18
menjelaskan bagaimana bentuk dan pola pemarjinalan itu dilakukan terhadap perempuan.
d. Model Norman FaircLough
Adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Idiologi apa yang terdapat dalam suatu teks. Jadi analisis dipusatkan pada bagaimana
bahasa itu terbentuk dan dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Model yang dikemukakan oleh Norman Fairclough ini
merupakan integrasi analisis wacana yang didasarkan pada linguistik dan pemikiran sosial dan politik, dan secara umum diintegrasikan
dengan perubahan social. Oleh karena itu model yang dikemukakan oleh Norman Fairclough ini dikenal juga dengan model “perubahan
sosial”.
13
Meskipun para tokoh tersebut mempunyai model yang berbeda tetapi berbagai model tersebut mempunyai persamaan dalam beberapa hal:
a. Idiologi menjadi bagian yang sentral dari semua model analisis.
b. Semua model berpandangan kekuasaan power menjadi bagian yang
sentral dalam setiap analisis. c.
Semua model berpandangan bahwa wacana dapat dimanipulasi oleh sekelompok mayoritas dan dominan kelas yang berkuasa dalam
masyarakat untuk memperbesar kekuasannya. d.
Semua model menggunakan unit bahasa sebagai alat untuk mendeteksi idiologi dalam teks.
14
3. Model Analisis Wacana Teun A. van Dijk
Ada banyak model analisis wacana yang diperkenalkan para ahli. Model analisis wacana yang banyak dipakai dalam penelitian wacana
13
ibid, h. 81
14
ibid, h. 88
19
adalah model milik van Dijk, hal ini dikarenakan van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara
praktis. Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial” .
Wacana oleh van Dijk digambarkan memiliki tiga dimensi, yaitu: teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Ketiga bagian ini adalah bagian
yang integral dalam kerangka teori van Dijk, untuk itulah van Dijk menggambungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan
analisis. a.
Teks Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai
strukturtingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan; 1 Struktur makro, ini
merupakan makna globalumum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya
isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa, 2 Suprastruktur adalah kerangka suatu teks, bagaimna struktur dan elemen wacana itu
disusun dalam teks secara utuh, dan 3 struktur mikro adalah makna yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak
kalimat, parafrase yang dipakai, dan sebagainya. Struktur wacana van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut.
20
Tabel 1. Struktur Wacana
Struktur wacana Hal yang diamati
Unit Analisis
Struktur makro
Suprestruktur
Struktur mikro
Struktur mikro
Struktur mikro
Struktur mikro TEMATIK
apa yang dikatakan Elemen: Topiktema
SKEMATIK bagaimana pendapat disusun dan
di rangkai Elemen: Skema
SEMANTIK apa arti pendapat yang ingin
disampaikan? Elemen: Latar, Detail, Maksud,
Peranggapan SINTAKSIS
Bagaimana pendapat disampaikan?
Elemen: Bentuk kalimat, Koherensi, Kata ganti.
STILISTIK pilihan kata apa yang dipakai?
Elemen: Leksikon,
RETORIS dengan cara apa pendapat
disampaikan? Elemen: Grafis, Metafora,
Ekspresi Teks
Teks
Paragraf
Kalimat Proposisi
Kata
Kalimat proposisi
15
Beberapa hal yang diamati dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro dalam analsisi wacana van Dijk adalah :
1 Tematik
15
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif,Jakarta: RajaGrafindo, 2003 h. 163
21
Tematik adalah hal yang diamati dalam struktur makro analisis wacana van Dijk. Secara etimologi tematik berasal dari kata Yunani yaitu
tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Sedangkan dilihat sebagai sebuat tulisan, tema merupakan suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
16
Topik merupakan elemen yang terdapat dalam tematik. Topik menunjukan inti pesan atau informasi
yang paling penting yang ingin disampaikan komunikator dalam hal ini penulis rubrik. Dengan topik, kita dapat mengetahui masalah dan tindakan
yang diambil oleh penulis rubrik dalam mengatasi masalah. 2
Skematik Menurut van Dijk, skematik merupakan strategi wartawan untuk
mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik yang memberikan
tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang diakhirkan untuk menyembunyikan informasi penting.
17
Pada umumnya, teks atau wacana memiliki skema atau alur, yang dimulai dari pendahuluan hingga penutup.
Alur memberikan tekanan dalam suatu teks, bagian mana yang berada di awal, dan bagian mana yang berada di akhir sebagai strategi untuk
menyembunyikan informasi penting. Dalam menganalisis wacana sebuah berita, terdapat dua kategori besar pada struktur skema, pertama summary
16
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 h. 75
17
Eriyanto,Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yoyakarta: PT.LKIS, 2006 Cet ke-6, h. 234
22
yang terdiri dari dua elemen judul dan lead teras berita. Sedangkan kategori yang kedua adalah story yakni isi berita secara keseluruhan.
18
3 Semantik
Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal yaitu makna
untuk semantik yang terkecil yang disebut leksen, maupun makna yang berbentuk dari penggambungan satuan kebahasaan yang disebut dengan
makna gramtikal. Sementara itu dalam buku Analisis wacana, Alex Sobur menjelaskan mengenai semantik dalam pandangan van Dijk dikategorikan
sebagai makna lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan makna tertentu dalam suatu bangunan teks.
19
Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana,
tetapi juga menggiring kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Elemen yang diamati dalam semantik adalah latar, detail, maksud, pra-anggapan,
dan nominalisasi. Untuk lebih jelasnya, maka masing-masing elemen wacana
semantik, seperti latar, detail, maksud sebagai berikut : a
Latar Latar adalah bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik
arti yang ingin ditampilkan, latar dapat menjadi alasan pembenar dalam suatu gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar umumnya
ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya
18
Eriyanto,Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78
23
muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Oleh karena itu, latar membantu
menyelediki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.
20
b Detail
Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara
berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit
bahkan kalau perlu tidak disampaikan kalau hal itu merugikan kedudukannya. Informasi yang menguntungkan komunikator, bukan
hanya ditampilkan secara berlebih tetapi juga dengan detail yang lengkap kalau perlu dengan data-data. Detail yang lengkap dan
panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Detail yang lengkap
itu akan dihilangkan kalau berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut kelemahan atau kegagalan dirinya. Hal yang
menguntungkan komunikator atau pembuat teks akan diuraikan secara detail dan terperinci, sebaliknya fakta yang tidak menguntungkan.
Detail informasi akan dikurangi.
21
20
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 235
21
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 238
24
c Maksud
Elemen wacna maksud, hampir sama dengan elemen detail. Dalam detail, informasi yang menguntungkan komunikator akan
diuraikan dengan detail yang panjang. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara
eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi.
22
Dalam konteks media, elemen maksud menunjukan bagaimana secara implisit dan tersembunyi wartawan menggunakan praktik
bahasa tertentu untuk menonjolkan basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi kebenaran lain.
23
d Peranggapan
Elemen wacana peraanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti
upaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, maka praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan
memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu
dipertanyakan.
24
Teks berita umumnya mengandung banyak sekali praanggapan. Praanggapan ini merupakan fakta yang belum terbukti kebenarannya,
tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.
22
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 240
23
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 241
24
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 256
25
4 Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari kata Yunani sun berarti dengan, dan tattein berarti menempatkan. Jadi, secara etimologi kata sintaksis berarti
menempatkan bersama-sama hal-hal menjadi kelompok kata atau kalimat. Sedangkan menurut Ramlan, sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, ataupun frase.
25
Maksudnya disini adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun menjadi kesatuan yang memilki arti. Elemen yang diamati dalam sintaksis
adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Untuk lebih jelasnya, maka masing-masing elemen wacana sintaksis, seperti bentuk kalimat,
koherensi, dan kata ganti sebagai berikut : a
Bentuk kalimat Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan
cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana ia menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika
kaulitas ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk
kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menetukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat
yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari
pernyataannya.
26
25
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 80
26
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 251
26
b Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang
berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika
seseorang menghubungkannya.
27
c Kata Ganti
Merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan
sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata ganti saya atau kami yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi
komunikator semata-mata. Tetapi, ketika memakai kata ganti kita menjadikan sikap tersebut sebagai represntasi dari sikap bersama
dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator dengan khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang
menjadi sikap komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan.
28
5 Stilistik
Stilistik adalah cara yang digunakan oleh penulis rubrik untuk menyatukan maksudnya dengan menggunakan gaya bahasa tertentu sesuai
dengan keinginan penulis rubrik. Gaya bahasa dalam pengertian disini mencakup pilihan leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan dan
27
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 242
28
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82
27
sebagainya. Elemen dalam bentuk stalistik adalah leksikal merupakan pemilihan dan pemakaian kata atau frase dalam menyebut sesuatu ataupun
peristiwa dengan menggunakan kata lain yang memiliki persamaan sinonim, seperti kata “meninggal”, yang memiliki kata lain mati, tewas,
gugur, terbunuh, menghembuskan nafas terakhir, dan sebagainya. Pilihan kata yang digunakan menunjukan sikap dan ideology tertentu.
29
Pengertian leksikon, pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang
tersedia. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa kata yang meujuk pada fakta. Diantara beberapa kata itu seseorang dapat memilih diantara
pilihan yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan
bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas.
30
6 Retoris
Strategi retoris yang dimaksud disini adalah yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris berhubungan erat dengan
bagaimana suatu pesan disampaikan kepada khalayak. Retoris berfungsi persuasive mempengaruhi.
31
Elemen dalam strategi retoris dapat muncul dalam bentuk grafis, metafora, dan ekspresi. Untuk lebih jelasnya, akan
dijelaskan pengertian grafis, metafora sebagai berikut : a
Grafis
29
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 83
30
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. h. 255
31
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 84
28
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan yang berarti dianggap penting oleh
seseorang yang dapat diamati oleh teks. Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain
dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar.
Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster, grafik, gambar atau table untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian-
bagian yang ditonjolkan ini menekankan kepada khalyak pentingnya bagian tersebut. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang
dipandang penting oleh komunikator, dimana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.
32
b Metafora
Dalam suatu wacana seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok lewat, tetapi juga kiasan, ungkapan,
metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bias jadi menjadi
petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berpikir, alas
an pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada public. Wartawan menggunakan kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-
hari, pribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan
32
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 258
29
mungkin ungkapan yang diambil dari ayat-ayat suci yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.
33
b. Kognisi Sosial
Dalam dimensi ini, menerangkan bagaimana teks diproduksi oleh pembuat teks, cara memandang suatu realitas sosial yang melahirkan teks
tertentu. Kognisi social memiliki hubungan dengan proses produksi pembuatan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi
kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan,
prasangka, atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.
34
c. Konteks Sosial
Konteks Sosial berusaha memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Titik perhatian
dari analisis adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama- sama dalam suatu proses komunikasi.
B. Ruang Lingkup Tentang Media Cetak