Daya Tahan Padat Karya Keahlian Khusus Tradisional Persaingan Makin Bebas

25 2. Sektor Jasa misalnya : tukang pijat, tukang cukur, pembantu rumah tangga, tukang sol sepatu dan lain sebagainya. 3. Sektor Perdagangan misalnya : pedagang kaki lima, pedagang pakaian, tukang roti keliling dan lain sebagainya. 4. Sektor industri pengolahan, misalnya : industri kecil-kecilan seperti industri makanan dan minuman, industri kayu, bahan bangunan dan lain sebagainya.

2.2.2. Kekuatan Pengusaha Informal

Beberapa kekuatan yang dimiliki pengusaha informal sebagai berikut :

a. Daya Tahan

Selama krisis ekonomi terbukti pengusaha informal tidak hanya bertahan bahkan berkembang pesat. Hal ini disebabkan oleh faktor permintaan pasar output dan faktor penawaran. Dari sisi permintaan, akibat krisis ekonomi pendapatan riil rata-rata masyarakat turun drastis dan terjadi pergeseran permintaan masyarakat, dari barang-baran pengusaha informal atau impor yang harganya relatif mahal kebarang- barang sederhana pengusaha informal yang harganya relatif murah. Misalnya, sebelum krisis terjadi, banyak pegawai-pegawai kantoran, mulai kelas menangah hingga tinggi makan siang direstoran-restoran mahal diluar kantor. Namun dimasa krisis, banyak dari mereka berubah kebiasaan makan siang ditempat, yang mahal ke rumah-rumah makan sederhana atau warung-warung murah disekitar kantor mereka.

b. Padat Karya

Pengusaha informal yang pada umumnya adalah usaha skala kecil bersifat padat karya. Sementara itu persediaan tenaga kerja di Indonesia sangat banyak sehingga upahnya relatif lebih murah jika dibandingkan di negara-negara lain dengan jumlah penduduk kurang dari Indonesia. Dengan asumsi faktor-faktor lain Universitas Sumatera Utara 26 mendukung seperti kualitas produk yang dibuat baik dan tingkat efisiensi usaha serta produktifitas pekerja tinggi, maka upah murah merupakan komperatif yang dimiliki usaha kecil di Indonesia.

c. Keahlian Khusus Tradisional

Bila dilihat dari jenis-jenis produk yang dibuat di Industri Kecil IKA dan Industri Rumah Tangga IRT di Indonesia dapat dikatakan bahwa produk-produk yang mereka buat umumnya sederhana dan tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal, tetapi membutuhkan keahlian khusus traditional skill. Di sinilah keunggulan lain pengusaha informal yang selama ini terbukti bisa membuat mereka bertahan walaupun persaingan selalu ada dari sektor formal, termasuk import yang sangat tinggi. Keahlian tersebut biasanya dimiliki pekerja atau pengusaha secara turun temurun.

d. Permodalan

Kebanyakan pengusaha informal menggantungkan diri pada uang atau tabungan sendiri, atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal diluar sektor perbankkan keuangan untuk kebutuhan dan modal kerja dan investasi mereka. Walaupun banyak juga pengusaha-pengusaha kecil yang memakai fasilitas-fasilitas dari pemerintah. Selain itu, investasi pengusaha informal jauh lebih rendah dari pada investasi yang dibutuhkan oleh pengusaha formal. Tentu besarnya investasi bervariasi menurut jenis kegiatan dan skala usaha.

2.2.3 Kelemahan Pengusaha Informal

Universitas Sumatera Utara 27 Selain faktor-faktor tersebut diatas, masa depan perkembangan pengusaha informal di Indonesia juga sangat ditentukan kemampuan sektor tersebut, dibantu maupun dengan kekuatan sendiri, menaggulangi permasalahan yang mereka hadapi sehari-hari. Dengan kata lain mampu atau tidaknya pengusaha formal bersaing dengan pengusaha informal tergantung pada seberapa serius dan sifat dalam menjalankannya serta bentuk dari kelemahan-kelemahan yang dimiliki pengusaha informal. Kelemahan pengusaha informal tercermin pada kendala-kendala yang dihadapinya yang sering sekali menjadi hambatan-hambatan serius bagi perkembangannya. Kendala-kendala yang banyak dialami pengusaha informal, terutama adalah keterbatasan modal, khususnya modal kerja. Kendala lain adalah kesulitan penyediaan bahan-bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan minim mengenai bisnis dan kurang penguasaan teknologi. Sebagian besar industri kecil, terlebih industri rumah tangga di Indonesia merupakan pengusaha informal. Masalah paling besar yang dialami mereka adalah keterbatasan modal dan pemasaran. Juga yang menjadi permasalahan adalah mereka menghadapai persaingan yang tajam dan kemampuan mereka berkomunikasi sangat rendah, termasuk akses mereka kefasilitas-fasilitas untuk berkomunikasi sangat terbatas. Dalam hal persaingan industri kecil dan industri rumah tangga mengalami persaingan yang sangat ketat, baik dari industri menengah dan besar IMB maupun dari barang-barang import. Persaingan itu tidak hanya dalam kualitas dan harga, tetapi juga dalam pelayanan-pelayanan setelah penjualan dan penampilan produk. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, mulai dengan keterbatasan dana, skill, hingga kesulitan mendapatkan bahan baku yang baik, membuat banyak industri kecil dan industri rumah tangga di Indonesia kesulitan meningkatkan kualitas produk Universitas Sumatera Utara 28 mereka agar mampu bersaing dipasar domestik dan eksport. Apalagi ketika mereka harus menangani masalah-masalah itu sendiri.

2.2.4 Tantangan Pengusaha Informal

Tantangan yang dihadapi oleh pengusaha informal saat ini dan dimasa yang akan datang, terutama dalam aspek-aspek sebagai berikut :

a. Persaingan Makin Bebas

Dengan diterapkannya sisitem pasar bebas dengan pola atau sistem persaingan yang berbeda dan intensifitas lebih tinggi, ditambah lagi dengan perbahan teknologidan selera masyarakat akibat pendapatan masyarakat yang terus meningkat. Maka setiap pengusaha informal, baik disektor industri manufaktur, sektor perdagangan, maupun disektor jasa ditantang apakah mereka sanggup menghadapi atau menyesuaikan usaha mereka dengan semua perubahan ini. Misalnya, dengan makin banyaknya orang menyukai fast food services, maka pemilik-pemilik warung dan rumah makan tradisional harus memikirkan strategi agar tetap dapat bertahan di pasar yang sama walaupun didalam segmen yang berbeda

b. Perkembangan Pesat Teknologi