Umum Uji Validasi Penelitian dan Penentuan Model Angkutan Sedimen

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Umum

Dalam studi ini, simulasi angkutan sedimen dasar dilakukan dalam 3 tiga tahap, dengan urutan penyajian sebagai berikut : 1. Pemilihan model angkutan sedimen yang sesuai, merupakan hasil perhitungan simulasi prediksi angkutan sedimen, dalam hal ini kondisi degradasi dan agradasi sungai dalam kurun waktu 2001 sampai dengan 2009 2. Hasil simulasi prediksi angkutan sedimen dasar sungai degradasi dan agradasi periode 5 dan 10 tahun mendatang. 3. Hasil simulasi prediksi angkutan sedimen dengan adanya bangunan ambang groundsill terhadap fenomena degradasi atau agradasi di Sungai Deli pada ruas yang diteliti, dengan parameter perhitungan disusun berdasarkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Penerapan Ambang Untuk Simulasi Angkutan Sedimen Profil Angkutan Sedimen Tinggi Ambang m Penentuan Kemiringan Brown Q – 5 tahun Q – 10 tahun Ambang bervariasi sesuai target elevasi Brown Menggungakan Q- dominan Dihitung untuk monitoring jangka pendek Dihitung untuk monitoring jangka panjang Universitas Sumatera Utara

4.2. Uji Validasi Penelitian dan Penentuan Model Angkutan Sedimen

Dalam penelitian ini, uji validasi hasil simulasi dibandingkan dengan data hasil pengukuran. Jika data-data penelitian lebih lengkap, uji validasi terhadap pola perubahan sedimen dasar dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Berdasarkan sedimen dasar terukur 2. Berdasarkan perubahan penampang sungai elevasi dasar sungai. Dalam penelitian ini, uji sedimen terukur tidak dapat dilakukan mengingat data historis tentang pengukuran sedimen dasar tidak ada. Namun demikian uji validasi dengan memanfaatkan perubahan elevasi dasar sungai. Seperti disampaikan oleh Dwi Priyantoro, bahwa antara kapasitas angkutan sedimen dan geometri sungai saling mempengaruhi, dimana kapasitas angkutan sedimen memungkinkan terjadinya degradasi atau agradasi dan akan merubah geometri sungai, perubahan ini berakibat perubahan hidrolika aliran yang akan menimbulkan perubahan kapasitas angkutan sedimen. Data elevasi yang dibandingkan dalam uji validasi ini adalah data hasil simulasi dengan data hasil pengukuran penampang melintang sungai pada tahun 2009, dimana elevasi dasar sungai terendah seperti disajikan dalam Tabel 4.2. Dari hasil análisis simulasi model angkutan sedimen untuk tiap-tiap metode dan uji kesesuaianvalidasi data penelitian dengan metode chi-square diperoleh kesimpulan seperti dalam Tabel 4.3, sedangkan hasil lengkap uji kesesuaian disajikan dalam Lampiran-7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Hasil Simulasi Model dan Data Pengukuran th. 2009 SectionLokasi ELD Hasil Simulasi ELD th. 2009 63Jembatan Avros 43Jembatan Juanda 33Jembatan Sudirman 24Jembatan Palang Merah 16Jembatan Perdana 11Jembatan Raden Saleh 19,08 17,58 16,62 16,03 15,17 14,60 19,32 17,82 16,76 16.12 15,33 14,98 Sumber : Data dan Hasil Perhitungan Tabel 4.3 Uji Validasi dan Metode Angkutan Sedimen No. Metode Angkutan Sedimen Nilai Chi-Square Korelasi 1. Ackers-White 0,0281 0,992 2. MPM 0,0193 0,996 3. Toffaleti 0,0891 0,996 4. Yang 0,2813 0,986 X 2 limit 11,07 Sumber : Hasil Perhitungan Dari hasil seperti tersebut dalam Tabel 4.3, maka dipilih metode Meyer-Peter- Muller MPM sebagai model dalam simulasi sedimen untuk jangka waktu 5 dan 10 tahun mendatang.

4.3. Hasil Simulasi Prediksi Angkutan Sedimen 5 dan 10 tahun