Pengelolaan data METODE PENELITIAN

mgml. Pada penelitian ini, diketahui bahwa respon yang terbentuk dari penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon lemah. Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans. Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada pemberian 1000 mgml 12,33 mm, kemudian dengan pemberian konsentrasi 800 mgml 10 mm dan konsentrasi 600 mgml 11 mm, tetapi berbeda bila dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml, 200 mgml, dan 500 mgml. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans. Gambar 4.3 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe. Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen. Komponen lainnya termasuk β-sesquiphellandrene, bisabolene dan farnesene yang termasuk seskuiterpen. Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid, yang menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi Ekam et al, 2007. Menurut Winarto 2007 berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida, polivenol, minyak atsiri, gingerol, limonene, oleoresin, 1,8 cineole, 10-dehydroginger dione, 6- K + K - 100 mgml 500 mgml 200 mgml K + K - 1000 mgml 800 mgml 600 mgml gingerdione, alpha-linolenic acid, arginine, aspartic, betha-sitosterol, caprilic- acid, capcaicin, chorogenic acid, farnesal, farnese dan farnesol. 20 Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran plasma bakteri, merusak sistem kerja sel, dan menyebabkan lisis pada sel bakteri. Selain itu, struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein terdenaturasi. Setelah mengalami denaturasi, deret asam amino pada bakteri tetap utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya. 21 Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al 2009 yang membuktikan bahwa ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans. Pada penelitian tersebut, jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk halus dengan menggunakan electric grinder, dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100 gram. Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut n-heksana, etil asetat, etanol soxhlet, dan air. Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak jahe dengan berbagai pelarut kecuali air. Zona hambat yang terbentuk sebesar 5 mm, 5,6 mm, 7 mm, dan 0 mm. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini. Perbedaaan yang ada dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia, jenis dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana, etil asetat, etanol soxhlet, dan air, tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria, dan usia panen tanaman jahe semakin tua tanaman jahe saat dipanen, semakin banyak kandungan minyak atsiri di dalamnya. Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan, antara lain: 1. Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri sehingga mempermudah adanya kontaminasi. 2. Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama.