Pengaruh Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Pengaruh Prestasi Terhadap Tingkat Kinerja Petugas TB Paru

Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. Berdasarkan wawancara dengan responden yang memiliki jabatan rangkap, ternyata mereka mendapat kesulitan dalam menjalankan tugasnya dikarenakan beban kerjanya bertambah berat dengan jumlah penduduk yang besar dan faktor usia serta jabatan yang diberikan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan responden. Berdasarkan hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi pengambil kebijakan di Dinas Kesehatan Kota Medan dalam menyikapinya dengan menambah tenaga kesehatan di tiap Puskesmas berdasarkan jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja tiap puskesmas dan memberikan kesempatan kepada yang muda untuk memegang suatu jabatan di Puskesmas. Variabel motivasi kerja mempunyai kontribusi terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas dalam penemuan penderita TB Paru. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gibson yang dikutip oleh Ilyas 1999, bahwa motivasi merupakan variabel psikologis yang memengaruhi kinerja. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja dan demografis. Menurut Davis yang dikutip oleh Adiono 2002, faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan motivasi. Demikian pula menurut Siagian 1992 bahwa motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja karyawan.

5.1. Pengaruh Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Petugas TB Paru

Hasil uji regresi linear berganda didapatkan bahwa tanggung jawab tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja petugas TB Paru di Kota Medan 40 Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. dengan p= 0,108 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden 88,2 memiliki tanggung jawab sedang dan 8,8 memiliki tanggung jawab buruk, serta 2,9 memiliki tanggung jawab baik. Hal ini bertolak belakang dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg bahwa faktor yang berasal dari dalam intrinsik seperti tanggung jawab, pengakuan, keberhasilan dan pengembangan merupakan motivator atau faktor pendorong yang kuat bagi pegawai dalam bekerja Zainun, 1989. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa petugas TB Paru Puskesmas di dalam melaksanakan pekerjaannya penuh dengan tanggung jawab karena program TB Paru yang dibuat oleh pemerintah memberikan gaji tambahan kepada pemegang program sehingga tanggung jawab tersebut didasarkan atas kepatuhan yang kuat terhadap perintah atasan. Tetapi tanggung jawab yang tinggi ini tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas, karena tanggung jawab ini hanya ketakutan semata kepada atasan.

5.2. Pengaruh Prestasi Terhadap Tingkat Kinerja Petugas TB Paru

Hasil uji regresi linear berganda variabel prestasi terhadap kinerja petugas TB Paru, didapatkan p = 0,524 0,05 yang menunjukkan bahwa prestasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 23,5 memiliki prestasi kerja baik , sedang 38,2, dan buruk 38,2 Hal ini bertolak belakang dengan teori motivasi yang dikemukan oleh Herzberg bahwa pengakuan, prestasi, pertumbuhan dan perkembangan merupakan Nelly Novithalina Gari : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit P2P TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009, 2009. motivator atau faktor pendorong yang kuat bagi pegawai dalam bekerja Zainun, 1989. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa prestasi tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas TB Paru Puskesmas karena prestasi kerja setiap petugas TB Paru Puskesmas walaupun tidak menonjol yang dilihat, setiap petugas TB Paru Puskesmas selalu diberikan kesempatan untuk mencapai hasil yang lebih baik atas pekerjaannya oleh Kepala Puskesmas, tetapi kinerja petugas TB Paru masih rendah.

5.3. Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Petugas TB Paru