1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang di dalam dirinya mempunyai harkat dan martabat sebagaimana
manusia seutuhnya.
1
Oleh karena itu, tentunya anak membutuhkan perlindungan hukum dalam berbagai aktifitas mereka. Orang tua adalah
orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan, kelangsungan hidup dan mengoptimalkan
tumbuh kembangnya anak. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam Al-Quran pun telah menyuratkan dan mengajarkan
bahwa anak harus dipelihara dengan baik. Sebagaimana yaitu Allah berfirman :
“Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi dan tidak mengetahui. Dan mereka mengharamkan apa
1
UU RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. h,33
yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada- ngadakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah
mereka mendapat petunjuk”. Q.S. An-nahl 58-59 Anak-anak juga memiliki karakteristik yang khas. Lingkungan
kehidupan pertama yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan anak adalah keluarga. Orang tua merupakan orang penting yang langsung
berhubungan dengan anak.
2
Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak,
yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak
berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa. Psikososial merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh
faktor sosial dan kultur. Erikson Faktor gangguan Psikososial, 1963 menemukan bahwa dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat
tugas-tugas perkembangan penting yang perlu diselesaikan dengan baik. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara
urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik. Psikososial didefinisikan sebagai hubungan yang dinamis antara
psikologis dan pengaruh sosial dan diantara keduanya saling mempengaruhi. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang penting
2
Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, Bandung :PT.Refika Aditama, cet:1
untuk proses perkembangan anak, hal tersebut akan beriringan dengan proses, sehingga psikososial akan berubah sesuai dengan perubahan
pertumbuhan dan perkembangan individu.
3
Anak-anak selain makhluk sosial juga merupakan makhluk spiritual. Spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritualitas
adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar daripada kekuatan diri kita. Suatu kesadaran yang menghubungkan kita
langsung dengan Tuhan. Untuk itu orang tua wajib menanamkan nilai-nilai dan ajaran agama kepada anak-anak. Mengabaikan pendidikan nilai-nilai
spiritual ini berarti mengingkari sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Anak-anak dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan yang merawatnya. Lingkungan pertama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan anak adalah keluarga. Oleh karena itu
untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu kebutuhan akan
makanan bergizi, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual, pendidikan, kesehatan, bermain serta memerlukan lingkungan keluarga
dan lingkungan sosial yang mendukung bagi kelangsungan tumbuh
3
http:www.kalbe.co.idfilesck159 09Prevalensibeberapafaktorgangguanpsikososial.
kembang hidupnya.
4
Idealnya berarti anak harus tinggal bersama orang tuanya, untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Tetapi pada
kenyataanya, masih banyak kita melihat anak-anak yang terlantar. Padahal dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak pasal 4 berbunyi setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan. Serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
5
Tentunya hal demikian itu tidak sesuai dengan isi pasal tersebut.
Melihat hal ini, salah satu panti asuhan yang ada di Indonesia yaitu Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa selaku Panti sosial
dibawah naungan Dinas Sosial, memberikan program penampungan perawatan untuk menyelamatkan anak dari ketelantaran agar dapat tumbuh
kembang secara wajar. Disini anak-anak diberikan pelayanan seperti, pelayanan kesehatan gizi, kesejahteraan sosial, mental, spiritual,
pendidikan pra sekolah, pendidikan taman kanak-kanak, rekreasi, dan penyaluran bina lanjut.
6
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
4
Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan anak, keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan
Sosial Anak Jalanan, 1999, h.1.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Surabaya:Media Center 2006.h.117
6
Profil Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, h.2.
diharapkan dapat mengembalikan anak-anak kedalam kehidupan yang layak dan normatif.
Meskipun sudah banyak panti-panti yang berdiri dengan tujuan menghindarkan anak dari keterlantaran, tetap keluargalah tempat yang
paling utama untuk tempat di mana anak dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan karena anak-anak dalam perkembanganya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan yang merawatnya. Hal ini terlihat dari bagaimana anak itu tumbuh dan berkembang. Terlihat berbeda
perkembangan diantara anak yang tumbuh dilingkungan keluarga dengan anak yang tumbuh di lingkungan panti asuhan. Perkembangan anak dilihat
dari perkembangan bio, psiko, sosial dan spiritualnya. Berdasarkan pengamatan penulis sementara mengenai perkembangan anak yang tinggal
bersama orang tuanya adalah: 1 Perkembangan Bio: Anak terlihat sehat, bersih. Dikarenakan
anak mendapatkan ASI air susu ibu yang cukup dan mendapatkan makanan yang bergizi. Serta daya imun yang
cukup. 2 Perkembangan Psikologis: Anak dalam perawatan orang tua,
emosi akan terlihat labil, tidak emosional. Emosi anak masih bisa dikendalikan karena adanya kedekatan hubungan antara
anak dengan orang tua.
3 Perkembangan Sosial: Anak mudah beradaptasi, mudah bersosialisasi dan lebih terbuka. Anak juga tidak akan sulit
dalam berkenalan dengan orang baru dan anak pun tidak sulit untuk mendapatkan teman baru.
4 Perkembangan Spiritual: Anak usia 3 tahun sudah bisa meniru gerakan sholat dan usia 6 tahun sudah bisa mulai membaca
huruf-huruf Al-Qur’an. Hal ini akan berbeda situasinya dengan anak yang tumbuh didalam
panti asuhan. Penulis berasumsi bahwa perkembangan anak yang tumbuh di dalam panti asuhan akan terlihat sebagai berikut:
1 Perkembangan Bio: Tidak terlalu sehat. Anak pun mudah sakit hal ini karena anak tidak mendapatkan ASI air susu ibu
sehingga kurang daya imun didalam tubuhnya. 2 Perkembangan Psikologis: Anak bersifat cenderung agresif.
Agresif ditunjukan karena anak ingin mencari perhatian kepada orang dewasa. Anak juga ada yang bersifat penakut.
Ketakutanya ditunjukan dengan apabila anak melihat orang asing, ia akan lari dan apabila dihampiri si anak akan menangis.
Anak pun juga ada yang memiliki sifat pendendam meskipun tidak semua anak. Sifat pendendam disebabkan karena si anak
mendapat perlakuan yang tidak baik, tidak adil. Anak tidak bisa
mengungkapkanya sehingga ia pendam didalam hati dan tumbuh menjadi pendendam.
3 Perkembangan Sosial: Anak sulit untuk beradaptasi dengan orang asing. Yang anak kenal hanyalah orang yang berada
didalam panti, sehingga anak akan sulit dalam beradaptasi, bersosialisasi dengan orang asing.
4 Perkembangan Spiritual: Anak didalam panti usia 3 tahun belum bisa meniru gerakan sholat. Anak pun usia 6 tahun
belum bisa menghafal huruf-huruf Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan
kurangnya sumber
daya manusia
yang mengajarkan mereka.
Ilustrasi diatas merupakan hasil observasi awal, belum tentu benar dan mungkin dari ilustrasi sementara tersebut berakibat sebaliknya. Untuk
itu kebenaranya akan lebih digali lagi di dalam penelitian ini dan dituangkan di dalam skripsi ini. Yang akan menjadi pertanyaan, apakah
benar anak yang di panti asuhan lebih rentan sakit, emosi tidak labil, anak panti cenderung pendiam? kegiatan seperti apakah yang mereka lakukan
sehari-hari? Kondisi lingkungan seperti apakah yang mereka dapat? Apakah anak yang di dalam panti bisa tumbuh secara optimal? Dan apakah
benar ada perbedaan perkembangan biopsikososial spiritual antara anak di panti asuhan dengan anak yang tumbuh di lingkungan keluarga? Atau
justru malah sebaliknya, tidak ada perbedaan perkembangan diantara keduanya?
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih jauh lagi mengenai perkembangan biopsikososial spiritual
anak yang tumbuh di dalam panti asuhan. Untuk itu penulis akan menggali lebih dalam tentang perkembangan biopsikososial spiritual anak yang
berada didalam panti asuhan? Dan bagaimana cara panti mengembangkan perkembangan biopsikososial spiritual anak? Oleh karena itu penulis
mengambil judul tentang “Analisis Biopsikososial Spiritual pada Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa”.
B. Batasan dan Perumusan masalah