Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
motivator atau faktor pendorong yang kuat bagi pegawai dalam bekerja Zainun, 1989.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa prestasi tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas karena prestasi kerja setiap
petugas TB Paru Puskesmas walaupun tidak menonjol yang dilihat, setiap petugas TB Paru Puskesmas selalu diberikan kesempatan untuk mencapai hasil yang lebih baik
atas pekerjaannya oleh Kepala Puskesmas, tetapi kinerja petugas TB Paru masih rendah.
5.3. Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Petugas TB Paru
Hasil uji regresi linear berganda variabel insentif terhadap kinerja petugas TB Paru, didapatkan p = 0,417 0,05 yang menunjukkan bahwa insentif tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden 55,9 menyatakan insentif dengan kategori
sedang dan 44,1 menyatakan insentif kategori buruk. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat saydam 1996 bahwa
pemberian insentif akan memotivasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, dan juga tidak sejalan dengan teori kebutuhan dari maslow bahwa kebutuhan fisiologis
insentifhonor harus terpenuhi dulu walaupun tidak 100 baru kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan bahwa insentif tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas karena setiap petugas TB
Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Paru Puskesmas sudah memperoleh gaji khusus tiap bulannya sebagai pemegang program TB Paru, tetapi kinerja petugas TB Paru masih rendah.
5.4. Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru
Hasil uji regresi linear berganda variabel kondisi kerja terhadap kinerja petugas TB Paru, didapatkan p = 0,047 0,05 yang menunjukkan bahwa kondisi
kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden 82,4 menyatakan kondisi kerja sedang dan
17,6 menyatakan kondisi kerja baik. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg yang dikutip oleh Robbins 2003,
meskipun faktor-faktor pendorong motivasi baik keadaannya tetapi jika faktor-faktor pemeliharaannya tidak baik, tidak akan menimbulkan kepuasan kerja bagi karyawan,
oleh sebab itu untuk meningkatkan motivasi dengan cara perbaikan faktor-faktor pemeliharaan, baru kemudian pendorong motivasi.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa kondisi kerja berpengaruh terhadap kinerja petugas TB Paru karena kondisi kerja di Puskesmas
yang ada di kota Medan walaupun kondusif yang dapat dilihat dari hubungan sesama petugas kesehatan yang saling menghargai dan memiliki rasa kekeluargaan yang kuat,
tetapi sarana dan peralatan belum memadai sehingg kinerja petugas TB Paru masih rendah.
5.5. Pengaruh Pengakuan Terhadap Kinerja Petugas TB Paru