27
4.2.4 Pendugaan Model
Berdasarkan uji Johansen didapatkan rank kointegrasi 3, maka model VAR standar tidak bisa langsung digunakan. Model yang bisa
merepresentasikan adanya kointegrasi adalah model VECM. Karena pada pengujian ordo VAR dan Johansen kointegrasi didapatkan p=1
dan r=3, maka model yang terbentuk adalah model VECM ordo 1 dengan rank kointegrasi 3.
Pada persamaan dibawah ini diperlihatkan hasil pendugaan model VAR ordo 1 dengan rank kointegrasi 3 untuk semua peubah secara
lengkap.
t t
t t
s r
q p
=
1909 ,
2 9554
, 39
9781 ,
174 4557
, 1
3714 ,
3 4097
, 737
00226 ,
5401 ,
1 8385
, 60
0001 ,
0009 ,
2769 ,
1
30 ,
2841 90
, 182
9630 ,
1 .
154 ,
296 ,
00016 ,
D C
B A
+
202 ,
3441 923
, 930
153 ,
35 112
,
054 ,
347 ,
44 ,
22 0018
, 595
009 ,
0322 ,
3934 ,
1 33
, 208
014 ,
015 ,
0688 ,
044 ,
16 9986
, 6
0001 ,
0005 ,
065 ,
S R
Q P
28 dengan:
t
p = DPERGERAKAN_PESAWAT
t
t
q = DPENUMPANG
t
t
r = DBAGASI
t
t
s = DKARGO
t
A = DPERGERAKAN_PESAWAT
t-1
B = DPENUMPANG
t-1
C = DBAGASI
t-1
D = DKARGO
t-1
P = DPERGERAKAN_PESAWAT
t-1
,2 Q = DPENUMPANG
t-1
,2 R = DBAGASI
t-1
,2 S = DKARGO
t-1
,2
Model VECM 1.3 untuk Pergerakan pesawat p
t
= - 1.2769 A ā 0.00016D - 1.9632 + 0.0009B - 0.0290D - 182.9077 + 0.00011 C - 0.1544D - 2841.3025 + 0.06559P
- 0.00056 Q- 0.00013 R - 6.9986 S + 0.11284
Model VECM 1.3 untuk Penumpang q
t
= 60.8385 B - 0.00016D- 1.9632 - 1.5401B-0.0290D 182.9077 + 0.0226C- 0.1544D- 2841.3025 +16.044P +
0.0688Q - 0.0150R- 0.0142S - 35.1533
29 Model VECM 1.3 untuk Bagasi
r
t
= 737.4097 A ā 0.00016D - 1.9632 - 3.7314B-0.0290Dā 182.9077 - 1.4557C - 0.1544D - 2841.3025 + 208.3326P
+ 1.3934Q + 0.03225R - 0.10091S - 930.9237
Model VECM 1.3 untuk Kargo s
t
=174.9781 Aā 0.0001D - 1.963217473 + 39.9554 B - 0.0290 D- 182.9077 - 2.1909 C - 0.1544D-2841.3025 +
595.0018P - 22.4405 Q+ 0.3479R - 0.0545S - 3441.2027
4.2.5 Uji kelayakan model VECM
Setelah mendapatkan model VECM 1.3, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan Uji kelayakan model VECM. Uji kelayakan
model VECM atau diagnostik model menitikberatkan pada pemeriksaan terhadap sisaan dengan menggunakan uji portmanteau.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa uji kelayakan model mengikuti sebaran Chi-Square dengan derajat bebas n
2
h-p, dengan:
n = banyaknya peubah dalam VAR p = ordo VAR
h = beda kala [5]
30 Sedangkan hipotesis yang diuji adalah:
H : tidak ada autokorelasi sisaan sampai beda kala ke-h
H
1 :
terdapat autokorelasi sisaan sampai beda kala ke-h Uji portmanteau pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa sampai
beda kala ke-36 tidak ada komponen autokorelasi yang signifikan pada a =5 nilai-p a=5 atau dengan kata lain asumsi kebebasan sisaan
telah terpenuhi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model tersebut layak.
4.2.6 Respon impuls