71
atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah.
3. Pembahasan
Hasil dari pengujian statistik ternyata tidak semuanya mendukung hipotesis. Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa inflasi memiliki arah positif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA
perbankan syariah, karena memiliki probabilitas sebesar 0.0839 yang berarti berada di atas α sebesar 0.05 . Hal ini bertentangan dengan teori
yang sebelumnya yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap ROA perbankan syariah. Yang menjadi alasannya adalah
inflasi tidak hanya berpengaruh buruk bagi perekonomian suatu Negara, tetapi dengan adanya inflasi yang terkendali dan sesuai dengan
target pemerintah maka pertumbuhan ekonomi akan baik, sehingga pendapatan nasional dan produksi nasional akan naik. Dengan
kenaikan pendapatan nasional dan produksi nasional maka akan meningkatkan profitabilitas perbankan karena produsen akan
meminjam uang kepada bank untuk menambah modal usahanya dan untuk masyarakat dengan kenaikan pendapatan maka akan menambah
tabungannya di bank. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian dari Ravika Fauziah 2011 yang meneliti bahwa tidak ada
pengaruh inflasi dengan ROA Bank Muamalat dan t hitungnya bernilai positif. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Ayu Yanita
72
Sahara 2013 yang meneliti bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010.
b. Hasil pengujian hipotesis 2 mendapatkan bahwa NPF tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap ROA, karena nilai
probabilitasnya sebesar 0.7544 yang bera rti berada di atas α sebesar
0.05. Hal ini berarti bahwa kondisi NPF yang lebih besar dalam satu periode tidak secara langsung memberikan penurunan laba pada
periode yang sama. Hal ini dikarenakan pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap ROA adalah berkaitan dengan penentuan tingkat
kemacetan pembiayaan yang diberikan oleh sebuah bank. Dalam hal ini karena pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan bank. Di
sisi lain adanya NPF yang tinggi akan dapat mengganngu perputaran modal kerja dari bank. Maka jika bank memiliki jumlah pembiayaan
macet yang tinggi, maka bank akan berusaha terlebih dahulu mengevaluasi kinerja mereka dengan sementara menghentikan
penyaluran pembiayaannya hingga NPF berkurang. Dan juga rata-rata NPF bank Syariah di Indonesia masih rendah dan di bawah angka
standar BI yaitu sebesar 5, sehingga NPF bank Syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitasnya. Hasil yang sama
ditunjukkan oleh penelitian Edhi Satriyo Wibowo 2013 yang
menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini dapat dilihat dari nilai NPF relatif rendah, hal ini sangat dimungkinkan
bahwa angka kredit macet di bank umum juga rendah.
73
c. Hasil pengujian hipotesis 3 mendapatkan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dengan arah negatif, karena
nilai probabilitasnya sebesar 0.00000 yang berarti berada di bawah α sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
beban pembiayaan bank maka laba yang diperoleh bank akan semakin kecil. Tingginya beban biaya operasional bank yang menjadi
tanggungan bank umumnya akan dibebankan pada pendapatan yang diperoleh dari alokasi pembiayaan. Beban atau biaya kredit yang
semakin tinggi akan mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki bank. Hasil ini konsisten dengan penelitian Budi Ponco 2008, Adi
Stiawan 2009, dan Edhi Satriyo Wibowo 2013 yang menyatakan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Jika kondisi
biaya operasional semakin meningkat tetapi tidak dibarengi dengan pendapatan operasional maka akan berakibat berkurangnya Return on
Asset.
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang sudah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat disimpulkan bahwa:
a. Variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA bank syariah di Indonesia karena nilai probabilitasnya sebesar 0.0839
yang berarti berada di atas α sebesar 0.05. Sehingga H
1
yang menyatakan bahwa rasio Inflasi berpengaruh negatif terhadap ROA
bank syariah di Indonesia ditolak. b. Variabel NPF tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA bank
syariah di Indonesia karena nilai probabilitasnya sebesar 0.7544 yang berarti berada di atas α sebesar 0.05. Sehingga H
2
yang menyatakan bahwa rasio NPF berpengaruh negatif terhadap ROA bank syariah di
Indonesia ditolak. c. Variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA bank
syariah di Indonesia, Karena nilai probabilitasnya sebesar 0.00000 yang berarti berada di bawah α sebesar 0.05. Sehingga H
3
yang menyatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA
bank syariah di Indonesia dapat diterima.
74