tidak mengikuti Pemerintah, seperti aliran Alip Rebo Wage di Purbalingga, Aliran Gowa Tallo di Sulawesi, masyarakat Desa Wakal di Maluku, dan lain
sebagainya. Terkait dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada masyarakat Desa Wakal, Kecamatan Lei Hitu di Maluku, karena setiap tahun di desa tersebut selalu menjalankan ibadah puasa dan
merayakan Iedul Fitri dan Iedul Adha lebih cepat dari yang ditentukan Pemerintah. Padahal masyarakat Desa Hitu dan desa-desa di sekitarnya yang
juga merupakan bagian Kecamatan Lei Hitu, Propinsi Maluku, pada umumnya mengikuti ketetapan Pemerintah.
9
Masyarakat Desa Wakal sepenuhnya mempercayakan penetapan awal bulan Qamariah dan hari raya Iedul Fitri kepada para tokoh-tokoh adat dan
pengurus mesjid desa tersebut. Apa dasar hukum dan bagaimana sistem juga praktek para tokoh adat dan Bapa Raja dalam menetapkan awal bulan
Qamariyah, menjadi bahasan utama dalam penelitian ini. Adapun judul
penelitian ini adalah: “Penetapan Awal Bulan Qamariyah Perspektif Masyarakat Desa Wakal” Studi Kasus Desa Wakal Kecamatan Lei
Hitu, Kabupaten Maluku Tengah, Ambon. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah Banyaknya pemikiran penetapan awal bulan Qamariyah di Indonesia
membuka peluang sebagai objek penelitian. Salah satunya adalah pemikiran
9
Wawancara penulis dengan Bapa Imam Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal.
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wakal. Untuk itu secara umum penelitian ini terbatas pada penetapan awal bulan Qamariyah dalam perspektif
masyarakat Desa Wakal. Adapun perinciannya penulis membatasi sebagai berikut:
a. Masyarakat Desa Wakal adalah masyarakat yang tinggal di Desa Wakal, Kecamatan Lei Hitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
b. Penentuan awal bulan yang dimaksud dalam tulisan ini merupakan awal bulan dalam kalender Islam atau dengan kata lain awal bulan
Qamariyah. c. Dalam pembahasan penetapan awal bulan Qamariyah dalam tulisan
ini, penulis hanya akan memberikan fokus bahasan mengenai penetapan awal Ramadhan, Iedul Fitri dan Iedul Adha.
2. Rumusan Masalah Menurut teori ilmu Falak yang berlaku saat ini perbedaan yang
ditolerir adalah perbedaan satu hari dari yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam pelaksanaan hari raya Iedul Fitri maupun Iedul adha. Sedangkan
kenyataannya masyarakat Desa Wakal dalam merayakan Iedul Fitri dan Iedul Adha selalu berbeda 2 bahkan sampai 4 hari dari yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Penetapan awal bulan Qamariyah dalam Islam sangat penting
terutama pada bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Dimana bulan-bulan tersebut sangat berkaitan dengan ibadah.
Rumusan tersebut di rinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a. Mengapa selalu terjadi perbedaan antara masyarakat Desa Wakal
dengan Pemerintah
dalam menentukan
awal-awal Bulan
Qamariyah khususnya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah? b. Apa dasar hukum dan metode yang digunakan dalam penentuan
awal-awal bulan Qamariyah khususnya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah oleh masyarakat Desa Wakal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui profil masyarakat Desa Wakal.
2. Untuk mengetahui sistem yang digunakan masyarakat Desa
Wakal untuk menentukan awal bulan Qamariyah. 3.
Untuk mengetahui landasan hukum yang digunakan masyarakat Desa Wakal untuk menentukan awal bulan Qamariyah.
4. Untuk mengetahui respon masyarakat sekitar mengenai praktek
penetapan awal bulan Qamariyah perspektif masyarakat Desa Wakal.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara
teoritis, sebagai
sumbangsih penulis
terhadap pengembangan Ilmu Falak di Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya untuk memperkaya khazanah kemajemukan metode penentuan awal bulan Qamariyah.
2. Secara praktis, memberikan informasi mengenai profil dan sejarah masyarakat Desa Wakal khususnya yang berkaitan dengan
menentukan awal bulan Qamariyah.
D. Studi Kajian Terdahulu
Adapun fungsi dari studi review yaitu untuk menghindari dari tuduhan duplikasi dan penjiplakan plagiat atau peniruan atas judul yang hampir
sama pada judul-judul skripsi sebelumnya. Dari penelusuran penulis, skripsi yang membahas tema sejenis yaitu:
“Penentuan Awal
Bulan dalam
Perspektif NU
dan Muhammadiyah” skripsi yang ditulis oleh Ilmanudin pada tahun 2004. Jenis
penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dan didukung dengan studi perpustakaan library research. Skripsi ini mengusung permasalahan yang
membahas perbedaan cara menentukan awal bulan menurut NU dan Muhammadiyah yang melahirkan berbagai perselisihan antar umat Islam.
Dari penelitian tersebut, saudara Ilmanudin mengemukakan solusi berupa penggunaan suatu teknologi yang dikuatkan oleh kebijakan Pemerintah,
kesadaran ormas tentang pentingnya menjaga keutuhan kesatuan Islam dan kesadaran hukum masyarakat. Penelitian yang dibuat oleh Ilmanudin jelas
berbeda dengan penelitian yang penulis bahas. Perbedaan tersebut terletak pada objek penelitian. Objek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
masyarakat Desa Wakal yang tinggal di Desa Wakal, Kecamatan Lei Hitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
“Penentuan Awal Bulan dalam Perspektif Al-Marzukiyah studi terhadap kalangan Al-Marzukiyah di Cipinang” Skripsi yang ditulis oleh
Eka Sartika pada tahun 2006. Skripsi ini meneliti bagaimana Al-Marzukiyah dalam menentukan awal bulan Qamariyah, landasan yang digunakan,
bagaimana prakteknya dan bagaimana pandangan Al-Marzukiyah melihat kebijakan Pemerintah dalam menentukan awal bulan Qamariyah.
Penelitiannya menghasilkan bahwa Al-Marzukiyah adalah segolongan masyarakat yang mengikuti pemahaman dan pemikiran KH. A. Marzuki.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei yaitu melakukan wawancara dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian tersebut menjelaskan
penetapan awal bulan Al-Marzukiyah berdasarkan peredaran bulan dan bumi sebenarnya yang tergolong dalam sistem hisab hakiki yang beraliran
imkanurrukyah. Landasan yang dipakai adalah al-Qur’an, hadits dan pendapat ulama. Salah satunya didasarkan pada pendapat Ibnu Hajjar dalam kitab
Tuhfat Ibn Hajjar bahwa rukyat sangat penting dalam menentukan awal bulan. Penelitian yang dibuat oleh Eka Sartika jelas berbeda dengan
penelitian yang penulis bahas. Perbedaan tersebut terletak salah satunya pada objek penelitian. Objek penelitian penulis adalah masyarakat Desa Wakal.
“Problematika Penetapan Hari Raya Idul 1427 H2006 M antara PBNU dan PWNU Jawa Timur” Skripsi ini ditulis oleh Nur Said pada
tahun 2007. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yang menekankan kualitas sesuai dengan pemahaman yang deskriptif. Penelitian
ini berupa studi empiris untuk menemukan teori-teori proses terjadinya
perbedaan penetapan awal bulan Syawal 14272006 antara PBNU dan PWNU Jawa Timur. Penelitian tersebut fokus membahas konsep penetapan awal
bulan Syawal Idul Fitri PBNU dan PWNU Jawa Timur dan penyebab dari perbedaan penetapan awal bulan Syawal 1427 H2006 M Idul Fitri PBNU dan
PWNU JATIM. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Said jelas berbeda dengan penelitian yang penulis bahas. Perbedaan tersebut salah satunya pada
objek penelitian. Objek penelitian penulis adalah masyarakat Desa Wakal, Kecamatan Lei Hitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
“Penentuan Awal Bulan Dalam Perspektif ABOGE Studi Terhadap Komunitas ABOGE di Purbalingga” Skripsi ini ditulis oleh
Alfina Rahil Ashidiqi pada tahun 2009. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menyimpulkan bahwa ABOGE berasal dari singkatan Alif Rebo Wage, yang
mempunyai arti tanggal 1 Muharram tahun Alif akan jatuh pada hari Rebo Rabu pasaran Wage. Praktek dari sistem yang digunakan adalah
menggabungkan konsep dari Timur Tengah dan Jawa. Kalender Hijriyah yang mempresentasikan konsep Timur Tengah dan pasaran sebagai
interpretasi konsep asli Jawa. Dalam prakteknya hisab ABOGE tidak mengenal kurup.
Tahun kabisat dan basithah. Dengan demikian mengakibatkan perbedaan pada penentuan hari dengan Pemerintah dan
sesama penganut hisab urfi. Penelitian ini berbeda objek penelitian dengan penelitian yang dibuat oleh penulis yaitu masyarakat yang tinggal di Desa
Wakal.