Tokoh-Tokoh Adat Masyarakat Desa Wakal Hubungan Antara Tokoh Adat dengan Pemerintah Desa

pemerintahan adat. Tugas mereka adalah menyampaikan titah atau perintah raja kepada masing-masing masyarakat kelompoknya. 91 Desa Wakal terdiri dari 3 soa, yaitu: 92 a. Soa Henel Soa atau wakil raja dari masyarakat Henel di pimpin oleh kepala soa Taneaman. b. Soa Asel Soa atau wakil raja dari masyarakat Asel dipimpin oleh kepala soa Lahutun. c. Soa Ukutelu Soa Ukutelu atau wakil raja dari masyarakat Ukutelu di pimpin oleh Kepala soanya yang bernama Picasou. Dibawah ini merupakan skema dari struktur pemerintahan negeri: 93 Pemerintahan Negeri Bapa Raja Lahutun-Taneaman-Picasou wakil raja Masyarakat 91 Wawancara pribadi dengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal, Wakal 6 Agustus 2010. 92 Wawancara pribadi dengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal, Wakal 6 Agustus 2010. 93 Wawancara pribadi dengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal, Wakal 6 Agustus 2010. Dari dua skema diatas dapat dilihat perbedaan struktur dari pemerintahan adat dan pemerintahan negeri.

BAB IV PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH MENURUT

PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA WAKAL

A. Dasar Pijakan Penetapan Awal Bulan Qamariyah

Tokoh adat masyarakat desa Wakal dalam menentukan awal bulan Qamariyah berdasarkan pada QS. Yunus 10 ayat 5:                          Artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang- orang yang Mengetahui” Tokoh adat masyarakat desa Wakal memahami kalimat “Lita’lamuu ‘adada siniina wal hisaaba” mengandung perintah untuk mengetahui bilangan tahun dan waktu dengan menggunakan sistem hisab. Sistem hisab yang dimaksud adalah hisab sebagai satu-satunya metode untuk menentukan awal bulan Qamariyah. 94 Dari kerangka pemahaman di atas, tokoh adat desa Wakal memahami perhitungan hisab Wakal sebagai interpretasi dari surat Yunus ayat 5. Kerangka pemahaman tersebut lahir dari pendapat bahwa perhitungan waktu 94 Wawancara pribadi dengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal, Wakal 6 Agustus 2010. bersifat pasti dan dapat diprediksi sebelumnya, karena perhitungan yang berubah tidak menunjukkan kevalidan metode penghitungan waktu. Sedangkan sistem rukyat sangat tergantung pada hilal yang terlihat pada tanggal 29 bulan Hijriah. Sehingga tokoh adat masyarakat desa Wakal tidak mengakomodir rukyat sebagai bagian dari sistem penentuan awal bulan Qamariyah yang digunakan. Karena rukyat tidaklah pasti, tergantung pada terlihatnya hilal.

B. Sistem Penetapan Awal Bulan Qamariyah

Tokoh adat masyarakat desa Wakal menggunakan sistem hisab Wakal yang menggunakan almanak dalam penetapan awal bulan Qamariyah. Almanak yang digunakan masyarakat Wakal tidak ada rujukan atau kitab yang menjelaskan dan mengatur secara jelas tentang penggunaan almanak tersebut. Cara penggunaan almanak ini hanya dijelaskan secara lisan. 95 Dan almanak tersebut tidak boleh dibicarakan atau diajarkan kepada orang awam selain Bapa Imam dan penerusnya karena merupakan hal yang tabu sesuai kepercayaan mereka. 95 Wawancara pribadi dengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal, Wakal 6 Agustus 2010 Masyarakat desa Wakal menggunakan almanak di atas sepanjang masa. Almanak ini menyajikan hari dan tanggal satu tiap bulan Qamariyah selama delapan tahun atau satu windu. Untuk melihat hari dan tanggal lainnya, diurutkan dari tanggal 1 bulan Qamariyah tersebut. Setelah delapan tahun satu siklus usai, penghitungan akan kembali lagi pada tahun pertama yaitu tahun Alif dan begitu seterusnya. 96 96 Wawancara pribadi dengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal, Wakal 6 Agustus 2010. Untuk mempergunakan tabel almanak, perhatikan langkah-langkah dibawah ini: 97 1. Mencari letak kotak tahun-tahun hisab Wakal pada tabel satu yang berisi nama-nama tahun Jawa berbentuk huruf-huruf hijaiyyah yang berjumlah 8 yaitu Alip, Ha, Jim Awal, Za, Dal, Ba, Wawu dan Jim akhir. 2. Mencari letak kotak nama-nama bulan Hijriyah. Dalam bulan-bulan tersebut berjumlah 12 yaitu Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’idah dan Dzulhijjah. 3. Mencari kotak yang menghubungkan nama tahun dan bulan Hijriyah. Dengan cara mengurutkan ke bawah dari tahun yang dicari sampai sejajar dengan nama bulan yang dicari, bila kotak tersebut menghubungkan nama tahun dan bulan Hijriyah, maka sudah ditemukan hari dan tanggal 1 bulan dari tahun yang dicari. Misalnya, untuk menentukan pada hari apa jatuh tanggal 1 Rabiul Awwal tahun Zai? Maka, carilah kolom tahun yang diatas tertulis huruf Za ز dan berikan tanda pada kotak tersebut. Lalu, mencari bulan Rabiul Awwal yang tertulis pada urutan kotak bulan Hijriyah, begitupula berikan tanda pada kotak tersebut. Setelah itu urutkan dari kotak tahun Zai ke bawah, sampai sejajar dengan kotak yang bertuliskan Rabiul Awwal. Bila sudah menemukan kotak yang menghubungkan keduanya, maka kotak yang menunjukkan tanggal 1 Rabiul Awwal tahun Za telah ditemukan dan jatuh pada hari Ahad. 97 Wawancara pribadi dengan H. Duma Supeleti, Imam Besar Mesjid Nurul Awal Wakal, Wakal 6 Agustus 2010