Pendidikan Formal TINJAUAN PUSTAKA

32 Phill.Coombs ini. Ketiga bentuk pendidikan yang dikemukakan oleh Ivann Illich adalah a pendidikan formal, b pendidikan informal, c pendidikan subsistem. Departemen pendidikan dan pengajaran di negara kita lebih cenderung mempergunakan istilah-istilah yang dikemukakan oleh P.Coombs untuk membedakan tiga bentuk pendidikan yang ada. Sebenarnya istilah pendidikan non formal dan pendidikan informal memiliki pengertian yang sama, yaitu menyangkut pendidikan yang diadakan diluar sekolah. Untuk itu dalam penulisan ini penulis lebih cenderung mempergunakan istilah yang dikemukakan oleh Ivann Illich dalam membedakan tiga bentuk pendidikan yang disebut diatas. Sebenarnya tiga bentuk pendidkan yang dikemukakan oleh P.Coombs dan Ivann Illich tidak berbeda. Perbedaanya hanya terletak pada penggunaan istilahnya saja.

2.4.2. Bentuk-bentuk Pendidikan

Bentuk-bentuk pendidikan yang dimaksud diatas oleh Ivann Illich, yaitu sebagai berikut :

a. Pendidikan Formal

Pendidikan formal ialah pendidikan yang di selenggarakan di sekolah secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat. Untuk menyelenggarakan pendidikan formal ini masyarakat telah memberikan mandat kepada sekolah agar mendidik dan dan mengajar anak-anaknya. Sekolah merupakan lembaga utama yang bertugas untuk a mengembangkan dan membentuk pribadi siswa, b mentransmisikan kulturil, c Intraksi sosial, d Inovasi dan e pra seleksi dan pra alokasi tenaga kerja. Jadi sekolah bertugas menyiapkan anak didik sebagai calon pekerja dalam masyarakat, sebagai calon warga negara dan sebagai manusia yang berkepribadian. Universitas Sumatera Utara 33 Namun demikian sejauh manakah bentuk pendidikan formal ini mempunyai pengaruh yang jelas atas perkembangan sistem sosial ekonomi dalam masyarakat. Yang jelas adalah selama siswa mengalami pendidikan disekolah telah dihadapkan pada peristiwa seleksi yang sangat ketat. Sehingga menyebabkan siswa yang putus sekolah dan tidak dapat meneruskan sekolah ketingkat yang lebih tinggi adalah cukup besar. Menurut pengamatan bahwa faktor sosial ekonomi memang cukup menentukan sebagai penyebab utama putus sekolah dan mengecilkan arus siswa memasuki sekolah yang lebih tinggi. Biaya dan harga sosial yang harus dibayar oleh para orang tua untuk menyekolahkan anaknya sangat besar. Keinginan membayar harga yang setingginya untuk menyekolahkan anaknya itu cukup kuat, walaupun disadari pula bahwa kesudahan pendidikan anaknya itu kadang-kadang tidak menentu. Dengan demikian kesempatan yang teresedia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih lama hanya diikuti siswa-siswa yang berasal dari golongan ekonomi yang lebih baik. Disamping itu biaya masyarakat yang ditumpuhkan pada pendidikan itu bertambah besar sejajar dengan tingginya tingkat pendidikan. Sehingga siswa yang berhasil menduduki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat juga menikmati juga menikmati biaya masyarakat yang lebih banyak dari pada siswa yang putus sekolah.

b. Pendidikan Informal .