Kelemahan Pengusaha Informal Permodalan

26 mendukung seperti kualitas produk yang dibuat baik dan tingkat efisiensi usaha serta produktifitas pekerja tinggi, maka upah murah merupakan komperatif yang dimiliki usaha kecil di Indonesia.

c. Keahlian Khusus Tradisional

Bila dilihat dari jenis-jenis produk yang dibuat di Industri Kecil IKA dan Industri Rumah Tangga IRT di Indonesia dapat dikatakan bahwa produk-produk yang mereka buat umumnya sederhana dan tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal, tetapi membutuhkan keahlian khusus traditional skill. Di sinilah keunggulan lain pengusaha informal yang selama ini terbukti bisa membuat mereka bertahan walaupun persaingan selalu ada dari sektor formal, termasuk import yang sangat tinggi. Keahlian tersebut biasanya dimiliki pekerja atau pengusaha secara turun temurun.

d. Permodalan

Kebanyakan pengusaha informal menggantungkan diri pada uang atau tabungan sendiri, atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal diluar sektor perbankkan keuangan untuk kebutuhan dan modal kerja dan investasi mereka. Walaupun banyak juga pengusaha-pengusaha kecil yang memakai fasilitas-fasilitas dari pemerintah. Selain itu, investasi pengusaha informal jauh lebih rendah dari pada investasi yang dibutuhkan oleh pengusaha formal. Tentu besarnya investasi bervariasi menurut jenis kegiatan dan skala usaha.

2.2.3 Kelemahan Pengusaha Informal

Universitas Sumatera Utara 27 Selain faktor-faktor tersebut diatas, masa depan perkembangan pengusaha informal di Indonesia juga sangat ditentukan kemampuan sektor tersebut, dibantu maupun dengan kekuatan sendiri, menaggulangi permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari. Dengan kata lain mampu atau tidaknya pengusaha formal bersaing dengan pengusaha informal tergantung pada seberapa serius dan sifat dalam menjalankannya serta bentuk dari kelemahan-kelemahan yang dimiliki pengusaha informal. Kelemahan pengusaha informal tercermin pada kendala-kendala yang dihadapinya yang sering sekali menjadi hambatan-hambatan serius bagi perkembangannya. Kendala-kendala yang banyak dialami pengusaha informal, terutama adalah keterbatasan modal, khususnya modal kerja. Kendala lain adalah kesulitan penyediaan bahan-bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan minim mengenai bisnis dan kurang penguasaan teknologi. Sebagian besar industri kecil, terlebih industri rumah tangga di Indonesia merupakan pengusaha informal. Masalah paling besar yang dialami mereka adalah keterbatasan modal dan pemasaran. Juga yang menjadi permasalahan adalah mereka menghadapai persaingan yang tajam dan kemampuan mereka berkomunikasi sangat rendah, termasuk akses mereka kefasilitas-fasilitas untuk berkomunikasi sangat terbatas. Dalam hal persaingan industri kecil dan industri rumah tangga mengalami persaingan yang sangat ketat, baik dari industri menengah dan besar IMB maupun dari barang-barang import. Persaingan itu tidak hanya dalam kualitas dan harga, tetapi juga dalam pelayanan-pelayanan setelah penjualan dan penampilan produk. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, mulai dengan keterbatasan dana, skill, hingga kesulitan mendapatkan bahan baku yang baik, membuat banyak industri kecil dan industri rumah tangga di Indonesia kesulitan meningkatkan kualitas produk Universitas Sumatera Utara 28 mereka agar mampu bersaing dipasar domestik dan eksport. Apalagi ketika mereka harus menangani masalah-masalah itu sendiri.

2.2.4 Tantangan Pengusaha Informal