Gambar 2.4 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah Sumber:
http:lib.jiangnan.edu.cnASM114-Introduce1.htm
Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey: Ordo
: Eubacteriales Famili
: Lactobacillaceae Tribus
: Streptococcaceae Genus
: Streptococcus Spesies
: Streptococcus viridans Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan
koloninya tidak dapat larut dalam empedu deoxycholate. Bakteri ini dapat mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama
endokarditis pada katub jantung yang abnormal. Selain itu, beberapa bakteri S. viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses
pembentukan karies gigi.
13
2.1.3.1 Patogenesis Streptococcus viridans
Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi oleh beberapa macam faktor, antara lain sifat biologik bakteri, cara host
memberikan respons, dan port dā entree bakteri.
13
Mulut merupakan organ yang mengandung banyak bakteri, dengan Streptococcus menjadi genus dominan.
Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa spesies dari Streptococcus. Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri
lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain. Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan
memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid. Hanya sedikit yang diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans, namun
diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan enzim litik, mengaktivasi komplemen, menginduksi produksi dari sitokin.
15
Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu terjadinya perdarahan, 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan
oleh Streptococcus viridans.
13
Streptococcus viridans adalah mikroorganisme penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta. Lesi ini bersifat progresif dan
bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan vegetasi yang terdiri atas fibrin, platelet, sel darah dan bakteri yang melekat pada
katup jantung. Menurut Refuoa, selain endokarditis dilaporkan juga dalam penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya
dental abcesses.
16
2.1.4 Antimikroba
Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam mikroorganisme dalam konsentrasi rendah, namun mampu menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotika mempunyai sifat-sifat
antibiotika, antara lain: menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host,
bersifat bakterisid, tidak ada resistensi pada bakteri, tidak bersifat alergenik, tetap aktif dalam plasma dan eksudat, larut di dalam air dan stabil, dan bactericidal
level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama.
14
2.1.4.1 Mekanisme kerja antimikroba
Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri. Terdapat beberapa mekanisme kerja
antimikroba, antara lain: 1. Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel
Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida. Dinding sel ini
menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri, sehingga mampu mencegah gangguan dalam sintesisnya. Antibiotika yang dapat menghambat reaksi
dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin, fosfomisin, sikloserin, ristosetin, vankomisin dan basitrasin.
13
2. Antimikroba yang merusak membran sel Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel
mikroorganisme. Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi antara lingkungan luar dan dalam sel. Obat seperti polimiksin yang
merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan sangat toksik.
13
3. Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya
beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya. Antimikroba yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam
nalidiksat.
13
4. Antimikroba yang menghambat sintesis protein Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom
dengan bantuan mRNA dan tRNA. Terdapat dua hasil akhir dari proses sintesis protein, yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-
dependent, dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent. Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin,
aminoglikosida, tetrasiklin, dan kloramfenikol.
13
2.1.4.2 Metode uji antimikroba
Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk mengukur nilai konsentrasi hambat minimum KHM.
A. Metode difusi
Pada metode difusi, dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa antimikroba yang terkandung dalam ekstrak. Metode ini merupakan metode yang
paling umum digunakan. Metode difusi dibedakan melalui 3 cara, yaitu: a.
Metode disc diffusion Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung
zat antimikroba. Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas