2.5.4. Penerapan Model Angkutan Sedimen
Terdapat berbagai metoda perhitungan angkutan sedimen yang dikembangkan berdasarkan kondisi yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan mendapatkan hasil
berbeda antara satu dengan lainnya. Untuk memperoleh ketelitian dari prediksi sedimen, maka diperlukan adanya uji terhadap hasil dari model yang digunakan.
Fungsi pengangkutan sedimen berikut akan digunakan dalam analisis ini dan dipilih salah satu dan diuji dengan koefisien chi-square, yaitu:
1. Ackers-White
2. Meyer-Peter Müller
3. Toffaleti
4. Yang
Rumusan angkutan sedimen yang sesuai dipilih melalui perhitungan, dengan mengambil data penampang melintang sungai tahun 2001 sebagai kondisi awal, dan
elevasi dasar hasil pengukuran 2009 sebagai pembanding. Berikut ini adalah data kondisi awal untuk penentuan metoda angkutan sedimen :
1. Kondisi geometri adalah penampang melintang sungai yang diambil tahun 2001
2. Material dasar sungai, hasil sampling tahun 2009
3. Data debit harian, data pengamatan selama periode simulasi 7 tahun
4. Daerah pemodelan, Jembatan Avros Section–63 – Jembatan Raden Saleh
Section–04 5.
Rumusan yang diuji cobakan:
Universitas Sumatera Utara
a. Ackers-White,
b. Mayer-Peter-Muller,
c. Tofaletti,
d. Yang
Elevasi dasar sungai pada akhir simulasi 31 Mei 2009 dibandingkan dengan keadaan sesungguhnya yang telah disurvey pada tahun 2009. Untuk memilih metoda
yang tepat dilakukan analisa untuk membandingkan hasil perhitungan terhadap data pengukuran dengan pendekatan statistik, yang selanjutnya akan menjadi indikator
kesesuaian persamaan angkutan sedimen. Salah satu analisis statistik yang digunakan adalah metoda selisih kuadrat chi-
square test . Uji kesesuaian ini dapat diaplikasikan pada data dengan variabel single
nominal untuk mengetahui apakah frekuensi data yang diuji sesuai dengan data yang
dibandingkan. Metoda ini dinyatakan dalam persamaan berikut.
∑
=
− =
k i
E E
O
1 2
2
X 2.17
Dimana, χ2 = Selisih error kuadrat antara elevasi dasar sungai pengamatan O dan
simulasi E.
Universitas Sumatera Utara
O = Titik elevasi palung sungai sesungguhnya hasil survey tahun 2008 m.SHVP
E = Titik elevasi palung sungai hasil simulasi m.SHVP
k = Jumlah
penampang melintang
Cara penerapan distribusi X
2
dalam pengujian data atau hipotesis analog dengan penggunaan uji distribusi t dan uji F. Nilai
χ2 hasil perhitungan dari hasil simulasi dibandingkan dengan nilai kritisnya. Nilai kritis untuk uji distribusi chi square dapat
dilihat pada tabel dengan taraf kesalahan α dan df derajad kebebasan. Nilai taraf
kesalahan adalah: α = 0,10, α = 0,05, dan α = 0,01. dalam uji ini df sama dengan
jumlah data k dikurangi 1 df=k-1.
Gambar 2.9 Kurva Distribusi Chi-Square
Keterangan : Daerah yang diarsir = α untuk x
2
sampai x
α 2
Jika nilai χ2 hasil perhitungan kurang dari nilai kritisnya, maka data hasil
perhitungan sesuai dengan data hasil pengukuran. Tabel kritis dapat dilihat pada Lampiran 8
Universitas Sumatera Utara
33
2.6. Bangunan Ambang