51
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif eksploratif, dengan tujuan mendeskripsikan gambaran pelaksanaan
konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI di Puskesmas Wilayah Jakarta. Penelitian ini akan dinilai pada satu waktu Setiadi, 2007.
B. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yaitu Pulo Gadung, Jatinegara, Pasar Minggu, Kebayoran
Lama, dan Cilandak tahun 2012. Daerah tersebut dipilih karena program Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dan konseling pemberian
makan telah berjalan di puskesmas tersebut. selain itu, di Puskesmas tersebut belum pernah dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan
konseling makanan pendamping ASI MP-ASI. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 29 Februari sampai 30 Maret tahun 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti Hidayat, 2008. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di poli anak poli MTBS yang tercatat di Puskesmas.
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling jenuh yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel Hidayat
2007. Sampel yang diambil adalah seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di poli anak poli MTBS yaitu sebanyak 15 dari 5 Puskesmas di
wilayah Jakarta yaitu 3 responden Puskesmas Pasar Minggu, 1 responden Puskesmas Kebayoran Lama, 2 responden Puskesmas Cilandak, 4
responden Puskesmas Jatinegara dan 5 responden Puskesmas Pulo Gadung.
Kriterian Inklusi : a.
Petugas yang bertugas di poli MTBS poli anak b.
Petugas yang memberikan yang melaksanakan konseling c.
Petugas yang bersedia menjadi responden penelitian
D. Instrument Penelitian
Instrumen Penelitian ini berupa kuesioner dan lembar observasi. 1.
Wawancara Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan wawancara
responden yang pertanyaannya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan mengacu pada kerangka konsep dan kerangka teori yang telah dibuat.
Wawancara berisi tentang data demografi dan pertanyaan terbuka tentang pelaksanaan konseling MP-ASI.
2. Lembar Observasi
Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi adalah untuk mengetahui perilaku petugas kesehatan dalam melakukan
pelaksanaan konseling yang harus sesuai dengan “buku MTBSKIA”. Pada pengisian lembar observasi observer mengisi nama yang akan
diobservasi, jenis kelamin, usia, pendidikan, telah mendapatkan pelatihan MTBS, dan lama bekerja. Setelah itu melakukan penilaian
terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan konseling yang harus dilakukan dengan
mengacu pada “buku MTBSKIA
”. Pada lembar observasi terdiri dari 4 aspek yang didalamnya terdapat 20 kegiatan. Observer dalam melakukan penilaian
memberikan cek list pada kolom yang tersedia yaitu: YA apabila hal tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dalam melakukan
pelaksanaan konseling dan TIDAK apabila tenaga kesehatan Puskesmas tidak melakukan kegiatan yang ada di lembar observasi
tersebut, untuk lembar petunjuk observer tersedia didalam lampiran.
Data yang telah didapatkan dari hasil observasi kemudian dikumpulkan, kemudian dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat
lalu digolongkan perilaku tenaga kesehatan Puskesmas dalam melakukan pelaksanaan konseling menjadi tiga kategori: yaitu baik,
cukup, dan buruk kurang. Hasil ukur variabel pemberian konseling di kategorikan menjadi 3 yaitu: 2 Pelaksanaan Baik skor 33-40, 1
Pelaksanaan Cukup skor 27-32, dan 0 Pelaksanaan KurangBuruk skor 26 Azwar, 2011.
3. Evaluasi orang tua Balita
Pungumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner adalah untuk mengetahui pendapat orang tua balita dalam pelaksanaan
konseling pemberian makanan pendamping ASI MP-ASI yang dilakukan petugas.
Pada lembar kuesioner terdiri dari 4 aspek yang didalamnya terdapat 21 kegiatan. Dalam melakukan penilaian memberikan cek list
pada kolom yang tersedia yaitu: YA apabila hal tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dalam melakukan pelaksanaan
konseling dan TIDAK apabila tenaga kesehatan Puskesmas tidak melakukan kegiatan yang ada di lembar kuesioner tersebut. Data yang
telah didapatkan dari hasil kuesioner kemudian dikumpulkan, kemudian dijumlahkan sesuai dengan skor yang didapat lalu digolongkan perilaku
tenaga kesehatan Puskesmas dalam melakukan pelaksanaan konseling menjadi tiga kategori: yaitu baik, cukup, dan kurang. Hasil ukur
variabel pemberian konseling di kategorikan menjadi 3 yaitu: 2
Pelaksanaan Baik skor 35-42, 1 Pelaksanaan Cukup skor 28-34, dan 0 Pelaksanaan BurukKurang skor 28 Azwar, 2011.
E. Pengumpulan Data