Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media massa telah merasuk pervasive ke dalam kehidupan modern. 1 Secara umum komunikasi massa dibedakan atas saluran media massa dan saluran antarpribadi. Yang dimaksud saluran media massa adalah semua sarana penyampaian pesan yang menggunakan suatu media massa seperti radio, televisi, film, surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya. Media massa baik itu elektronik maupun media cetak, telah menjadi salah satu bagian yang paling penting dalam kehidupan modern. Dewasa ini, media khususnya komunikasi dan informasi, telah mencapai tahap yang sangat mencengangkan. Dan masyarakat dapat dikatakan kini sedang dalam proses menjadi masyarakat informasi. 2 Istilah Global Village desa duniaglobal dari Marshall McLuhan tampaknya memang menjadi kenyataan dewasa ini, media komunikasi modern yang sekarang tak terhitung jumlah, ragam, dan luasnya jangkauan itu sekarang sudah menjadi bagian dari hidup kita. Di tempat-tempat terpencil, di rumah-rumah, dan di kamar-kamar suatu rumah, kita sanggup mendengar, melihat, bahkan mengakses beragam informasi dan peristiwa penting yang sedang terjadi di dunia sana yang jaraknya bisa ribuan kilometer. 3 1 Jhon Vivian, Teori Komunikasi, Jakarta:Kencana, 2008 ed.8, cet.1 h. 4 2 A. muis, Komunikasi Islami, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001 3 Pawit M yusup, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009 Ed. 3, h. 1117 1 2 Di satu sisi, era informasi membawa kemajuan yang pesat dan mengungkapkan kehidupan masa depan yang canggih dan menakjubkan, dan dalam menyebarkan suatu informasi dalam media massa tidak hanya informasi yang bernilai positif saja yang disampaikan seperti, pendidikan, kesehatan, serta agama. Informasi yang bernilai negatif pun ikut disampaikan seperti hal- hal yang mengandung unsur SARA, pornografi, kekerasan, dan sebagainya sehingga menimbulkan implikasi yang cukup mengkhawatirkan bagi kehidupan, baik dari aspek sosial, budaya dan bahkan agama. Di tinjau dari sudut agama misalnya, memberikan peluang bagi masuknya budaya dan prilaku asing yang dianggap tidak sesuai dengan agama dan budaya masyarakat tertentu. Informasi dan dakwah tidak bisa dipisahkan. Esensi dari dakwah adalah aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif, menuju kehidupan yang lebih baik. Karena dalam dakwah terdapat penyampaian informasi agama Islam, berupa ajakan untuk beramar ma’ruf dan mencegah berbuat kemungkaran, nasihat dan pesan peringatan, pendidikan dan pengajaran. 4 Dakwah Islam berupaya agar umat manusia selalu berubah, dalam makna selalu meningkatkan situasi dan kondisinya baik lahir maupun batinnya, berupaya agar semua kegiatannya masuk ke dalam kerangka ibadah dan diharapkan agar dapat mencapai kesejahteraan, kebahagiaan lahir dan batin yang memperoleh ridho Allah. 5 4 Moh. Ali Aziz, Ilmu dakwah, Jakarta: Preneda Media, 2004, cet, ke-1, h. 10 5 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997 cet.1 h.35 3 Dakwah sebagai manifestasi keimanan seseorang muslim dapat disosialisasikan dalam berbagai media tanpa mengurangi makna dan tujuan dakwah. Salah satu media dakwah yang memiliki peluang yang besar di era informasi ini adalah melalui media cetak. Seorang da’I dituntut untuk memiliki kapabilitas di bidang jurnalistik untuk menempuh jalur dakwah Bil Qalam dakwah melalui tulisan di samping dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Objek dan cakupan lebih banyak dan luas karena pesan dakwah dan informasi Islam yang dituliskan dapat dibaca oleh ratusan, ribuan bahkan jutaan orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain harus memanfaatkan media massa untuk berdakwah kepada seluruh alam semakin rata. Keberadaan dakwah melalui media tulisan diakui memiliki efektivitas yang tinggi dibandingkan dengan dakwah dalam bentuk ceramah atau tabligh akbar. Melalui media tulisan audiens yang dapat dijangkau jauh lebih banyak dan lebih luas. Jika dalam tabligh akbar yang bisa mengakses adalah mereka yang hadir dan jumlahnya hanya sedikit, maka melalui media materi dakwah tulisan akan diakses pula oleh masyarakat luas, di manapun mereka berada. Dakwah melalui media tulisan juga merupakan senjata kita dalam melawan serbuan pemikiran Al-Ghazwul Fikr, pihak-pihak yang hendak merusak akidah, pemikiran, dan prilaku Islami umat Islam melalui media massa. Media massa memang alat efektif untuk membentuk opini 4 publikumum public opinion, bahkan mempengaruhi orang secara kuat dan massif. 6 Dakwah melalui tulisan dilihat dari segi isinya mengalami perluasan yang sangat penting, ia tidak hanya memuat ajaran-ajaran Islam yang berdimensi teologis, aqidah dan ibadah tetapi juga memuat aspek-aspek yang lebih kompleks seperti sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan perkembangan pengetahuan umat Islam mengenai ajaran-ajaran Islam itu sendiri dan persoalan kehidupan yang dihadapi, sebut saja Imam Al-Ghazali, Hasan Al Banna dan Yusuf Qardhawi, demikian pula para ulama, sarjana, filusuf, dan cendikiawan muslim lain dari berbagai disiplin ilmu yang juga mencanangkan dakwah Islam melalui tulisan. Salah satu dari sekian banyak media massa cetak yang memuat pesan- pesan dakwah Islam yang ada di Indonesia adalah tabloid robithoh, tabloid ini diterbitkan oleh Yayasan Ikhlas Bandung, yang beralamat di Jl Bagusrangin II No.11750 Bandung. Tabloid robithoh yang memiliki semboyan “Media Islah Menuju Kaffah” dan tabloid robithoh ini hadir menyapa pembacanya dalam frekuensi bulanan, tabloid robithoh merupakan tabloid yang mengambil segmen keagamaan dakwah Islam. Kebanyakan media-media Islam khususnya yang ditangani oleh pondok pesantren jarang yang berumur lama, maka untuk itu tabloid robithoh ingin mencoba ber-istiqamah dengan mencari mitra berjuang, mitra dalam ber-khidmat, dan pribadi yang benar-benar 6 Asep Syamsul M.Romli, Jurnalistik Dakwah, ,Bandung: Remaja Rosdakarya,2003, Cet. Ke-1. h. 23 5 antusias untuk berdakwah. Khususnya dalam membangun syiar dan citra Thariqot Qadiriyah wan Naqsabandiyah di Pondok Pesantren Suryalaya. Visi tabloid robithoh sebagai tabloid untuk penyambung dakwah Islam dan sebagai pemersatu ikhwan dikalangan Thoriqot Qodiriyah wan Naqsabandiyah di Pondok Pesantren Suryalaya serta menyambungkan ruhani dan tim redaksi, para pembaca serta guru mursyid. Dari sekian banyak rubrik yang ada dalam tabloid robithoh, sekitar ada 13 rubrik diantaranya rubrik sapa, cover, renungan, laporan utama, surat pembaca, mimbar, tepian hati, serba alternatif, syariah, ibroh, silahturahmi, titian hidayah, telaga ilmu. Peneliti tertarik dengan rubrik renungan, pada rubrik ini berisi tentang pelajaran-pelajaran, kisah-kisah atau permasalahan- permasalahan sehari-hari yang patut menjadi renungan yang selalu dihubungkan dengan ayat yang ada dalam al-qur’an atau dengan hadist. Oleh karena itu, penulis berfokus menganalisa rubrik tersebut dengan menggunakan analisis wacana sebagai metode penelitian. Dengan menggunakan metode analisis wacana, tidak hanya akan mengetahui isi teks tersebut, tetapi juga bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa sehingga sampai kepada pembaca. Melihat uraian diatas peneliti tertarik untuk mengkajinya dalam bentuk skripsi, tabloid robithoh sebagai media dakwah dengan judul :”Bangunan Wacana Menghadapi Musibah di Media Cetak Analisis Wacana Kritis dalam Rubrik Renungan Tabloid Robithoh Edisi 1-30 SAFAR 1431 H” 6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah