasi Medik

Pada umumnya rehabilitasi diartikan sebagai pemulihan atau penyembuhan, dan kegiatan rehabilitasi adalah suatu rangkaian kegiatan 39 Albert Hutapea, Dasar Rehabilitasi Medik, Jakarta; 1986 penyembuhan masalah-masalah yang diakibatkan oleh kecacatan serta memulihkan kemampuan-kemapuan untuk melaksanakan peran sosial dalam rangka peklaksanaan tugas-tugas atau kegiatan kehidupan sehari-harinya. Dalam bukunya yang berjudul Para Cacat Henry H. Keser mendefinisikan bahwa rehabilitasi adalah suatu pemulihan restorasi kepada penderita cacat sehingga dapat mencapai kegunaan seppenuh mungkin dari kemampuan jasmani, mental, sosial, jabatan dan penghidupan ekonomi. 40 Dari definisi tersebut nampak bahwa kegiatan rehabilitasi medik tidak hanya ditujukan pada pulihnya kemapuan jasmani saja akan tetapi meliputi kemampuan mental, sosial, pekerjaan dan penghidupan ekonomi. Pengertian rehabilitasi medik dalam buku Pedoman Rehabilitasi Medik Preventif di Rumah Sakit adalah sebagai berikut; ”Rehabilitasi medik adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan total yang dilakukan secara multidisipliner, untuk membantu memulihkan kemampuan-kemampuan fisik, mental dan sosial penderita yang terganggu akibat penyakit dan lain-lain sehingga ia mampu melakukan fungsi dan peranannya kembali di masyarakat secara ooptimal.” 41 Rehabilitasi medik dalam pelaksanaanya haruslah sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan sebagai usaha pelayanan dalam bidang kesehatan, yakni yang meliputi usaha-usaha sebagai berikut; 1. Peningkatan Promotif Promotif adalah usaha dalam hal penigkatan kesehatan masyarakat. Peningkatan ini dapat dicapai melalui pendidikan 40 Henry H. Keser, Para Cacat, 1982, hal ; 20 41 Pedoman Rehabilitasi Medik Preventif di Rumah Sakit, 1997, hal. 5 mengenai kesehatan masyarkat, seperti tentang hidup sehat dengan gizi baik, lingkungan hidup bersih, termasuk menghindari kecacatan. Secara spesifik contoh kegiatan ini adalah penyuluhan tentang sikap tubuh yang baik untuk mengurangi resiko kecacatan. 2. Pencegahan Preventif Preventif adalah usaha pencegahan terhadap suatu penyakit, dalam halnya masalah penderita cacat, usaha ini berupa pencegahan terhadap terjadinya kecacatan yang lebih lanjut akibat penyakit. Secara rinci, tahapan pencegahan di bidang rehabilitasi medik mencakup yang dilakukan oleh tim; a. Mencegah atau mengurangi angka kesakitan b. Mengurangi akibat lanjut kelainan. c. Mencegah mengurangi terjadinya ketidakmampuan akibat kelainan. d. Mencegah terjadinya ketunaan setelah keadaan ketidakmampuan. 3. Penyembuhan Kuratif Kuratif adalah usaha penyembuhan terhadap suatu penyakit, usaha ini juga termasuk usaha pengobatan dan perawatan. 4. Pemulihan Rehabilitasi Rehabilitasi adalah usaha pemulihan kesehatan dari sakit, cidera, cacat pada umumnya yang dilakukan oleh tim, yaitu; a. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik b. Psikologi. c. Fisioterapi d. Terapi Wicara. e. Okupasi Terapi. f. Prostetik Ortetik. g. Pekerja Sosial Medis. h. Perawat Rehabilitasi Medik. 42 Dalam hasil dari lokakarya Rehabilitasi Medik Indonesia, WHO memberikan batasan pengertian rehabilitasi medik, yaitu; ” Rehabilitasi medik adalah proses pelayanan medik yang bertujuan mengembangkan kesanggupan fungsional dan psikologik seseorang dan bila perlu mengembangakan mekanisme kompensatorik, sehingga memungkinkan bebas dari ketergantungan dan mengalami hidup yang aktif.” 43 Dari pernyataan diatas, jelas bahwa ukuran keberhasilan suatu usaha rehabilitasi medik adalah sejauhmana yang bersangkutan pasien atau si penderita sakit dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada orang lain, serta kemapuannya untuk meningkatkan kondisi-kondisi kehidupannya. Untuk itu dalam mencapai tujuan rehabilitasi medik dibutuhkan beberapa keahlian khusus, antara lain; a. Fisio Terapi Fisio terapi dalam rehabilitasi medik mempunyai fungsi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit, melatih serta memperkuat otot-otot dan memperbaiki koordinasi otot-otot agar 42 Albert Hutapea, Dasar Rehabilitasi Medik, Jakarta; 1986 43 Naskah Lengkap dan Hasil Lokakarya Rehabilitasi Medik Indonesia I, Lokakarya Rehabilitasi Medik dan Unit rehabilitasi RSCM, Jakarta; 1980, hal. 249 pasien dapat berfungsi kembali semaksimal mungkin dengan cacatnya. Seorang fisio terapi fisioterapis haruslah memiliki keahlian dalam gerakan dan fungsi bagian-bagain tubuh, namun adakalanya seorang fisioterapis juga melakukan tindakan-tindakan yang bersifat preventif dan promotif, misalnya latihan relax bagi orang-orang yang kelewat sibuk atau memperkuat otot-otot untuk mencegah sobekan pada para olahragawan. b. Okupasi Terapi Terapi okopasional atau okupasi terapi adalah suatu usaha untuk membantu pasien dengan memberikan terapi berupa latihan kerja atau beberapa kegiatan untuk melatih otot-otot anggota badan yang menjadi kaku karena suatu penyakit, misalnya pemberian latihan menyulam, menganyam, menjahit, melukis dengan benang dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan oleh seorang okupasional terapis berupa kegiatan-kegiatan mental maupun fisik yang merangsang pertumbuhan pasien agar dapat berfungsi secara maksimal dalam kegiatan di rumah, di tempat kerja maupun di lingkungan. c. Ortetik Prostetik Ortetik prostetik atau OP merupakan dua pengetahuan penting tentang cara-cara pengukuran, pembuatan dan pemasangan alat-alat penguat atau pengganti tubuh yang lumpuh. d. Psikologi. Pengetahuan ini dipakai untuk membantu pasien dalam mengatasi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan masalah psikologis yang sering timbul akibat penyakit yang diderita. Selain itu juga untuk mengurangi depresi, membantu mendorong pasien mengembalikan rasa percaya diri dengan memberikan psikoterapi. Fungsi dari psikologi itu sendiri adalah untuk menangani permasalahan psikis penderita atau pasien. e. Terapi Wicara Keahlian ini dipakai untuk mengembalikan dan membatasi kecacatan dalam hal kemampuan berbahasa dan berbicara. f. Pekerja Sosial Medis Keahlian ini mempunyai tanggung jawab dalam mengatasi atau memperbaiki fungsi sosial pasien yang terganggu akibat cacat yang disandangnya. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, pekerja sosial melakukan pendekatan dengan pasien, keluarga pasien dan lingkungan pergaulan serta masyarakat di mana pasien tinggal. Dalam melakukan pendekatan ini, pekerja sosial dapat menerapkan metode-metode pekerjaan sosial yang dapat dipakai dalam pekerjaan sosial di rumah sakit. 44

D. Paraplegia 1. Pengertian Paraplegia

Dokumen yang terkait

Gambaran Osteoartritis Genu di RSUP Fatmawati Jakarta Tahun 2012 – 2013

0 3 65

PERANCANGAN ULANG ALAT TERAPI BERJALAN JENIS PERANCANGAN ULANG ALAT TERAPI BERJALAN JENIS WALKER YANG ERGONOMIS BAGI PENDERITA STROKE (Studi Kasus di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Sardjito Bagian Stroke).

0 2 13

BAB 1 PENDAHULUAN PERANCANGAN ULANG ALAT TERAPI BERJALAN JENIS WALKER YANG ERGONOMIS BAGI PENDERITA STROKE (Studi Kasus di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Sardjito Bagian Stroke).

0 3 11

BAB 3 LANDASAN TEORI PERANCANGAN ULANG ALAT TERAPI BERJALAN JENIS WALKER YANG ERGONOMIS BAGI PENDERITA STROKE (Studi Kasus di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Sardjito Bagian Stroke).

6 86 60

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN PERANCANGAN ULANG ALAT TERAPI BERJALAN JENIS WALKER YANG ERGONOMIS BAGI PENDERITA STROKE (Studi Kasus di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Sardjito Bagian Stroke).

0 2 16

EFEKTIFITAS SENAM STROKE TERHADAP PERBAIKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG.

3 9 10

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT DAN MEMOTIVASI PENDERITA PASCA STROKE DENGAN KEPATUHAN PENDERITA MENGIKUTI REHABILITASI DI UNIT REHABILITASI MEDIK RSUP. Dr. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN PASCA STROKE DALAM MENGIKUTI REHABILITASI DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2010.

1 2 6

Tatalaksana Rehabilitasi Medik pada Penderita Osteoarthritis Genu doc

0 5 37

DIREKTORAT INSTALASI MEDIK DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN MEDIK DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1995

0 2 120