4.4. Pembahasan Hasil Simulasi Angkutan Sedimen
Dari hasil simulasi tersebut, akan memberikan indikasi sebagai berikut : 1.
Akibat terjadinya degradasi dan agradasi, fluktuasi dasar sungai akan bergerak mencari kondisi yang seimbang.
Menurut Suyono dan Masateru 1985, dalam transportasi sedimen memungkinkan terjadinya degradasi dan agradasi yang akan merubah geometri
sungai. Perubahan morfologi tersebut mengakibatkan perubahan hidrolika aliran yang menimbulkan perubahan kapasitas angkutan sedimen. Dengan demikian
proses degradasi dan agradasi yang terjadi secara lokal, akan berubah untuk mencari keseimbangan dinamis, dimana degradasi dan agradasi tetap berjalan
secara seimbang sehingga penampang sungai cenderung stabil. Menurut Priantoro 1987, dalam sub bab 2.6.2. yang menjelaskan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi laju angkutan sedimen. Sehingga dalam penerapan suatu model perhitungan angkutan sedimen sangat diperlukan adanya
kalibrasi. 2.
Secara umum sepanjang alur sungai dalam lokasi studi terjadi proses degradasi, meskipun nilainya relatif kecil. Proses ini akan berdampak negatif terhadap
infrastruktur di sepanjang sungai, seperti jembatan dan bangunan pengukur elevasi muka air.
Proses ini akan terus berlangsung sampai terjadi keseimbangan dinamis dalam angkutan sedimen. Pada Sungai Deli, sejalan dengan berfungsinya banjir kanal
Universitas Sumatera Utara
dan bangunan ambang di hulu daerah kajian, akan menyebabkan suplai sedimen dari sebelah hulu berkurang.
Menurut Suyono dan Masateru 1985, akibat yang ditimbulkan di waktu banjir adalah rusaknyahancurnya pondasi perkuatan lereng atau pilar-pilar jembatan
dan bahkan tergerusnya dasar sungai serta hancurnya tanggul-tanggul. Untuk mengurangi dampak yang terjadi, menurut Suyono dan Masateru 1985
diperlukan kemiringan sungai yang stabil dinamis, yang dapat diperoleh dari persamaan Brown.
3. Terjadi angkutan sedimen dengan volume yang besar pada lokasi studi. Kondisi
ini akan berdampak terhadap perubahan morfologi sungai di bagian hilir muara sungai.
Seperti yang tercantum dalam Design of Small Dam 1974, angkutan sedimen dalam hal ini bed load mempunyai kandungan rata-rata sebesar 20 dari total
angkutan sedimen atau 80 merupakan suspended load. Dengan angkutan bed load
rerata ± 80 tonhari, maka total besaran angkutan sedimen ± 400 tonhari. Berbagai usaha normalisasi sungai yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
degradasi dan agradasi alur sungai adalah sebagai berikut : 1.
Pembuatan sudetan shortcut 2.
Normalisasi penampang sungai 3.
Perkuatan tebing sungai 4.
Konsolidasi pondasi dasar sungai
Universitas Sumatera Utara
5. Pembuatan krib
6. Pembuatan ambang
Dalam studi ini, untuk memilih usaha normalisasi menggunakan pertimbangan bahwa usaha tersebut dapat mengurangi besarnya angkutan sedimen dan
mempertahankan elevasi dasar sungai. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu kemiringan sungai yang stabil dinamis sehingga usaha
normalisasi menggunakan bangunan ambang groundsill.
4.5. Rencana Pengendalian Angkutan Sedimen dengan Bangunan Ambang