4. Prinsip Pemberian MP-ASI
Memasuki usia enam bulan bayi telah siap menerima makanan bukan cair,  karena  gigi  telah  tumbuh  dan  lidah  tidak  lagi  menolak  makanan
setengah padat. Di samping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat tepung.  Menjelang  usia  sembilan  bulan  bayi  telah  pandai  menggunakan
tangan untuk memasukkan benda ke dalam mulut. Karena itu jelaslah bahwa pada  saat  tersebut  bayi  siap  mengkonsumsi  makanan  setengah  padat
Arisman,  2004.  Selain  itu,  saat  bayi  berusia  enam  bulan  ke  atas,  sistem pencernaannya  juga  sudah  relatif  sempurna  dan  siap  menerima  MP-ASI.
MP-ASI  sebaiknya  diberikan  secara  bertahap,  sedikit  demi  sedikit  dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental Arisman,
2004.
5. Tahap Pemberian MP-ASI
Menurut  Depkes  2007  dalam  buku  Kesehatan  Ibu  dan  Anak, pemberian  makanan  pada  bayi  dan  anak  umur  0-24  bulan  yang  baik  dan
benar sebagai berikut: 1
Umur 0-6 bulan a.
Berikan  ASI  setiap  bayi  menginginkan,  sedikitnya  8  kali  sehari, pagi, siang, sore, maupun malam
b. Jangan  berikan  makanan  atau  minuman  lain  selain  ASI  ASI
eksklusif c.
Susui dengan payudara kiri atau kanan secara bergantian
2 Umur 6-12 bulan
a. Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk
lumat  dimulai  dari  bubur  susu  sampai  nasi  tim  lunak,  2  kali  sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
I. 6 bulan : 6 sendok makan
II. 7 bulan : 7 sendok makan
III. 8 bulan : 8 sendok makan
b. Untuk umur  9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI dimulai dari
bubur  nasi  sampai  nasi  tim  sebanyak  3  kali  sehari.  Setiap  makan berikan sesuai umur :
I. 9 bulan : 9 sendok makan
II. 10 bulan : 10 sendok makan
III. 11 bulan : 11 sendok makan
c. Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI
d. Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam ikan tahu
tempe daging sapi wortel kacang hijau santan minyak pada bubur nasi.
e. Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara
menyiapkannya, batas umur, dan tanggal kadaluarsa. f.
Beri makanan selingan  2 kali sehari diantara waktu  makan, seperti bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari, dan sebagainya.
g. Beri buah-buahan atau sari buah, seperti jeruk manis dan air tomat
saring.
h. Bayi mulai diajarkan makan dan minum sendiri menggunakan gelas
dan sendok 3
Umur 12-24 bulan a.
Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun b.
Berikan nasi lembek 3 kali sehari c.
Tambahkan  telur  ayam  ikan  tahu  daging  sapi  wortel  bayam kacang hijau santan minyak pada nasi lembek.
d. Beri  makan  selingan  2  kali  sehari  diantara  waktu  makan,  seperti
kacang hijau, biscuit, pisang, nagasari, dan sebagainya. e.
Beri buah-buahan atau sari buah. f.
Bantu anak untuk makan sendiri. 6.
Jenis-jenis MP-ASI
a MP-ASI  yang  baik  adalah  terbuat  dari  bahan  makanan  segar,  seperti:
tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah-buahan.  Jenis-jenis  MP-ASI  yang  dapat  diberikan  adalah:
Makanan  Lumat  adalah  makanan  yang  dihancurkan  atau  disaring
tampak  kurang  merata  dan  bentuknya  lebih  kasar  dari  makanan  lumat halus,  contoh:  bubur  susu,  bubur  sumsum,  pisang  saringdikerok,
pepaya saring, tomat saring, nasi tim saring, dll. b
Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan
tampak  berair,  contoh:  bubur  nasi,  bubur  ayam,  nasi  tim,  kentang  puri dll.
c
Makanan  Padat  adalah  makanan  lunak  yang  tidak  nampak  berair  dan
biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit, dll
Tabel  2.1  Pola  Makanan  Bayi  dan  Baduta  berdasarkan  jenis makanan
Umur bulan
ASI Makanan
Lumat Makanan
Lunak Makanan
Padat
– 6 √
6 – 9
√ √
9 – 12
√ √
12 – 24
√ √
Sumber : Depkes RI 2007 Agar  makanan  pendamping  dapat  diberikan  dengan  efisien,
sebaiknya diperhatikan cara-cara pemberian sebagai berikut : a.
Diberikan  secara  hati-hati,  sedikit  demi  sedikit,  dari  bentuk  encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental.
b. Makanan  baru  diperkenalkan  satu  persatu  dengan  memperhatikan
bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik. c.
Makanan  yang  menimbulkan  alergi  yaitu  sumber  protein  hewani diberikan  terakhir.  Urutan  pemberian  makanan  tambahan  biasanya
adalah: buah-buahan, tepung-tepungan, sayuran, dan daging . d.
Cara  memberikan  makanan  bayi  dipengaruhi  perkembangan emosionalnya. Makanan jangan dipaksakan, sebaiknya diberikan pada
waktu lapar. Notoatmodjo, 2007.
7.
Manfaat pemberian MP-ASI
Tujuan  dan  pentingnya  pemberian  MP-ASI  menurut  Persatuan  Ahli Gizi Indonesia Persagi, 1992 antara lain:
a. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI.
b. Mengembangkan  kemampuan  bayi  untuk  menerima  bermacam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan tekstur. c.
Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan. d.
Melakukan  adaptasi  terhadap  makanan  yang  mengandung  kadar  energi yang tinggi.
8.
Manfaat Pemberian MP-ASI sesuai tahapan umur
Setelah  usia  6  bulan,  ASI  hanya  memenuhi  sekitar  60-70  kebutuhan gizi  bayi.  Sehingga  bayi  mulai  membutuhkan  makanan  pendamping  ASI
MP-ASI.  Pemberian  makanan  padat  pertama  ini  harus  memperhatikan kesiapan  bayi,  antara  lain  keterampilan  motorik,  keterampilan  mengecap
dan  menguyah  serta  penerimaan  tarhadap  rasa  dan  bau.  Untuk  itu, pemberian  makanan  pada  pertama  perlu  dilakukan  secara  bertahap.
Misalnya,  untuk  melatih  indera  pengecapnya,  berikan  bubur  susu  satu  rasa dahulu,  baru  kemudian  dicoba  dengan  multirasa  depkes,  200,  Bowman,
BA, et all, 2001 dalam Albertus Setiawan, 2009. 9.
Kerugian Memberikan MP-ASI Terlalu Dini
Risiko  pemberian  MP-ASI  pada  bayi  terlalu  dini  yaitu  infeksi  saluran pencernaan  muntah,  diare,  infeksi  saluran  pernapasan,  meningkatkan
resiko  alergi,  meningkatkan  resiko  serangan  asma,  menurunkan
perkembangan  kecerdasan  kognitif,  meningkatkan  resiko  kegemukan obesitas,  meningkatkan  resiko  kencing  manis  diabetes,  meningkatkan
risiko  infeksi  telinga  tengah,  meningkatkan  kurang  gizi,  meningkatkan resiko kematian Roesli, 2008.
10.
Kerugian Bila Terlambat Memberikan MP-ASI
Resiko pemberian MP-ASI pada bayi bila terlambat yaitu: a.
Berat badan bayi tidak bertambah, malah menjadi kurang gizi. b.
Akan lebih sulit membujuk bayi mulai makan makanan padat pada usia lebih tua.
c. Bayi  yang tidak dilatih makan pada umur 6 bulan biasanya tidak mahu
makanan  lain  selain  ASI,  susu  formula,  atau  minuman  cair  sesudah berumur 1 tahun. Keadaan ini akan menyebabkan bayi kekurangan gizi.
Husein Albar, 2004. 11.
Permasalahan dalam Pemberian MP-ASI
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang  gizi pada  bayi  dan  anak  disebabkan  karena  kebiasaan  pemberian  MP-ASI  yang
tidak  tepat.  Keadaan  ini  memerlukan  penanganan  tidak  hanya  dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai
dengan  tingkat  pendidikan  dan  kemampuan  masyarakat.  Selain  itu  ibu-ibu kurang  menyadari  bahwa  setelah  bayi  berumur  6  bulan  memerlukan  MP-
ASI  dalam  jumlah  dan  mutu  yang  semakin  bertambah,  sesuai  dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
12.
Beberapa  kesalahanketidak  tepatan  dalam  pemberian  makanan  bayi atau anak umur   0-24 bulan
Husein Albar, 2004:
a. Pemberian Makanan Pralaktal Makanan sebelum ASI keluar
Makanan  pralaktal  adalah  jenis  makanan  seperti  air  kelapa,  air tajin,  air  teh,  madu,  pisang,  yang  diberikan  pada  bayi  yang  baru  lahir
sebelum  ASI  keluar.  Hal  ini  sangat  berbahaya  bagi  kesehatan  bayi,  dan mengganggu keberhASIlan menyusui.
b. Kolostrum dibuang
Kolostrum  adalah  ASI  yang  keluar  pada  hari-hari  pertama,  kental dan  berwarna  kekuning-kuningan.  Masih  banyak  ibu-ibu  yang  tidak
memberikan  kolostrum  kepada  bayinya.  Kolostrum  mengandung  zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat
gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang. c.
MP-ASI yang diberikan tidak cukup Pemberian  MP-ASI  pada  periode  umur  6-24  bulan  sering  tidak
tepat  dan  tidak  cukup  baik  kualitas  maupun  kuantitasnya.  Adanya kepercayaan  bahwa  anak  tidak  boleh  makan  ikan  dan  kebiasaan  tidak
menggunakan  santan  atau  minyak  pada  makanan  anak,  dapat menyebabkan  anak  menderita  kurang  gizi  terutama  energi  dan  protein
serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak. d.
Pemberian MP-ASI sebelum ASI Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI
dapat  menyebabkan  ASI  kurang  dikonsumsi.  Pada  periode  ini  zat-zat yang  diperlukan  bayi  terutama  diperoleh  dari  ASI.  Dengan  memberikan
MP-ASI  terlebih  dahulu  berarti  kemampuan  bayi  untuk  mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat
berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
e. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
f. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi  menyusui  dan  ASI  dihentikan  terlalu  dini  pada  ibu-ibu  yang
bekerja  karena  kurangnya  pemahaman  tentang  manajemen  LAKTASI pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi
kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan. g.
Kebersihan kurang Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat
menyediakan  dan  memberikan  makanan  pada  anak.  Masih  banyak  ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa
tutup  makanantudung  saji  dan  kurang  mengamati  perilaku  kebersihan dari  pengasuh  anaknya.  Hal  ini  memungkinkan  timbulnya  penyakit
infeksi seperti diare mencret dan lain-lain. h.
Prioritas gizi yang salah pada keluarga Banyak  keluarga  yang  memprioritaskan  makanan  untuk  anggota
keluarga  yang  lebih  besar,  seperti  ayah  atau  kakak  tertua  dibandingkan untuk anak baduta.
C. Konseling