Teori-teori Motivasi Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja

Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. 2. Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. 3. Kebutuhan yaitu keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik. Jadi motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang dikenal dengan istilah motivasi internalinstrinsik dan juga dapat berasal dari luar diri seseorang yang dikenal dengan motivasi eksternalekstrinsik. Motivasi instrinsik maupun ekstrinsik ada yang bersifat positif dan negatif. Kunci keberhasilan seseorang manajer dalam menggerakkan bawahannya terletak pada kemampuan untuk memahami faktor-faktor motivasi tersebut sedemikian rupa sehingga menjadi daya pendorong yang efektif.

2.3.2. Teori-teori Motivasi

Banyak dikemukakan teori tentang motivasi sebagai literatur. Masing- masing motivasi tersebut pada dasarnya berusaha menjelaskan mengapa motivasi itu timbul dan bagaimana proses motivasi itu berlangsung. 1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow Maslow mengemukakan bahwasanya individu mempunyai lima kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki yang berawal dari yang paling besar. Kelima kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis physiological needs, kebutuhan rasa aman safety needs, kebutuhan sosial social needs, kebutuhan pengharapan atau prestasi esteem needs dan kebutuhan aktualisasi diri self actualization. Dalam bukunya motivation and personality, bahwa kebutuhan sosial itu meliputi empat rincian kebutuhan yaitu: Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. 1. Kebutuhan untuk disayangi, dicintai dan diterima oleh orang lain sense of belonging. 2. Kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain sense of importance. 3. Kebutuhan untuk diikutsertakan dalam pergaulankegiatan sense of participation 4. Kebutuhan untuk berprestasi sense of achievement Untuk memenuhi kebutuhan sosial ini seorang pimpinan harus peka terhadap situasi anggotanya. Kalau kebutuhan ini tidak tercapai dapat menyebabkan motivasi anggotanya lemah. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga bawahan itu merasa diperdulikan dan dihargai dalam unit kerjanya untuk meningkatkan produktivitas yang berdampak pada kinerjanya Tenty, 2004. 2. Teori Dua Faktor dari Herzberg Herzberg mengembangkan teori ini kearah motivasi yang mempunyai implikasi luas bagi manajemen dan usaha-usahanya kearah pemanfaatan sumber daya manusia yang efektif. a. Faktor membuat orang merasa tidak puas Ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas diantara karyawan apabila kondisi ini tidak ada. Jika kondisi ini ada, maka hal itu tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi ini adalah faktor-faktor yang membuat orang merasa tidak puas atau disebut juga faktor kesehatan karena faktor ini diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang lebih rendah yaitu tingkat tidak adanya ketidakpuasan. Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. Faktor-faktor ini mencakup upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu dan supervisi teknis, mutu dari hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan. b. Faktor yang membuat orang merasa puas Ada serangkaian kondisi instrinsik, kepuasan kerja yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat sehingga dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka kondisi ini ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor-faktor ini meliputi prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang Hasibuan, 2001. Menurut teori ini, faktor-faktor yang sifatnya menyehatkan dan bersifat ekstrinsik seperti upah, dan kondisi lingkungan bukanlah yang sungguh-sungguh mendorong para pegawai untuk kerja namun peranannya hanya untuk mengurangi keresahan saja. Sedangkan faktor yang bersifat instrinsik seperti penghargaan penuh yang diperoleh dari pelaksanaan kerja yang memang baik jauh lebih besar peranannya dalam mewujudkan kepuasan kerja dan faktor-faktor demikian pula yang sungguh- sungguh dapat merupakan motivator bagi orang-orang yang memperolehnya. 3. Teori Kebutuhan Aldever Teori ini merupakan perluasan dari teori Maslow dan Herzberg. Aldever mengenalkan tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan tersebut yaitu: a. Kebutuhan akan keberadaan adalah akan tetap bisa hidup. Kebutuhan ini sama dengan kebutuhan fisik dari Maslow dan sama dengan faktor hygiene dari Herzberg. Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. b. Kebutuhan berhubungan adalah suatu kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan sesamanya hubungan sosial dan bekerja sama dengan orang lain. c. Kebutuhan untuk berkembang adalah suatu kebutuhan dari seseorang untuk mengembangkan dirinya. Kebutuhan ini sama dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi dari Maslow dan faktor motivator dari Herzberg Hasibuan, 2001. 4. Teori Motivasi Prestasi David Mc Clelland Mc Clelland menyebutkan ada tiga kelompok motivasi kebutuhan yang dimiliki seseorang, yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan kekuasaan dan kebutuhan afiliasi. Kebutuhan prestasi Achievement yaitu adanya keinginan untuk mencapai tujuan yang lebih baik daripada sebelumnya, hal ini dapat dicapai dengan cara: merumuskan tujuan, mendapatkan umpan balik, memberikan tanggung jawab pribadi, bekerja keras. Kebutuhan kekuasaan power artinya ada kebutuhan kekuasaan yang mendorong seseorang bekerja sehingga termotivasi dalam pekerjaannya. Cara bertindak dengan kekuasaan tergantung kepada: pengalaman masa kanak-kanak, kepribadian, pengalaman kerja, tipe organisasi. Kebutuhan Afiliasi artinya kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, dapat dicapai dengan cara : bekerjasama dengan orang lain sosialisasi Ishak Arep, 2003. 5. Teori Keadilan Equity Theory Menurut Stoner dan Freeman, dalam Nursalam 2007, teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi pekaryaan adalah evaluasi individu atau keadailan dari penghargaan yang diterima individu akan termotivasi jika hal yang mereka dapatkan seimbang dengan usaha yang mereka kerjakan Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. 6. Teori Harapan Expectancy Theory Teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif tingkah laku mereka, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tiap tingkah laku. Teori harapan berpikir atasa dasar: - Harapan hasil prestasi Individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari tingkah laku mereka, harapan ini nantinya akan memengaruhi keputusan tentang bagaimana cara mereka bertingkah laku. - Valensi Hasil dari suatu tingkah laku tertentu mempunyai valensi atau kekuatan untuk memotivasi, valensi ini bervariasi dari satu individu ke individu yang lain. - Harapan prestasi usaha Menurut Stoner dan Freeman, harapan orang mengenai tingkat keberhasilan mereka dalam melaksanakan tugas yang sulit akan berpengaruh pada tingkah laku. Tingkah laku seseorang sampai tingkat tertentu akan tergantung pada tipe hasil yang diharapkan Nursalam, 2007. 7. Teori Penguatan Reinforcement Theory Teori penguatan menunjukkan bagaimana konsekuensi tingkah laku di masa lampau akan memengaruho tindakan di masa depan dalam proses belajar siklis. Menurut teori penguatan seseorang akan termotivasi jika dia memberikan respons pada rangsangan pada pola tingkah laku yang konsisten sepanjang waktu Nursalam,2007. Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.

2.4. Defenisi Tuberkulosis Paru dan Cara Penularan