Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
4.4. Deskripsi Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2009.
Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas diukur melalui penemuan penderita TB Paru. Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas ini dikategorikan baik, sedang dan
buruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penemuan penderita TB Paru, 7
orang 20,6 memiliki kualitas baik, sedang 26 orang 76,5 dan buruk 1 orang 2,9. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas di Kota Medan Tahun 2009.
No. Kinerja Petugas
TB Paru
Baik Sedang
Buruk Jumlah
F F
F F
1. Penemuan
penderita TB Paru
7 20,6
26 76,5
1 2,9
34 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner 2009. 4.5. Hasil Wawancara
Untuk mengantisipasi bias jawaban responden, peneliti mewawancarai ketua program TB Paru dalam kaitan mengkonfirmasi kinerja petugas TB Paru
Puskesmas dalam penemuan penderita TB Paru yang menjadi responden. Dari hasil wawancara peneliti dengan ketua program TB Paru bahwa petugas TB Paru
Puskesmas semuanya menjalankan tugas dengan cukup baik, namun target tidak tercapai pada sebagian puskesmas dikarenakan jumlah penduduk yang banyak,
jabatan yang diberikan rangkap, BP4 dan RS penyedia jasa pelayanan pemeriksaan TB Paru berada di sekitar Puskesmas yang ada di Kota Medan, faktor lama bekerja
Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
sebagai petugas TB Paru juga merupakan faktor penunjang petugas TB Paru tidak giat menjaring suspek di lapangan, sehingga atasan perlu meningkatkan lagi motivasi
petugas untuk lebih giat lagi menjalankan tugas nya.
4.5. Analisa Statistik
Dari uji statistik yang dilakukan terdapat pengaruh yang bermakna antara kondisi kerja dan supervisi terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas p0,05,
sedangkan untuk variabel tanggung jawab, prestasi, insentif, dan pengakuan tidak ada pengaruh yang bermakna terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas p0,05.
Dengan demikian persamaan yang dapat dibentuk adalah : Y = - 0,372 + 0,401 X4+ 0,485 X6
Dimana : Y = Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas X4 = Motivasi kerja dengan indikator kondisi kerja
X6 = Motivasi kerja dengan indikator supervisi Dari persamaan di atas dapat diartikan apabila masing-masing variabel
motivasi kerja dinaikkan 1 poin, maka akan terjadi peningkatan pada kinerja petugas TB Paru Puskesmas sebesar 0,514 kali.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja petugas TB Paru Puskesmas akan meningkat apabila motivasi kerjanya ditingkatkan. Secara
rinci hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Tabel 4.6. Analisa Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru
Pada Program P2 TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009 Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Cofficients
t Sig
B Std. Error
Beta
Constant -0,372
1,216 -0,306
0,762 Tottj_k
-0,355 0,214
-0,266 -1,660
0,108 Totpre_k
0,066 0,102
0,113 0,646
0,524 Totins_k
0,128 0,156
0,141 0,825
0,417
Totkon_k 0,401
0,193 0,339
2,085 0,047
Totpen_k 0,327
0,216 0,244
1,509 0,143
Totsuv_k 0,485
0,200 0,409
2,428 0,022
Pada Tabel 4.7. terlihat koefisien determinasi R Square menunjukkan 0,354 artinya bahwa kondisi kerja dan supervisi memberikan pengaruh sebesar 35,4
terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas, sedangkan 64,6 lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Tabel 4.7. Koefisien Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas
TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru PadaProgram P2 TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009.
Model Summary
Model R
R Square Adjusted
R Square Std.Error of the
Estimate
1 .595
a
.354 .210
.408 a. Predictors: Constant, TOTPEN-K, TOTTJ-K, TOTKON-K, TOTINS-K,
TOTPRE-K
Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB V PEMBAHASAN
Kinerja petugas TB Paru Puskesmas adalah hasil kerja petugas sesuai dengan uraian tugas yang diemban. Kinerja petugas TB Paru dilihat dari penampilan kerja
tenaga petugas dalam melakukan P2P TB Paru di Puskesmas Kota Medan, yaitu: Menemukan Penderita, melakukan penjaringan tersangka pada penderita, meliputi
penjaringan tersangka secara passive promotive case finding, mengumpulkan dahak dan mengisi buku daftar suspek,membuat sediaan hapus dahak dan mengirim sediaan
tersebut ke laboratorium, menegakkan diagnosis dan membuat klasifikasi type penderita, mengisi kartu penderita dan kartu identitas penderita, memeriksa kontak
terutama kontak dengan penderita TB Paru BTA + dan memantau jumlah suspek yang diperiksa dan jumlah penderita TB Paru yang ditemukan.
Teknik penilaian dilakukan dengan penilaian diri sendiri self appraisal, dengan harapan petugas TB Paru Puskesmas tersebut dapat lebih mengenal kekuatan
dan kelemahan dirinya, sehingga mampu mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.
Hasil penelitian terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas, menunjukkan bahwa 7 orang 20,6 memiliki kualitas baik, sedang 26 orang
76,5 dan buruk 1 orang 2,9. Artinya kemampuan petugas TB Paru Puskesmas dalam penemuan penderita TB Paru masih belum optimal.
Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Berdasarkan wawancara dengan responden yang memiliki jabatan rangkap, ternyata mereka mendapat kesulitan dalam menjalankan tugasnya dikarenakan beban
kerjanya bertambah berat dengan jumlah penduduk yang besar dan faktor usia serta jabatan yang diberikan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan responden.
Berdasarkan hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi pengambil kebijakan di Dinas Kesehatan Kota Medan dalam menyikapinya dengan menambah tenaga kesehatan di
tiap Puskesmas berdasarkan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja tiap puskesmas dan memberikan kesempatan kepada yang muda untuk memegang suatu
jabatan di Puskesmas. Variabel motivasi kerja mempunyai kontribusi terhadap kinerja petugas TB
Paru Puskesmas dalam penemuan penderita TB Paru. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gibson yang dikutip oleh Ilyas 1999, bahwa motivasi
merupakan variabel psikologis yang memengaruhi kinerja. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja dan demografis.
Menurut Davis yang dikutip oleh Adiono 2002, faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan motivasi. Demikian pula menurut
Siagian 1992 bahwa motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja
karyawan.
5.1. Pengaruh Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Petugas TB Paru